Sosmed VS Mentality
Eduaksi | 2023-05-10 20:58:27Zaman sekarang hampir seluruh manusia di muka bumi ini bergantung pada internet maupun sosmed, kemajuan teknologi ini juga mendorong seluruh kalangan untuk belajar mengoprasikan internet, sosmed. Diperparah dengan datangnya covid 19 yang merupakan puncak kenaikan teknologi, pada masa itu semua dituntut untuk bisa menggunakan internet entah untuk berkomunikasi dengan sanak saudara, teman, pacar dll, untuk memesan makanan, bahkan untuk menghilangkan rasa bosan dirumah. Tentunya hal ini berdampak sangat besar, terutama bagi anak anak dan remaja. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa anak-anak serta remaja di seluruh dunia mengalami kerentanan untuk mengalami gangguan kesehatan mental akibat penggunaan sosmed atau media sosial. Banyak faktor yang dapat memicu Kesehatan mental menurun, salah satunya adalah insecure atau minder. Contohnya saja dengan melihat foto orang lain di Instagram yang menurutnya ‘lebih’ dari dirinya. Percakapan seperti “Dia cantik banget ya kurus, putih, tinggi” tak bisa dihindarkan, hal-hal seperti inilah yang memancing perasaan insecure muncul tanpa permisi.
Seperti yang sudah dipaparkan diatas banyak media sosial yang berperan, contohnya saja ada Instagram, twitter, tiktok dll. Menurut survey dari Royal Society for Public Health Inggris (RSPH), salah satu aplikasi media sosial yang dapat membuat penggunanya merasa cemas, tertekan, depresi, dan stres adalah Instagram (Utami, 2018). Sayangnya insecure bukan satu-satunya factor yang mengakibatkan Kesehatan mental menurun, factor lainnya antara lain konten negatif tersebar, cyberbullying. Factor-faktor tersebut ‘memaksa’ para remaja untuk overthingking, bahkan tak jarang banyak yang mengakhiri hidupnya sendiri karena omongan-omongan pengguna sosmed. Oleh karena itu alangkah baiknya agar kita dengan bijak menggunakan dan memanfaatkan sosmed ini untuk hal-hal yang baik. Banyak yang bisa dilakukan mulai dari belajar, berjualan, maupun sekedar berfoto untuk menghibur diri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
