Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Moh. Aldimas Arya Pranata

Implementasi Teknologi Robotik Demi Menjaga Ekosistem Laut

Teknologi | Thursday, 11 May 2023, 11:43 WIB
Ilustrasi Robot Pembersih Laut | Sumber: Freepik

Selama bertahun-tahun, kurangnya perhatian terhadap pencemaran laut telah terjadi karena keberadaan volume air laut yang besar dan kemampuannya dalam mengencerkan berbagai jenis zat asing, sehingga dampaknya hampir tidak terasa. Sebagai akibatnya, laut dianggap sebagai tempat yang aman untuk membuang limbah. Secara langsung limbah dapat menyebabkan kematian ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon monoksida, dan keracunan langsung oleh bahan toksik.

Tak hanya limbah, ketidakmampuan manusia dalam mengolah sampah telah mengakibatkan dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan. Timbunan sampah yang terus menumpuk dan terbuat dari bahan plastik yang tidak mudah terurai, menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup kita dan juga makhluk-makhluk lainnya. Ironisnya, sampah yang tidak terkelola dengan baik di daratan seringkali terbawa ke sungai dan akhirnya berakhir di lautan.

Secara keseluruhan, diperkirakan bahwa sekitar 5,75 juta ton sampah telah terbuang ke laut. Mayoritas dari sampah tersebut adalah sampah plastik dengan bobot sekitar 627,80 per meter persegi dan menyumbang sekitar 35,4% dari total sampah di laut Indonesia pada tahun 2020.

Oleh karena itu muncullah banyak inovasi di bidang teknologi yang dapat membantu menjaga ekosistem laut agar tetap bersih, seperti beberapa robot di bawah ini:

Jellyfishbot

Robot "Jellyfishbot" yang dikembangkan oleh perusahaan asal Perancis (IADYS) ini merupakan sebuah inovasi luar biasa dalam bentuk perahu listrik yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Tugas utamanya adalah mengumpulkan sampah dan minyak yang terapung di permukaan air, dengan menggunakan jaring yang terikat di belakangnya. Dengan ukuran yang sekecil koper, perahu ini mampu mencapai sudut-sudut sempit dan ruang tersembunyi tempat sampah seringkali menumpuk, yang sulit dijangkau oleh para pembersih dengan jaring biasa.

Robot ini ditenagai oleh tiga penggerak listrik dan dapat bekerja selama 6-8 jam dengan sekali pengisian, tergantung pada penggunaannya. Robot ini memiliki berat 18 kg dan memiliki kemampuan untuk membersihkan area seluas 1.000 meter persegi setiap jam pada kecepatan 1 knot (setara dengan 1,8 km/jam). Selain itu, robot ini mampu menangkap hingga 80 liter limbah mikro dalam jaringnya.

BeBot

Kolaborasi antara 4Ocean dan Poralu Marine telah menciptakan sebuah teknologi robotik Bernama "Bebot" yang mampu mengatasi masalah sampah plastik di pesisir, dan dengan kecepatan serta kapasitas kerjanya yang tinggi. Robot yang dapat dikendalikan dari jarak hingga 300 meter ini mampu membersihkan pesisir dengan luas hingga 3.000 meter persegi dalam satu jam.

Robot ini menggunakan sumber daya listrik yang didapatkan dari kombinasi energi surya dan baterai. Dengan demikian, BeBot dapat menjalankan tugasnya tanpa mengeluarkan emisi gas atau cairan berbahaya. Keunggulan ini membuatnya menjadi pilihan yang ramah lingkungan.

Selain itu, BeBot juga tidak menghasilkan polusi suara yang mengganggu. Hal ini menjadikannya aman bagi satwa liar yang ada di sekitar pantai. Dengan mengeliminasi polusi suara, robot ini dapat bekerja tanpa mengganggu kehidupan alamiah dan lingkungan sekitarnya.

SeaClear

Pada Januari 2020, program riset dari Eropa memulai sebuah proyek robot Bernama "SeaClear". SeaClear merupakan sistem inetgrasi dari beberapa teknologi robotik, yaitu kapal induk otonom yang dapat dikendalikan dari jarak jauh, dengan dukungan robot bawah air dan drone. Sumber daya listrik disediakan dari kapal induk yang disalurkan kepada robot bawah air tersebut. Drone dan robot bawah air memiliki tugas khusus dalam pemetaan perairan, membedakan antara polusi dan flora serta fauna laut menggunakan algoritma dan sensor akustik.

Sampah yang dikumpulkan kemudian dibuang ke tempat sampah kolektif yang berada di permukaan kapal. Seluruh robot dalam sistem ini saling terhubung, sehingga jika salah satu robot berpindah posisi, robot lainnya akan mengetahuinya dan beradaptasi. Proses SeaClear, kecuali saat memberikan perintah awal, berjalan secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Pendekatan ini disebut sebagai metode pengendalian multi-agen.

Dengan adanya perkembangan teknologi seperti di atas, diharapkan dapat mengurangi pencemaran yang terjadi dan membuat ekosistem laut kita semakin membaik. Manusia juga harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut, sebagai warisan tak ternilai yang membutuhkan perhatian kita semua untuk memastikan kelangsungan kehidupan laut dan keindahannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image