Anies Baswedan dan Gagasan Indonesia Satu Kesemakmuran
Politik | 2023-05-10 11:11:11Dunia politik memang seharusnya dunia ide. Dunia gagasan. Harapan tumbuh dari adanya ide dan gagasan. Apa yang bisa kita harapkan dari seseorang tanpa ide dan gagasan di kepalanya?
Dari 3 bakal calon presiden, sejauh ini baru Anies Baswedan yang sedari awal setia pada ide dan gagasan. Salah satu ide dan gagasan yang amat menarik untuk kita bahas adalah tentang Indonesia kesemakmuran.
Indonesia Satu Kesemakmuran
Kita tahu dalam konsep NKRI yang jejak sejarahnya bisa kita lacak pada momem Sumpah Pemuda, dimana saat ini kita bisa merasakan manis dari buah berbangsa yang satu, berbahasa yang satu, dan bertanah air yang satu. Tapi lanjutan dari itu semua adalah pernyataan bagaimana dengan kemakmuran di tiap-tiap daerah?
Bunyi dan rasanya beda bukan? Sungguh terasa sekali ketimpangannya antara pusat kota dengan pelosok desa. Antara provinsi satu dengan provinsi lainnya. Antara daerah satu dengan daerah lainnya.
Berangkat dari fakta tersebut dalam pidato yang dihadiri ribuan rakyat Indonesia di Istora Senayan pada Senin (7/5) lalu, Anies Baswedan menyampaikan ide tentang satu kesemakmuran.
Lalu seperti apakah satu kesemakmuran itu? Sederhananya begini, seorang pemimpin berkewajiban melaksanakan janji kemerdekaan dengan menghadirkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Itu bunyi dari amanat konstitusi kita.
Dalam konteks ini termasuk keadilan dalam ekonomi. Satu kesamakmuran artinya setiap tempat sama-sama bertumbuh dan pertumbuhan itu saling mendukung. Tidak boleh ada satu tempat terang sementara yang lain masih gelap. Semua saling memperhatikan.
Satu kesemakmuran artinya mengupayakan dengan serius pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Tidak makmur di satu titik.
Contoh Kecil Konsep Satu Kesemakmuran
Kalau masih sulit membayangkan abstraksi konsep satu kesemakmuran itu marilah kita simak apa yang sudah dilakukan Anies Baswedan masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Anies Baswedan menceritakan sebuah daerah bernama Sebira, daerah yang lebih dekat ke Sumatera meski wilayahnya masuk dalam tanggung jawab DKI Jakarta. Sebira ini selama bertahun-tahun luput dari perhatian. Barulah pada era Anies Baswedan hal-hal mendasar seperti fasilitas listrik, air bersih, kesehatan, akses ekonomi, pendidikan akhirnya terpenuhi.
Warga Sebira bukan lagi jadi penonton kemakmuran daerah lainnya, tetapi daerah mereka yang kecil yang hanya setitik di peta juga merasakan kemakmuran.
Itu hanya percontohan kecil, ketika konsep kesemakmuran dijalankan Anies Baswedan sadar betul kalai lokasi itu memang jauh dari pusat keramaian seperti Monas tapi Sebira merupakan bagian dari Jakarta.
Dalam skala yang lebih luas, dari Aceh hingga Papua hitungan kilometernya dari Jakarta memang jauh, tapi perlu diingat 0 kilometer dari ibu pertiwi. Dari mana pun hitungan kilometernya panjang tapi sesungguhnya jaraknya hanya 0 kilometer dari ibu pertiwi.
Dengan kata lain setiap daerah berhak dibukakan jalan kesemakmurannya.
Dalam konsep satu kesemakmuran, prinsip yang didorong nantinya adalah pertumbuhan di segal aspek yang berkualitas.
Berkualitas artinya bukan semata-mata pertumbuhan dengan angka yang tinggi. Percuma angkanya tinggi, namun tidak berkualitas dan tidak dirasakan oleh setiap rakyat indonesia. Pemerataan harus diiringi dengan pertumbuhan.
”Ada pertumbuhan yang begitu tinggi, tetapi rakyat tidak merasakan karena hanya satu atau dua sektor yang tumbuh utama. Yang lain hanya menonton dari rumahnya masing-masing,” ujar Anies disambut riuh tepuk tangan.
Satu Kesemakmuran Bukan Sekedar Kata-kata
Dalam kerja-kerja nyata Anies Baswedan, ide dan gagasan tentang satu kesemakmuran itu bukan cuma imajinasi, tetapi sudah dibuktikan, sudah dijalankan oleh Anies Baswedan. Kini hanya tinggal skalanya diperluas.
Bukan lagi dirasakan di DKI Jakarta saja melainkan Indonesia. Tidak mudah memang, tapi niat baik akan selalu menemukan jalannya.
Bersama Anies Baswedan sudah waktunya Indonesia meluruskan jalan dan menghadirkan keadilan untuk setiap rakyat di negeri yang indah ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.