Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Ilmuwan Mendaku Tahu, Kapan Alien Akan Melakukan Kontak Dengan Bumi

Info Terkini | Thursday, 04 May 2023, 07:08 WIB
Alien diprediksi akan berkomunikasi dengan mahluk Bumi pada 2029 (Pixabay/RoNaLd519/SSDarindo)

Penggambaran pertemuan makhluk luar angkasa selalu terbatas pada bidang acara televisi populer seperti The X-Files dan Roswell: New Mexico. Akan tetapi, sebuah studi baru-baru ini oleh Reilly Derrick dan Howard Isaacson dari kampus Berkeley dan Los Angeles University of California menunjukkan bahwa kontak Alien dapat dicapai paling cepat tahun 2029.

Diterbitkan dalam jurnal Publications of the Astronomical Society of the Pacific, para peneliti menyusun daftar bintang dan planet yang kemungkinan akan menghadapi sinyal dari Bumi dalam abad mendatang. Dengan menerapkan hukum fisika, para ilmuwan telah menghitung waktu perjalanan untuk sinyal yang dipancarkan dari Deep Space Network NASA, menghasilkan beberapa temuan signifikan tentang kontak Alien.

Dikutip dari laman Giant Freakin Robot, temuan mengungkapkan bahwa transmisi radio yang dikirim ke Pioneer 10, sebuah pesawat ruang angkasa yang terbang melintasi Jupiter pada tahun 1973, mencapai bintang kerdil putih yang tidak aktif pada tahun 2002. Transmisi serupa dikirim ke Voyager 2 antara tahun 1980 dan 1983 dan kemudian tiba di katai coklat bintang 24 tahun cahaya pada tahun 2007.

Jika ada kehidupan cerdas di sekitar bintang, Alien berpotensi melakukan kontak dengan Bumi dalam waktu sekitar enam tahun, kata temuan tersebut. Reilly Derrick, penulis utama studi tersebut, percaya bahwa analisis tersebut memberi para peneliti Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) serangkaian bintang yang lebih fokus untuk ditargetkan mencapai kontak Alien.

Daftar bintang yang diperbarui ini juga dapat membantu astronom radio untuk menyetel teleskop mereka ke arah dan waktu yang telah ditentukan saat memindai sinyal kontak alien. Namun, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa inilah saatnya untuk membuang ide-ide muluk ini. "Transmisi kami yang jarang tidak mungkin menghasilkan deteksi manusia oleh makhluk luar angkasa," kata Jean-Luc Margot, seorang astronom radio kepada media.

Pihak lain percaya bahwa kontak Alien tidak mungkin, karena kemungkinan peradaban lain yang berada di Bima Sakti sangat kecil. Namun, para ilmuwan telah menghabiskan puluhan tahun menggunakan berbagai teknik dan teknologi untuk mencari kehidupan di luar bumi. Salah satu metode melibatkan pemindaian sinyal radio dari peradaban lain, yang merupakan fokus inti dari program SETI.

Pendekatan lain memerlukan pencarian biosignatures seperti oksigen atau metana di atmosfer planet ekstrasurya. Selain itu, para ilmuwan mempelajari extremophiles, yaitu organisme yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrim di Bumi, untuk memahami potensi kehidupan yang ada di lingkungan yang keras di planet lain.

Terlepas dari upaya luar biasa yang terlibat, upaya kontak dengan alien telah menjadi upaya yang berkelanjutan dan kompleks yang penuh dengan beberapa ketidakpastian. Tantangan terbesar adalah luasnya ruang, yang membuat pendeteksian sinyal kontak alien dari planet jauh menjadi tugas yang menakutkan. Kendala lainnya adalah kemungkinan adanya kehidupan dalam bentuk yang sangat berbeda dari yang kita kenal.

Namun, pengejaran kehidupan di luar bumi tetap menjadi topik menarik yang sangat menarik dan penting. NASA baru-baru ini menyerukan kerangka kerja baru untuk memandu pencarian kehidupan di luar bumi, dengan fokus pada kolaborasi interdisipliner dan biosignatures.

Buku-buku seperti Aliens: The World's Leading Scientist on the Search for Extraterrestrial Life juga menawarkan tampilan menawan dalam pencarian kontak dengan Alien.

Namun, pencarian kehidupan di luar bumi memiliki jebakannya sendiri. Selama bertahun-tahun, kelemahan terbesar bagi para ilmuwan adalah reaksi sinis dari rekan-rekan mereka dan publik. Untuk saat ini, bukti bahwa kebenaran ada di luar sana masih belum pasti. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image