Ternyata Gelombang Panas Bisa Melahap Perekonomian!
Edukasi | 2023-05-16 16:58:41Akhir akhir ini negara asia selatan mengalami gelombang panas, dilansir dari laman BMKG negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos melaporkan beberapa hari ini suhu panas mencapai 40°C . Gelombang panas merupakan fenomena cuaca ekstrem yang terjadi ketika suhu udara di suatu wilayah melampaui nilai ambang tertentu dalam periode waktu yang signifikan. Gelombang panas dapat terjadi di mana saja di dunia dan dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan manusia, lingkungan, maupun ekonomi. Pada artikel kali ini, kita akan mengeksplorasi apa dampak gelombang panas ini terhadap perkonomian pada suatu negara.
Tentu saja, Fenomena ini memiliki pengaruh pada aktivitas manusia, khususnya pada sektor perekonomian, dari penurunan produksi pada sektor pertanian hingga adanya penurunan produktivitas bagi tenaga kerja.Menurut National Institute of Disaster Management (NIDM), India, "fenomena gelombang panas ini dapat membunuh laju penguapan dari sumber daya air, secara tidak langsung kesuburan dari tanaman dan akan terganggu selama periode gelombang panas". dan disebutkan "bahwa peningkatan suhu yang tidak normal akan mengakibitkan penurunan hasil panen 15-25%". Pada sektor pertanian, gelombang panas dapat menyebabkan akan terjadinnya kekeringan, kemudianmenghancurkan tanaman dan hal tersebut dapat mengurangi hasil panen. Tanaman pangan seperti gandum, jagung, dan kedelai sangat rentan terhadap suhu ekstrem. kegagalaan panen tersebut jika terjadi dengan waktu yang cukup lama maka akan mengakibatkan pasokan makanan dan hal tersebut dapat memicu terjadinya harga makanan yang akan meningkat dan hal ini akan membahayakan pada stabilitas ekonomi makro. Kurangnya pasokan makanan dapat mengakibatkan peningkatan harga bahan pangan dan mengganggu rantai pasokan. Akibatnya, kelaparan dan ketidakstabilan pangan dapat terjadi, terutama di negara-negara yang bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Para peneliti dari University of Cambridge dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal yang berjudul “Lethal heatwaves are challenging India’s sustainable development” menyebutkan bahwa produktivitas seseorang yang bekerja diluar ruangan akan menurun hingga 15% yang dikarenakan oleh gelombang panas, hal ini juga mempengaruhi pada kualitas hidup pada 480 juta orang di india dimana ini akan menelan biaya hingga 2,8% dari PDB. Kemudian menurut World Bank pertumbuhan PDB India mungkin akan turun hingga 6,3% pada 2023-2024 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang mencapai 6,6% yang dikarenakan oleh gelombang panas. Kegiatan produktivitas merupakan hal yang sangat membantu bagi pembangunan ekonomi, dari penambahan input produksi kemudian akan meningkatkan pendapatan PDB jika produktivitas ini menurun pada suatu negara maka akan mempengaruhi banyak sektor perkonomian pada negara tersebut dan hal tersebut pastinya kan menurunkan pendapatan PDB pada suatu negara.
Untuk mengatasi dampak gelombang panas terhadap perokonomian, perlu adanya tindakan preventif dan juga adaptif, salah satunya dengan beberapa langkah yang harus diambil diambil. Pertama, pemerintah perlu meningkatkan kesadaran kepada pengusaha akan resiko terhadap gelombang panas dan memberikan pemahaman maupun tindakan seperti apa yang harus dilakukan oleh karyawan mereka pada situasi seperti ini, permahaman tersebut mencakup pada pengaturan waktu kerja yang fleksibel, memberikan akses air minum yang cukup, dan memastikan lingkungan kerja yang sejuk dan ventilasi yang baik. Selain itu, investasi dalam infrastruktur juga mengatasi suhu ekstrem, Misalnya, pada penggunaan teknologi pendingin seperti AC dan pengaturan suhu yang efisien dapat membantu menjaga suhu dalam ruangan yang nyaman bagi seorang karyawan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.