Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Sejatinya Kita Tidak Lengah, CCTV Allah Setiap Saat Merekam Gerak dan Langkah Kita

Agama | Monday, 08 May 2023, 22:23 WIB

Kehidupan pada era teknologi komunikasi seperti sekarang ini pada satu sisi seolah-olah merampas hak privasi setiap orang, namun pada sisi lainnya banyak pula orang yang sengaja mengumbar hak-hak privasinya agar diketahui setiap orang. Persoalaan perselisihan atau aib keluarga yang seharusnya menjadi rahasia yang ditutup rapat, kini malah diumbar di media sosial. Ironisnya semakin viral sebuah aib, seolah-olah menjadikan mereka semakin bangga karena semakin banyak orang yang mengenalnya.

Pada sisi lainnya lagi, meskipun banyak orang yang hak-hak privasinya tidak mau diketahui orang, kini nampak sulit untuk menyembunyikannya. Segala hal yang bersifat online, memiliki handphone, akun media sosial, setidaknya setiap orang sudah memberikan sebagian hak-hak privasinya untuk diketahui orang yang bisa saja suatu saat akan bocor, dan pada akhirnya diketahui setiap orang.

Demikian pula dengan posisi kita, kini tak bisa lagi tersembunyi. Meskipun hanya secara global, tempat tinggal atau posisi kita akan diketahui tatkala menelpon atau menggunakan internet, bahkan arah gerak kita pun dapat diketahui. Di jalan raya tak jauh berbeda, ketika kita melanggar lalu lintas, kita tak bisa mengelak lagi, peralatan tilang elektronik sudah siap merekam setiap gerak kendaraan kita. Tak ketinggalan, di tempat perbelanjaan, mall, toko serba ada, bahkan di warung-warung kecil, dan di lingkungan perumahan warga, kini sudah tersedia CCTV yang siap mereka setiap gerak langkah setiap orang.

Melangkah lebih jauh lagi, di negara-negara yang lebih maju, bahkan mungkin sudah dimulai di negara kita, kini terdapat teknologi yang memungkinkan dapat memonitor setiap pesan-pesan di udara. Setiap percakapan telepon, telegram, maupun aplikasi apa saja bisa diketahui pihak-pihak tertentu. Singkatnya seperti ditulis Glenn Greenwald (2014), No Place to Hide: Edward Snowden, the NSA, and the U.S. Surveillance State, kini bagi siapapun nyaris tak ada tempat tersembunyi.

Memperhatikan kecanggihan teknologi komunikasi seperti sekarang ini, tak sedikit orang yang merasa risih dan khawatir hak-hak privasinya akan diumbar di dunia maya. Perasaan merasa risih dan khawatir diketahui ini alangkah baiknya jika diterapkan dalam setiap lini kehidupan meskipun tidak ada CCTV atau pengawas lainnya. Kita harus meyakini, kehidupan kita tak bisa lepas dari pengawasan “Zat Yang Maha Mengawasi” yang mustahil lengah. Dalam kondisi apapun, gerak langkah, ucap, dan langkah kita pasti akan terekam CCTV Allah yang file-nya tidak akan error atau terkena virus.

Sebenarnya, hati kecil kita meyakini akan pengawasan Allah terhadap diri kita. Sayangnya, bisikan syetan selalu mengalahkan keyakinan tersebut. Bisikannya selalu mengajak kita berbuat nista dan mendorong jiwa-raga untuk melakukan perbuatan yang melanggar aturan-Nya. Jika benteng keimanan kita lemah, bisa jadi kita akan terjerumus ke dalam perbuatan nista tersebut.

Seorang pejabat melakukan korupsi karena ia beranggapan atasannya atau otoritas yang berwenang memantau jabatannya sedang lalai mengawasinya. Kita pun sering melakukan ghibah karena kita merasa tidak ada pihak lain yang mendengarkan pembicaraan kita, kecuali diri kita dan orang yang kita ajak bicara. Padahal jika kita semua menyadari, pengawasan Allah mustahil lalai.

“Kamera pengintai” yang Allah titipkan kepada dua malaikat pencatat amal kita tak mungkin rusak, macet, atau sengaja dirusak orang sebagai upaya menghilangkan barang bukti dan kesaksian. Tak akan ada seorang pun yang mampu melakukan obstruction of justice terhadap barang bukti, kesaksian, dan pencatatan perbuatan kita di hadapan Allah. Tak ada tempat tersembunyi di hadapan Allah.

Jika suatu tempat diawasi dengan kamera CCTV 24 jam nonstop, suatu saat kamera tersebut pasti akan mengalami kerusakan atau sengaja dirusak untuk menghilangkan jejak perbuatan jahat. Jika suatu tempat diawasi petugas keamanan 24 jam nonstop, suatu saat pasti petugas keamanan tersebut akan merasa kelelahan, mengantuk, dan tertidur. Ia tak akan mengetahui peristiwa yang terjadi pada saat ia tertidur lelap. Pengawasan Allah sangat jauh berbeda dengan kamera CCTV atau petugas keamanan. Bagi Allah jangankan tertidur, mengantuk pun sangat mustahil bagi-Nya.

Ibrahim bin Adham, salah seorang ulama sufi mengatakan, siapapun boleh bebas melakukan beragam betuk kemaksiatan apapun, asal memenuhi beberapa persayaratan. Salah satunya, kemaksiatan tersebut harus dilakukan di tempat yang lepas dari pengawasan Allah.

Intinya, kita harus meyakini bahwa kehidupan kita tak mungkin lepas dari pengawasan-Nya. Apapun yang kita lakukan, kelak akan Allah perlihatkan kepada kita. Karenanya, ketika terbesit di hati kita untuk melakukan suatu perbuatan nista, jahat, atau maksiat, kita harus bertanya kepada diri kita, apakah “kamera atau CCTV” Allah tidak akan merekam, tak akan melihat , dan tak akan mengetahui terhadap apa yang kita lakukan?

Ilustrasi : Arraqib (Maha Mengawasi). Sumber Gambar (republika .co.id)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image