Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Syafi'ie el-Bantanie

Pemuda Pengukir Sejarah

Eduaksi | Thursday, 04 May 2023, 11:37 WIB


Muhammad Syafi'ie el-Bantanie

(Penulis, Praktisi, dan Konsultan Pendidikan Profesional)

Pemuda belia itu terus berlari menyelamatkan diri. Menyebrangi sungai Eufrat. Nafasnya terengah-engah. Usianya baru 19 tahun. Tekad membaja di hatinya, keturunan Bani Umayyah tidak boleh berakhir. Ia paksa kaki dan tubuhnya untuk terus berlari menghindari kejaran pasukan Abbasiyah.

Dalam sunyi, lapar dan haus, seorang diri terus melintasi gurun dan berlari. Beristirahat sejenak dan berlari lagi. Masuk ke Mesir, terus melangkah meniti gurun pasir menembus Libya, Tunisia, Aljazair, dan terus lagi ke Barat sampai Magrib (Maroko).

Terbentang dua jalan di hadapannya. Menyerah dan hidup dalam kesunyian di negeri orang ataukah menghimpun segenap energi dalam diri untuk bangkit lagi membangun kemuliaan Bani Umayyah? Pemuda ini memilih berjuang dan berjuang. Kakinya terus melangkah. Tujuannya Andalusia yang sedang sekarat.

Melintasi selat Gibrartar, sampailah pemuda ini di tanah Andalusia. Di sini pemuda ini mengkader para pemuda lainnya dalam kesunyian. Sepuluh pemuda direkrut dan dikader. Lalu, berkembang menjadi 50 pemuda, 100 pemuda, 500 pemuda. Dan, terus menggelinding membesar bak bola salju.

Hingga akhirnya, setelah 5 tahun melakukan gerakan bawah tanah. Tepat pada usianya yang ke-25 tahun, pemuda ini mendirikan Daulah Umayyah II di Andalusia dalam bingkai Daulah Islamiyah. Daulah ini terus membentang hingga 700-an tahun lamanya sampai pada 1492 Raja Ferdinand dan Ratu Isabela memporak-porandakan Andalusia.

Pemuda pendiri Daulah Umayyah II ini adalah Abdurrahman bin Muawiyah atau lebih populer dengan sebutan Abdurrahman Ad-Dakhil. Visi besar seorang pemuda sanggup menyisihkan semua rintangan dan hambatan sebesar apapun. Pastinya dengan pertolongan Allah.

Kini, kita bertanya, apakah yang ada di kepala para pemuda masa kini? Adakah visi besar itu? Adakah daya juang yang menyala-nyala untuk memperjuangkan visi besar itu? Semoga masih banyak para pemuda seperti Abdurrahman Ad-Dakhil. Andakah pemuda itu?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image