Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fajrul Ihsan Rahmat

Kendaraan Listrik dan Solusi Lingkungan

Teknologi | Thursday, 04 May 2023, 18:35 WIB

Climate change saat ini menjadi isu kritis yang telah memengaruhi seluruh kehidupan spesies dan lingkungan. Penyumbang besar terjadinya fenomena ini adalah penggunaan bahan bakar fosil untuk keperluan industri dan sektor transportasi secara masif yang menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global dan hampir 90% dari seluruh emisi karbon dioksida (United Nations).

Freepik" />
Image by Freepik

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), emisi GRK nasional tercatat sebesar 259,1 juta ton CO2 pada 2021, jumlahnya diproyeksi meningkat 29,13% menjadi 334,6 juta ton CO2 pada 2030. Solusi dari permasalahan tersebut adalah penggunaan energi baru terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil, seperti kendaraan yang menerapkan konversi energi listrik menjadi energi mekanik, yang selanjutnya disebut Electrical Vehicle (EV).

Electrical Vehicle (EV),

selanjutnya diterjemahkan menjadi Kendaraan Listrik, merupakan semua jenis alat transportasi berpenumpang yang digerakkan melalui motor dengan sumber energi listrik, baik seluruhnya ataupun sebagian (hybrid). Kendaraan listrik saat ini memiliki tiga jenis yaitu Hybrid Elctric Vehicle (HEV) menggunakan sistem pengereman pada kendaraan sebagai sumber pengisi daya, Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) menggunakan sumber listrik eksternal untuk mengisi daya, dan Battery Electric Vehicle (BEV). HEV dan PHEV menggunakan gabungan motor listrik dan mesin bensin sebagai penggerak, sedangkan BEV secara penuh menggunakan sumber baterai tanpa mesin bensin sebagai energi utama.

Jika dibandingkan dengan kendaraan mesin berbahan bakar minyak, kendaraan listrik memiliki lebih banyak keunggulan. Kendaraan Listrik diklaim tidak menimbulkan kebisingan,perawatan lebih praktis, hemat secara finansial dalam jangka waktu lama, mengurangi pemakaian bahan bakar minyak di bumi sehingga secara langsung dapat mengurangi gas buang ke atmosfir, dan kedepannya dapat memanfaatkan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan sebagai pusat pengisian daya.

Pemerintah juga telah menetapkan roadmap pengembangan EV hingga 2030. Targetnya, produksi EV pada 2030 dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih dan 2,45 juta unit untuk roda dua. “Dengan diproduksinya kendaraan listrik, diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat atau lebih dan 1,1 juta ton untuk roda dua,” ucap Menperin.

Akan tetapi, disamping banyaknya kelebihan dari kendaraan listrik, dalam pengembangannya saat ini, kendaraan listrik masih memiliki banyak tantangan, seperti kurangnya Sumber Daya Manusia, ketersediaan charging station yg harus selaras dengan penyebaran populasi kendaraan listrik, dan pengisian baterai yang cukup lama.

Sumber:

Kemenperin: Upaya Pemerintah Jadikan Indonesia Pemain Utama Industri Kendaraan Listrik. Kementerian Perindustrian. (n.d.). Retrieved May 4, 2023, from https://kemenperin.go.id/artikel/22645/Upaya-Pemerintah-Jadikan-Indonesia-Pemain-Utama-Industri-Kendaraan-Listrik

Rizaty, M. A. (2022, October 14). Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia diproyeksi terus naik hingga 2030. Dataindonesia.id. Retrieved May 4, 2023, from https://dataindonesia.id/ragam/detail/emisi-gas-rumah-kaca-indonesia-diproyeksi-terus-naik-hingga-2030

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image