Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Habib Ludfi

Pentingnya Proteksi Radiasi bagi Radiografer

Edukasi | 2023-05-16 17:41:43
Ilustrasi Radiografer sedang Bekerja. (Sumber : pixabay.com)

Radiografer adalah seorang profesional tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan dan prosedur pencitraan medis. Mereka bekerja sama dengan dokter spesailis radiologi untuk mendapatkan gambar diagnostik tubuh manusia menggunakan berbagai teknologi pencitraan, seperti sinar-X, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), dan ultrasound. Tetapi jangan salah, sinar-X sendiri memiliki bahaya dalam jangka panjang jika terpapar secara terus menerus pada tubuh manusia. Berikut adalah beberapa peran dan tanggung jawab seorang radiografer:

1. Perawatan Pasien: Radiografer bertanggung jawab atas kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan pasien selama prosedur pencitraan. Mereka menjelaskan prosedur kepada pasien, mengatasi masalah atau pertanyaan apapun, dan memastikan kerja sama pasien selama pemeriksaan.

2. Pengoperasian Peralatan: Radiografer mengoperasikan dan memelihara peralatan pencitraan yang digunakan untuk mengambil gambar diagnostik. Ini termasuk memposisikan pasien dengan benar, menyesuaikan pengaturan peralatan, dan mengikuti protokol khusus untuk setiap modalitas pencitraan.

3. Kualitas Gambar: Radiografer dapat memperoleh gambar dengan kualitas tinggi dan meminimalkan paparan radiasi terhadap pasien. Mereka dengan hati-hati memposisikan pasien dan menggunakan langkah-langkah perlindungan radiasi, seperti celemek dan pelindung timbal, untuk membatasi paparan radiasi yang tidak perlu.

4. Bahan Kontras: Dalam beberapa kasus, radiografer dapat memberikan bahan kontras, seperti pewarna berbasis yodium, untuk meningkatkan visibilitas struktur tubuh tertentu selama prosedur pencitraan. Mereka memastikan administrasi yang tepat, memantau reaksi pasien, dan mengatasi mengenai kemungkinan efek samping.

5. Keselamatan Radiasi: Radiografer mematuhi pedoman dan protokol keselamatan radiasi untuk melindungi diri mereka sendiri, pasien, dan orang lain dari paparan radiasi yang tidak perlu. Mereka menggunakan perangkat pemantau radiasi, memastikan lingkungan kerja yang aman, dan menerapkan teknik proteksi radiasi yang tepat.

6. Pendidikan Berkelanjutan: Radiografer berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjutan dan pengembangan profesional untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi pencitraan, praktik keselamatan radiasi, dan teknik perawatan pasien. Mereka dapat menghadiri konferensi, lokakarya, dan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

Radiografer memainkan peran penting dalam sistem perawatan kesehatan dengan berkontribusi pada diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi medis melalui penggunaan pencitraan medis. Keahlian dan keterampilan teknis mereka sangat penting untuk mendapatkan gambar yang akurat dan berkualitas tinggi, memastikan keselamatan pasien, dan mendukung perawatan pasien yang efektif. Karena radiografer bekerja berhubungan dengan radiasi pengion dimana radiasi pengion itu sangat berbahaya. Maka dari itu, mereka harus memperhatikan keselamatan mereka yaitu dengan menerapkan protokol perlingdungan diri atau proteksi radiasi.

Proteksi radiasi mengacu pada langkah-langkah dan praktik yang ditujukan untuk meminimalkan paparan radiasi pengion dan mengurangi potensi risiko kesehatan yang terkait dengannya. Radiasi pengion termasuk bentuk radiasi seperti sinar-X, sinar gamma, dan partikel berenergi tinggi yang memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi atom dan molekul, yang dapat menyebabkan potensi kerusakan biologis. Berikut adalah beberapa aspek penting dari proteksi radiasi:

1. Waktu: Minimalkan waktu yang dihabiskan di dekat sumber radiasi untuk mengurangi paparan. Ketika mempersingkat waktu pemaparan dapat mengurangi juga dosis yang diserap.

2. Jarak: Jika memungkinkan, tingkatkan jarak ke sumber radiasi. Intensitas radiasi menurun dengan cepat dengan jarak dari sumber, mengikuti hukum kuadrat terbalik.

3. Perisai: Gunakan bahan pelindung untuk memblokir atau menipiskan radiasi. Pilihan pelindung tergantung pada jenis dan energi radiasi. Bahan pelindung umum termasuk timah, beton, baja, dan air.

4. Alat Pelindung Diri (APD): Gunakan APD yang sesuai, seperti celemek timbal, sarung tangan, kacamata, dan dosimeter, untuk melindungi mereka yang bekerja dengan atau sering terpapar radiasi. APD harus dipilih sesuai dengan jenis dan energi radiasi.

5. Pengendalian kontaminasi: Mencegah dan mengendalikan kontaminasi radioaktif dengan menerapkan praktik kebersihan yang baik, menggunakan penghalang pelindung, dan memelihara lingkungan kerja yang bersih. Area dan bahan yang terkontaminasi harus diidentifikasi, diisolasi, dan didekontaminasi dengan tepat.

6. Kepatuhan peraturan: Mematuhi peraturan dan pedoman proteksi radiasi baik lokal, nasional, dan internasional. Peraturan ini menentukan batas paparan, tingkat radiasi yang diizinkan, dan protokol keselamatan untuk berbagai aplikasi, seperti pengaturan medis, industri, dan penelitian.

7. Pemantauan dan pengukuran dosis: Pantau tingkat radiasi secara teratur di tempat kerja di mana sumber radiasi digunakan. Individu menggunakan dosimeter, seperti film badges, thermoluminescent dosimeters (TLDs), atau electronic personal dosimeters (EPDs), untuk mengukur paparan radiasi kumulatif mereka.

8. Pelatihan dan pendidikan: Pastikan bahwa mereka yang bekerja dengan sumber radiasi mendapatkan pelatihan yang sesuai tentang keselamatan radiasi, termasuk memahami risikonya, menggunakan tindakan perlindungan, dan menangani situasi darurat.

9. Penilaian risiko: Melakukan penilaian risiko secara teratur untuk mengidentifikasi potensi bahaya, mengevaluasi jalur paparan, dan menerapkan tindakan pengendalian yang tepat. Ini termasuk mengevaluasi risiko yang terkait dengan sumber radiasi, praktik kerja, dan potensi kecelakaan atau insiden.

10. Kesiapsiagaan darurat: Mengembangkan dan menerapkan rencana tanggap darurat untuk mengatasi potensi kecelakaan, kebocoran, atau situasi berbahaya terkait radiasi. Ini termasuk prosedur untuk evakuasi, dekontaminasi, dan perawatan medis.

Penting untuk dicatat bahwa praktik proteksi radiasi dapat bervariasi tergantung pada aplikasi dan industri tertentu. Organisasi dan badan pengatur yang berbeda mungkin memiliki pedoman dan persyaratan mereka sendiri untuk proteksi radiasi. Oleh karena itu, penting untuk radiografer berkonsultasi dan mengikuti peraturan dan rekomendasi yang berlaku.

Habib Ludfi Mahasiswa D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image