Skill dan Budaya
Gaya Hidup | 2023-05-05 15:02:43Budaya merupakan suatu kebiasaan yang diturunkan secara turun-temurun yang menjadi ciri khas dari sekelompok orang dan menjadi ciri khas seseorang di luar kelompoknya ketika membaur dengan suku atau ras di luar kelompoknya. Dalam kebudayaan yang ada dalam suatu kelompok ini terus diajarkan ke generasi berikutnya agar budaya tersebut tidak hilang dan menjadikan penanda dan juga ciri khas bahwa kamu berasala dari kelompok A.
Dalam budaya tentunya ada kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan kebudayaan tersebut misalnya menari nah dalam hal ini kamu membutuhkan skill untuk menari namun karena tidak memilikinya kamu bisa mempelajari tarian dan juga menambah pengetahuan di bidang tari dengan melihat orang lain menari terlebih dahulu agar kamu memiliki kepercayaan diri untuk bisa mempelajari tarian, selain itu skill memasak untuk makanannya dpat disediakan untuk para tamu atau yang hadir dan dalam hal ini pastinya para wanita yang akan turun ke dapur dan mengelola makanan, namun tentunya tidak ada orang yang langsung bisa masak tanpa diajari dan mengamati serta mempraktikkannya.
Dalam hal memasak kita harus mengetahui dahulu pengetahuan dari memasak itu dari definisinya, tujuannya, apa yang akan dimasak, bahan apa saja yang digunakan, apa saja bahan yang dilarang untuk digunakan atau dicampur karena akan membuat makanan tidak enak atau bahkan bisa menjadi racun. Setelah pengetahuan itu ada kita bisa melihat orang memasak namun ini tergantung orang ada yang mempunyai motivasi memasak setelah melihat orang memasak dan ada yang mendapatkan motivasi masak setelah mengetahui kegunaan memasak. Jadi saat sudah mengetahui atau memiliki pengetahuan terkait masak maka yang perlu dilihat adalah cara memasak dan setelah dilihat praktikkan maka itu akan berhasil.
Dalam suatu kebudayaan itu merupakan suatu pengingat akan kebiasaan yang dilakukan di zaman dulu namun masih tetap dibawa hingga sekarang namun hanya sebagai pengingat akan masa lampau dan juga sebagai bentuk bertahan hidup. Salah satu contoh ebudayaan adalah dari Nias yang mana jika sudah dikatakan dewasa adalah bisa melompati batu atau yang disebut Hombo Batu, dalam melakukan hal ini memerlukan kuda-kuda untuk bisa melompati batu dan untuk itu haruslah memiliki skill untuk bisa melompat dan dalam hal ini untuk melompat bisa dilakukan dengan menambah ilmu pengetahuan dahulu terkait bagaimana bisa melompati sesuatu yang tinggi apalagi yang akan dilompati ini adalah sebuah batu dan setelah sudah mengetahui atau memiliki pengetahuan atau ilmu tentang melompat maka kamu bisa untuk melihat dahulu contoh atau bagaimana biasanya pria yang sudah dewasa melompati batu dan setelah melihatnya maka kamu bisa mempraktikkannya dengan menyiapkan kuda-kuda untuk berlari dan melompat.
Dalam Kebudayaan juga mengajarkan kita skill untuk bisa bertahan dan menjaga kekompakan antar sesama anggota dan agar kompak dan terikat satu sama lain maka dianggap bahwa dalam kelompok merupakan keluarga besar, menjadi keluarga besar dengan saling menikahkan anaknya agar bisa menjadi keluarga besar dalam kelompok tersebut. Lalu skill yang dipelajari yang merupakan bertahan hidup secara kelompok adalah komunikasi, relasi dengan yang berada di dalam kelompok dan juga di luar kelompok dan bagi yang di luar kelompok ini sudah pasti dengan secara otomatis kita akan memberikan atau menjalin relasi yang baik demi mencapai tujuan dengan menggandeng orang dari luar kelompok, selain itu adanya mempertahankan citra positif kelompok agar dapat diterima olrh kelompok lain dalam masyarakat dan dapat diterima baik keberadaan kita ketika berada di tempat lain, selain itu mempertahankan relasi baik dengan orang dari luar kelompok menjadikan salah satu pegangan untuk kelompok kita dapat atau bisa bertahan di tengah zaman yang terus memiliki inovasi dan perubahan di tiap waktunya.
Skill komunikasi menjadi salah satu jembatan untuk bisa mendapatkan informasi dan memberikan informasi yang mana bisa membantu diri dan kelompok untuk tetap bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar di luar kelompok sambil tetap membawa budaya kelompok dan tetap terus mempertahankannya yang menjadi ciri khas kelompok dan yang mengikat kelompok menjadi satu kesatuan dan kekeluargaan. Skill Bertahan hidup adalah menjadi salah satu yang utama dan diajarkan sejak kecil, kemudian skill lain ditambahkan berupa sosialisasi dan latihan membuat relasi yang baik di dengan teman-teman dalam kelompok sehingga ketika di luar kelompok juga bisa mendapatkan teman dan bisa mempertahankan hidup ketika berada di luar kelompok bersama teman kelompok lainnya. Skill dalam menguasai perasaan dan pikiran sehingga dapat membawa diri untuk tidak emosi dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan juga dengan sifat dan kebiasaan yang beda.
Dalam hal belajar skill komunikasi dan public relation kamu bisa banget untuk belajar dengan menambah pengetahuan dahulu lalu kemudian mengamati dan setelahnya mempraktikkannya dan untuk bisa memiliki skill komunikasi dan public relation kamu harus memiliki skill penguasaan diri terlebih dahulu agar mampu menempatkan dirimu sehingga kamu bisa merasa nyaman, karena apabila dirimu sudah merasa nyaman maka kamu akan bisa mempelajari skill tersebut dengan lebih rileks dan akan lebih cepat untuk bisa menguasainya dibanding apabila kamu tidak bisa menguasai dirimu maka kamu akan tertekan dan merasa gugup lalu mulai muncul pikiran negatif yang kemudian bisa menghambat kamu untuk melanjutkan pembelajaran terkait skill.
Pembelajaran skill kamu perlukan untuk kelangsungan hidupmu dan menuju masa depan yang terus menerus membuatmu untuk terus belajar, oleh karena itu skill utama adalah penguasaan diri. Untuk skill komunikasi dan public relation dapat kamu latih secara mandiri dan juga bisa melalui perantaraan atau bantuan orang lain misalnya melalui lembaga pelatihan salah satu contohnya yaitu AR Learning Center.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.