Peran ASI Ekslusif terhadap Sumber Daya Manusia
Edukasi | 2023-05-08 11:09:54Air susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik bayi selama 6 bulan pertama untuk tumbuh kembang awal karena ASI mengandung gizi yang ideal salah satunya kandungan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, sistem imunitas, dan melindungi dari berbagai macam penyakit.
Menyusui merupakan salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial, serta ekonomi individu. Angka kematian bayi menjadi salah satu indikator penting untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara, dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Salah satu cara untuk menekan angka kematian bayi adalah dengan memberikan makanan terbaik, yaitu air susu ibu (ASI). Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat mengurangi hingga 13 persen angka kematian balita.
Studi dari The Global Breastfeeding Collective, pada 2017 menunjukkan bahwa satu negara akan mengalami kerugian ekonomi sekitar $300 milyar pertahun akibat rendahnya cakupan ASI Eksklusif yang berdampak pada meningkatnya risiko kematian ibu dan balita serta pembiayaan kesehatan akibat tingginya kejadian diare dan infeksi lainnya.
Namun sayangnya di Indonesia, tingkat menyusui masih kurang. Masih banyak para Ibu yang memberikan bayi mereka dengan susu formula. Masalah lainnya yang juga muncul terkait menyusui adalah kurangnya kepercayaan diri terhadap produksi ASI yang mencukupi bagi buah hati. Padahal bayi yang diberikan ASI cenderung jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak dikasih ASI.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda diharapkan bisa mengedukasi para Ibu agar tidak terjebak dengan memberikan makanan selain ASI. Indonesia adalah negara dengan kekayaan budaya berlimpah dan kita memerlukan generasi muda yang sehat dan unggul. Hal ini bisa kita capai dengan memulai hal kecil yaitu dengan pemberian ASI pada bayi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.