Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Latanza Nabilasari

Pudarnya Makna Filosofi dari Tradisi Kejawen

Eduaksi | 2023-05-08 12:36:01

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, di mana sekitar 7.000 pulau berpenghuni. Hal itu yang menyebabkan Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, dan kaya akan keberagaman budaya serta tradisinya. Namun, saat ini banyak tradisi yang sudah ditinggalkan dan tertelan oleh zaman seperti tradisi Nabbhu Ronjhengan. Akan tetapi juga masih terdapat tradisi yang tetap ada sampai sekarang seperti tradisi Ma’nene, tradisi Bau Nyale dan tradisi Kejawen.

Sumber : mediacenter.temanggungkab.go.id

Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Pulau Jawa. Kata kejawen berasal dari kata “Jawa” yang memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan jawa (Kejawen). Jika dilihat dari naskah-naskah zaman dahulu tradisi kejawen lebih mengarah ke seni, budaya, ritual, tradisi, sikap,dan filosofi orang-orang jawa.

Secara terminologi umum Kejawen diartikan sebagai filosofi yang memiliki ajaran tertentu terutama dalam membangun tata krama atau aturan dalam berkehidupan yang baik. Pada saat ini ajaran filosofi kejawen memang mulai pudar yang disebabkan oleh masuknya budaya-budaya barat dan kemajuan teknologi tanpa diimbangi norma atau aturan yang ada. Akan tetapi masih ada masyarakat Jawa yang masih melestarikan dan menjalankan tradisi-tradisi kejawen yaitu seperti ritual nyadran, mitoni, wetonan dan tedhak siten.

Tradisi kejawen muncul sebagai bentuk proses akulturasi nilai dari beberapa paham aliran agama pendatang yang masuk ke pulau Jawa dan kepercayaan asli masyarakat Jawa. Agama-agama tersebut seperti Budha, Kristen, Hindu, dan Islam yang masuk ke Pulau Jawa. Sedangkan kepercayaan asli yang dianut masyarakat Jawa sebelum agama-agama tersebut masuk adalah animisme dan dinamisme, atau perdukunan.

Pada umumnya masyarakat Jawa yang percaya dengan tradisi kejawen relatif taat dengan agamanya. Mereka tetap melaksanakan perintah dan larangan dari agamanya. Ada pun caranya, dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filosofi kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya.

Sejak zaman dahulu, masyarakat Jawa mengakui keesaan Tuhan sehingga menjadi inti ajaran kejawen, yaitu mengarahkan insan: Sangkan Paraning Dumadhi (Dari mana datang dan kembalinya hamba tuhan) dan membentuk insan se-iya se-kata dengan tuhannya: Manunggaling Kawula lan Gusthi (Bersatunya Hamba dan Tuhan). Dari kemanunggalan itu, ajaran kejawen memiliki misi sebagai berikut:

1. Mamayu Hayuning Pribadhi (sebagai rahmat bagi diri pribadi)

2. Mamayu Hayuning Kulawarga (sebagai rahmat bagi keluarga)

3. Mamayu Hayuning Sasama (sebagai rahmat bagi sesama manusia)

4. Mamayu Hayuning Bhawana (sebagai rahmat bagi alam semesta)

Dari keempat poin diatas menjelaskan bahwa ajaran kejawen tidak terpaku pada aturan-aturan yang ketat dan lebih berfokus pada konsep mengenai keseimbangan kehidupan. Dan mereka yang menganut kejawen hampir tidak pernah melakukan perluasan ajaran tapi lebih ke dalam pembinaan secara rutin. Sehingga membuat para penganut ajaran kejawen tidak memandang ajaran nya sebagai sebuah agama akan tetapi lebih sebagai cara pandang atau pandangan hidup.

Pada saat ini tradisi-tradisi kejawen masih dilakukan oleh masyarakat Jawa, selain tentunya untuk melestarikan tradisi kejawen secara turun-temurun. Namun saat ini makna filosofi dari tradisi kejawen seakan pudar yang membuat masyarakat Jawa hanya melakukan tradisi-tradisi kejawen sebagai kebiasaan dari leluhur orang-orang Jawa. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepantasnya kita terus melestarikan dan bangga dengan adat istiadat khas Indonesia tanpa melupakan makna filosofinya.

Referensi

Abimanyu, P. (2021). Ilmu mistik kejawen: menguak rahasia hidup orang Jawa. Noktah.

Kejawen, Pedoman Berkehidupan bagi Masyarakat Jawa. (2018, December 15). INDONESIA.GO.ID. From https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/kejawen-pedoman-berkehidupan-bagi-masyarakat-jawa

Mengenal Tradisi Kejawen, Aliran Kepercayaan Masyarakat Jawa. (2022, October 17). Mitrapost.com. From https://mitrapost.com/2022/10/17/mengenal-tradisi-kejawen-aliran-kepercayaan-masyarakat-jawa/

Penulis

Latanza Nabilasari

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image