Pesan Seorang Khatib: Menjadi Shalih Saja Tak Cukup!
Agama | 2023-05-06 15:39:19Ada dua pesan Bukhori Muslim dalam ibadah shalat Idul Fitri yang digelar oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab.Bekasi
Pertama, nikmat berpuasa sebulan penuh adalah bentuk khimat pada Allah Ta'ala.
Menahan makan dan minum semenjak terbit matahari di waktu Subuh hingga terbenam matahari di waktu Maghrib bukan semata tak ada hikmah dibaliknya. Menahan dari hawa nafsu menjadi upaya seorang hamba mencapai kekhusyukan tertinggi di hadapan Sang Maha Kuasa.
Hingga akhirnya kelegaan ketika berbuka puasa datang menyapu dahaga dan lapar seorang insan. Bukan untuk membuatnya bahagia, melainkan sebagai bentuk taat pada Allah Sang Pencipta.
"Ketika mencicipi hidangan buka puasa, bukan karena makanan yg membuat kita tentram. Bukan karena minuman yg membuat kita senang. Tetapi kita mampu membatasi diri kita, ketika kita menikmati kita memohon ampun pada Allah dan pada saat yang sama kita berkhidmat pada Allah." ujar Bukhori, dalam keterangan tertulis, Jumat (21/04/2023).
Kedua, sensibilitas dalam bermasyarakat adalah kunci keshalihan seseorang.
Sensibilitas dalam hal ini adalah kepedulian kita terhadap sesama manusia di sekitar. Acap kali terlalaikan oleh pandangan mata bahwa terdapat orang-orang disekitar kita yang suaranya dibungkam, perutnya kelaparan, dan raganya lemah. Mereka membutuhkan uluran tangan tetapi kita sering abai terbius oleh dunia yang penuh cobaan.
"Menjadi shalih saja tidak cukup jika di kanan kiri kita masih ada kelaparan", ungkap Bukhori.
"...dengan dunia segala cobaannya. Bisa membawa keyakinan kita menjadi hilang bahkan lenyap tergadaikan oleh dunia", tambahnya.
Di penghujung kata, Bukhori kembali menegaskan bahwa momentum Idul Fitri merupakan bentuk kasih sayang Allah yang telah mengembalikan manusia pada fitrah kemanusiaannya, fitrah ketika dilahirkan, dan fitrah sebelum manusia di dunia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.