Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Achmad Arif Mahzumi

Fluctlight: Membongkar Misteri Kesadaran dalam Bentuk Data Digital

Teknologi | 2023-05-06 15:41:13

Fluctlight: Membongkar Misteri Kesadaran dalam Bentuk Data Digital

Foto ilustrasi dunia virtual buatan yang dibuat menggunakan fluctlight

Sekali lagi, hasrat manusia telah mengungkapkan bahwa hiasan fiksi ilmiah memberikan inspirasi yang harus dikejar oleh para peneliti dalam pengembangan teknologi baru. Salah satu karya fiksi ilmiah yang dapat memberikan inspirasi dalam perkembangan teknologi adalah sebuah serial anime yang berjudul Sword Art Online : Alicization. Dimana pada serial ini memperkenalkan suatu teknologi yang belum ada di dunia yaitu teknologi fluctlight.

Apa itu fluctlight?

Fluctlight adalah istilah yang digunakan dalam serial anime dan novel Sword Art Online untuk merujuk pada keberadaan kesadaran manusia yang direplikasi dalam bentuk data digital. Dalam cerita Sword Art Online, Fluctlight dijelaskan sebagai sebuah fenomena yang terjadi ketika energi listrik melintasi jaringan neuron di otak manusia. Fluctlight berfungsi sebagai dasar bagi teknologi yang digunakan untuk menciptakan dunia virtual yang sangat realistis dan menciptakan kehidupan buatan yang sangat mirip dengan manusia nyata.

Dalam cerita Sword Art Online, Fluctlight dianggap sebagai "roh" atau "jiwa" manusia yang terpisah dari tubuh fisiknya. Dalam dunia virtual, Fluctlight digunakan untuk membuat karakter yang sangat mirip dengan manusia nyata, yang dapat berpikir, merasakan, dan bertindak seperti manusia asli. Teknologi ini memungkinkan manusia untuk merasakan pengalaman hidup yang sama dalam dunia virtual seperti yang dirasakan dalam dunia nyata.

Namun, meskipun Fluctlight dianggap sebagai keberadaan kesadaran manusia yang direplikasi dalam bentuk data digital, perdebatan etis masih terus berlanjut tentang apakah Fluctlight dapat dianggap sebagai kesadaran manusia yang sebenarnya. Beberapa orang berpendapat bahwa Fluctlight hanya merupakan replika dari kesadaran manusia dan tidak dapat dianggap sebagai kesadaran manusia yang sebenarnya karena mereka tidak memiliki tubuh fisik yang sebenarnya dan kebebasan untuk melakukan keputusan bebas.

Secara keseluruhan, Fluctlight adalah sebuah konsep fiksi dalam cerita Sword Art Online yang digunakan untuk menjelaskan teknologi yang digunakan untuk menciptakan dunia virtual dan karakter yang sangat mirip dengan manusia nyata. Namun, konsep ini juga memicu pertanyaan etis yang menarik tentang sifat kesadaran manusia dan batasan teknologi dalam menciptakan kehidupan buatan.

Bagaimana Fluctlight Bekerja?

Teknologi Fluctlight bekerja dengan mereplikasi aktivitas otak manusia ke dalam dunia virtual. Proses ini dimulai dengan memasukkan elektroda ke dalam otak manusia untuk merekam aktivitas otak mereka. Data ini kemudian diubah menjadi sinyal digital, yang dapat diteruskan ke dalam dunia virtual. Di dalam dunia virtual, sinyal ini diterjemahkan kembali menjadi aktivitas otak manusia, yang memungkinkan para pengguna untuk mengalami pengalaman virtual yang sangat realistis.

Untuk menghubungkan fluctlight yang ada pada diri manusia dengan dunia virtual buatan diperlukan suatu perangkat yang disebut dengan Soul Translator (STL). STL adalah sebuah perangkat lunak canggih dalam cerita Sword Art Online yang digunakan untuk mereplikasi keberadaan kesadaran manusia dalam bentuk data digital, yang kemudian digunakan untuk menciptakan karakter dalam dunia virtual. Tidak seperti teknologi VR pada umumnya yang hanya bisa membuat penggunanya melihat dan mendengar dunia virtual, STL memungkinkan karakter dalam dunia virtual untuk merasakan dan mengalami pengalaman dengan cara yang sangat mirip dengan manusia nyata. Hal ini membuat dunia virtual menjadi lebih hidup dan menarik bagi penggunanya.

Selain berguna dalam membuat penggunanya merasakan pengalaman yang sangat mirip dengan pengalaman di dunia nyata fluctlight juga memungkinkan karakter di dalam dunia virtual untuk memiliki kesadaran dan kecerdasan yang sangat mirip dengan manusia nyata. Dalam SAO, karakter-karakter ini disebut sebagai "AI Kecerdasan Tinggi", atau "AI tingkat manusia", dan mereka dihasilkan melalui rekayasa genetik dan pemrograman DNA manusia ke dalam AI. Karena dihasilkan dari pemrograman DNA manusia karakter-karakter tersebut dapat berperilaku layaknya manusia nyata. Tujuannya adalah untuk menciptakan kehidupan buatan yang dapat merespons dunia virtual dengan cara yang sangat mirip dengan manusia nyata.

Implikasi Fluctlight dalam Dunia Nyata

Teknologi Fluctlight memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia virtual dan dengan teknologi secara umum. Dalam jangka pendek, teknologi ini dapat memberikan pengalaman yang sangat realistis dalam dunia virtual, yang memungkinkan pengguna untuk mengalami hal-hal seperti bepergian ke tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru, dan melakukan aktivitas yang sebelumnya tidak mungkin.

Namun, teknologi Fluctlight juga memiliki implikasi yang sangat besar dalam jangka panjang. Teknologi ini dapat memungkinkan manusia untuk menciptakan kehidupan buatan dan memindahkan kesadaran manusia ke dalam dunia virtual, yang memiliki konsekuensi etis dan moral yang sangat kompleks. Teknologi Fluctlight juga memiliki potensi untuk mengubah cara kita memahami dan mengalami kehidupan nyata, sehingga diperlukan perdebatan yang serius tentang etika dan dampaknya pada masyarakat dan budaya.

Terlepas dari konsekuensi yang dihasilkan, teknologi fluctlight tentu memberikan pandangan baru tentang bagaimana manusia dapat berinteraksi dengan dunia virtual yang sangat realistis dan bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Apabila suatu saat teknologi ini dapat terealisasikan apakah peran manusia dapat sepenuhnya digantikan oleh AI?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image