Upaya Mengatasi Climate change Menggunakan Artificial Intelligence
Teknologi | 2023-05-12 18:34:46Artificial intelligence adalah sebuah anugerah bagi manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan bidang ilmu komputer yang mencakup cara manusia mengetahui, memahami, memprediksi dan melakukan manipulasi terhadap hal-hal yang lebih besar dan lebih rumit dari yang pernah ada (Budiharto & Suhartono, 2014). Kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam beberapa tahun terakhir sangatlah pesat. Pesatnya perkembangan AI mengakibatkan perubahan terhadap cara kita hidup, bekerja, serta berinteraksi dengan teknologi. AI dianggap sangat membantu dan memberikan manfaat bagi manusia.
AI telah banyak kita temui dalam berbagai sektor kehidupan. Dalam sektor kesehatan, telah banyak kecerdasan buatan berupa alat-alat kesehatan yang membantu tenaga medis dalam menangani pasien. Pada sektor ekonomi AI juga sangat membantu, seperti dalam analisis data, memprediksi kebutuhan pasar, dan lain-lain. Begitu juga dalam sektor pertanian, AI tentunya banyak membantu. Sebagai contoh, sudah banyak robot berbentuk drone yang menyemprotkan desinfektan dan pupuk pada lahan-lahan pertanian. Hal ini tentu sangat membantu karena dapat lebih menghemat waktu dan tenaga.
Namun akhir-akhir ini, sektor pertanian dibuat khawatir terhadap perubahan iklim. Bagaimana tidak? Sektor pertanian dikatakan sebagai sektor yang merasakan dampak paling kuat dari perubahan iklim dikarenakan pola tanam, waktu tanam, intensitas tanaman, produksi, dan kulitas hasil dari tanaman sangat terpengaruh oleh perubahan iklim. Perubahan iklim juga dapat menyebabkan kegagalan panen, kerusakan sumber daya lahan pertanian, dan lain-lain yang tentunya sangat merugikan sektor pertanian. Maka dari itu, harus ditemukan solusi untuk perubahan iklim. Keecerdasan buatan adalah solusi yang tepat untuk membantu menyelesaikan masalah mengenai perubahan iklim ini.
Pengertian perubahan iklim menurut Enviromental Protection Agency (EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh). Manusia merupakan faktor terbesar dari terjadinya perubahan iklim. Kegiatan sehari-hari yang kita lakukan sedikit demi sedikit menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Penebangan hutan, banyaknya transportasi, serta pabrik-pabrik industri menghasilkan gas emisi yang menyebabkan perubahan iklim. Sejumlah bukti baru hasil berbagai studi mutakhir memperlihatkan bahwa faktor antropogenik, terutama perkembangan industri yang sangat cepat selama 50 tahun terakhir telah memicu terjadinya pemanasan global secara signifikan (Surmaini,dkk. , 2011).
Climate change atau perubahan iklim ini memang berdampak besar pada sektor pertanian, namun bukan berarti sektor lain tidak terkena dampak dari perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan kemarau panjang, meningkatnya polusi udara, banjir, serta perubahan cuaca yang ekstrem. Hal ini menyebabkan resiko manusia terkena penyakit semakin tinggi, sehingga berdampak pada sektor kesehatan. Selain manusia, hewan pun akan merasakan dampak dari perubahan iklim. Sehingga akan berdampak pula pada sektor perikanan dan peternakan. Selain itu, perubahan iklim juga dapat dirasakan masyarak secara langsung. Anomali iklim dan musim pada tahun 2010 adalah salah satu contohnya. Sepanjang tahun itu, hujan terus mengguyur seluruh wilayah Indonesia sekalipun daerah tersebut mengalami musim kemarau. Dampak perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya anomali dan iklim di Indonesia. Di luar itu, dampak fisik lainnya adalah terjadi perubahan siklus air dan perluasan wilayah tropis, perubahan frekuensi kejadian ENSO, peningkatan kejadian puting beliung, kejadian iklim ekstrem, serta gelombang tinggi (Aldrian,dkk. , 2011).
Perubahan iklim memang sesuatu yang pasti akan terjadi dan tidak dapat dihindari. Namun iklim berubah jauh lebih cepat dari perkiraan para ilmuwan. Maka dari itu, kita dapat berusaha memperlambat climate change. Salah satu upaya dalam memperlambat perubahan iklim adalah dengan menggunakan kecerdasan buatan. Lalu, bagaimana cara AI dalam membantu memperlambat climate change?
1. AI membantu menjaga lingkungan
Perubahan iklim salah satunya disebabkan oleh limbah dari industri. Kecerdasan buatan adalah solusi yang tepat untuk mengolah limbah yang dihasilkan. Memilah-milah limbah lalu menentukan proses yang paling tepat untuk limbah tersebut agar tidak semakin merusak lingkungan dapat dilakukan oleh AI dengan efisien. Selain itu, climate change dapat disebabkan karena banyaknya hutan yang gundul. Kecerdasan buatan juga dapat membantu hal ini dengan cara mengidentifikasi hutan mana yang butuh diperbaiki. Setelah AI menemukannya, pemerintah harus menindaklanjuti hutan tersebut. Jadi, hal ini termasuk upaya AI menyelesaikan permasalahan climate change dengan menjaga lingkungan.
2. Kecerdasan buatan membantu para peneliti
Para peneliti pasti memiliki data yang sangat besar mengenai perubahan iklim ini. Artificial Intelligence tentu dapat membantu para peneliti dalam memperlajari data-data ini. Data yang sangat besar tersebut dapat dikelompokkan oleh AI sesuai dengan isinya. Untuk memudahkan membaca data-daat tersebut, AI juga dapat membuatnya menjadi tabel. Sehingga para peneliti dapat mempelajari data-data tersebut dengan mudah dan menemukan solusi terbaik untuk menghadapi perubahan iklim. Maka dari itu, AI juga dapat membantu memperlambat perubahan iklim dengan memudahkan para peneliti.
3. Artificial Intelligence membantu mengedukasi masyarakat
Untuk menyelesaikan permasalahan perubahan iklim ini, tentunya dibutuhkan kontribusi masyarakat. Namun, perlu kita ketahui bahwa masih banyak masyarakat yang tidak tahu menahu atau tidak paham mengenai climate change ini. Sehinga edukasi bagi masyarakat mengenai perubahan iklim sangat penting dan diperlukan. Kecerdasan buatan adalah pilihan tepat untuk hal ini. Kita semua tahu bahwa sekarang ini masyarakat sangat bergantung dengan adanya gawai. Maka dengan membuat AI berbentuk aplikasi akan membantu dalam mengedukasi masyarakat mengenai perubahan iklim. Contohnya aplikasi yang mengidentifikasi perubahan cuaca ekstrim, dan lain-lain.
Dari 3 poin yang saya sebutkan sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa AI memiliki potensi dalam membantu menangani masalah perubahan iklim. Kecerdasan buatan dapat membantu menyelesaikan banyak hal secara efektif dan efisien. Perubahan iklim juga bukan hal yang dapat dianggap remeh, climate change dapat merusak tempat tinggal makhluk hidup. Semoga kedepannya Artificial Intelligence di bidang ini dapat segera dikembangkan dan direalisasikan, sehingga bumi ini dapat terjaga dan kita hidup berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.