Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Asa Malinda

Apakah Benar Bahwa DBD Sama dengan Malaria?

Edukasi | 2023-05-15 09:22:29

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akibat nyamuk yang berkembang paling pesat di dunia. Saat ini kita berada di musim penghujan, pada musim penghujan populasi nyamuk Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya penularan penyakit DBD.

Menurut Tarmizi, Siti Nadia (2022) berdasarkan catatan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) sampai Minggu ke 36, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari 2022 dilaporkan sebanyak 87.501 kasus (IR 31,38/100.000 penduduk) dan 816 kematian (CFR 0,93 Pada hari Selasa tanggal 28 Oktober 2023 media online tribunnews memberitakan bahwa Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Blora pada awal tahun 2023 ini mencapai 56 kasus dan sudah merenggut empat korban jiwa. Terdiri dari 39 kasus di Januari dan 7 kasus di Februari. Serta terhitung kurang lebih 150 suspek DBD yang masih pada tahapan demam dengue.

DBD disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk, dua nyamuk yang bisa menularkan virus ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Banyak orang tidak mengalami adanya tanda atau gejala infeksi DBD. Bahkan jika mengalami tanda tanda tersebut banyak dari kita yang menyalah artikan sebagai penyakit lain (seperti flu). Berikut ini adalah gejala akan muncul jika kita terkena DBD menurut Agustina, Novita (2020) :

● Karakteristik penyakit demam akut fase awal terdiri dari:

1. Suhu lebih besar dari 39°C dan tetap demikian selama 2-7 hari

2. Pasien mungkin berkeringat, gelisah, dan memiliki ekstremitas yang dingin dan menunjukkan perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

3. Setelah 24-48 jam dari onset fitur spesifik DBD, hemostasis abnormal dan kebocoran plasma diamati sebagai gejala khas.

Ada beberapa tips Pertolongan Awal Terhadap Penderita DBD Menurut Kemenkes RI tahun 2019, yaitu:

1. Tirah baring (bedrest)

2. Perbanyak minum air minimal 2 liter per hari

3. Kompres hangat

4. Berikan obat pereda demam, jika demam tinggi

5. Jika dalam 2-3 hari gejala semakin memburuk seperti tampak lemas, muntah-muntah, mimisan, pendarahan gusi, dan sebagainya segeralah dibawa ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk ditangani lebih lanjut.

Menurut Kemenkes RI (2017) ada pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien hingga saat ini yaitu dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menggunakan metode 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang Barang Bekas).

Sementara itu, Plus pada metode 3M Plus tersebut dimaksudkan untuk melakukan segala bentuk kegiatan pencegahan yang lain seperti:

1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

2. Menggunakan kelambu saat tidur

3. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk

4. Menanam tanaman pengusir nyamuk

5. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah.

6. Menggunakan anti nyamuk semprot maupun oles bila diperlukan.

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles betina melalui parasit Plasmodium sp. yang kemudian hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia(Admindinkesro: 2023).

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, ada 415.140 kasus malaria di Indonesia pada 2022. Jumlah tersebut melonjak 36,29% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 304.607 kasus.

Malaria disebabkan oleh plasodium,terdapat beberapa jenis plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria, yakni:

1. Plasmodium Vivax

2. Plasmodium Ovale

3. Plasmodium Malariae

4. Plasmodium Falciparum

Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis parasit yang paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.

Gejala malaria akan mulai muncul setidaknya dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari setelah tergigit nyamuk, gejalannya yaitu:

1. Demam

2. Menggigil

3. Sakit kepala

4. Berkeringat banyak

5. Lemas

6. Pegal linu

7. Gejala anemia atau kurang darah

8. Mual atau muntah

Malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles, oleh karena itu pencegahannya adalah dengan merubah pola perilaku manusia agar nyamuk tidak muncul. Berikut beberapa tips untuk mencegah penyebaran penyakit malaria:

1. Gunakan kelambu ketika tidur

2. Memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan panjang selama beraktivitas

3. Hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk

4. Lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas, dan Mendaur ulang barang bekas)

5. Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET (diethyltoluamide)

6. Pasang obat nyamuk dan rutin menyemprot obat nyamuk terutama di pagi dan sore hari

7. Rutin melakukan fogging massal di daerah dengan tingkat malaria yang tinggi minimal sebulan sekali

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image