Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Engeline Nauli Zefanya Siahaan

Mengapa Isu yang Tidak Berbobot Justru Lebih Viral?

Edukasi | 2023-05-03 20:19:34

Di era digital saat ini, kita selalu dibanjiri oleh informasi dari segala penjuru. Namun, sepertinya isu-isu yang tidak penting lebih viral daripada isu-isu yang berbobot dan membanggakan. Meskipun kita semua tahu bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang lebih penting, sulit untuk tidak terjebak dalam tren media sosial atau video viral terbaru. Tetapi, mengapa masalah yang tampaknya tidak penting ini dapat menarik perhatian banyak orang dan menyebar seperti api, sementara masalah penting tampaknya tidak diperhatikan?

Sebagai contoh adalah perbedaan sorotan terhadap Fajar Sadboy yang mendapat perhatian lebih besar dari khalayak umum dibanding seorang siswa SD asal NTT Bernama Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau yang akrab dipanggil Nono yang memenangkan juara 1 Olimpiade Matematika Internasional dan mengalahkan 7000 peserta dari berbagai negara. Fajar Sadboy mendapatkan kesempatan untuk tampil di berbagai acara stasiun televisi di Indonesia dan diundang sebagai guest dan diundang juga di berbagai konten YouTube beberapa selebriti. Sedangkan Nono? siswa berprestasi ini justru luput dari perhatian media Indonesia.

Salah satu alasan fenomena ini adalah karena masalah yang penting justru lebih sulit dicerna dan dianggap kurang menghibur. Kita dihujani dengan informasi setiap hari, dan mungkin sulit untuk memperhatikan apa pun yang tidak langsung menarik minat kita. Sebaliknya, isu yang lebih berbobot biasanya membutuhkan pemahaman yang lebih bernuansa dan seringkali tingkat pemikiran yang lebih dalam.

Faktor lainnya adalah cara kerja media sosial. Platform seperti Twitter dan Instagram dirancang untuk menghargai konten yang mudah dibagikan dan menghasilkan banyak keterlibatan. Postingan yang kontroversial, sensasional, atau lucu cenderung mendapat lebih banyak daya tarik daripada postingan yang bijaksana, informatif, atau bernuansa. Akibatnya, tajuk hiperbolik dan judul clickbait menarik perhatian kami, meskipun kontennya sendiri pada akhirnya kosong.

Akhirnya, isu-isu yang tidak penting dan tidak berbobot akan lebih ramai diperbincangkan di khalayak umum dibandingkan isu-isu yang memang memiliki bobot dan lebih penting untuk dibahas.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menangkal tren isu tanpa bobot yang menjadi viral ini?

Pertama, kita harus lebih sadar dan sadar akan jenis konten yang kita konsumsi dan bagikan. Kita harus lebih cerdas dan kritis, dan meluangkan waktu untuk mengevaluasi nilai dari apa yang kita baca dan dengar.

Kedua, kita harus menginvestasikan perhatian dan energi kita pada masalah yang penting dan berbobot. Artinya aktif mencari sumber berita dan akun media sosial yang faktual dan informatif, serta menghindari konten clickbait dan sensasional. Ini juga berarti mendukung kampanye dan organisasi yang bekerja untuk mengatasi masalah sistemik dan menciptakan perubahan yang berarti.

Dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa isu-isu yang lebih berbobot ini mendapat perhatian yang layak?

Salah satu pendekatannya adalah jurnalis dan outlet media memprioritaskan peliputan berita yang berkaitan dengan isu-isu yang berat. Dengan mendedikasikan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk pelaporan dan analisis mendalam, organisasi berita dapat membantu memperkuat isu-isu penting dan membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat umum. Selain itu, outlet media dapat bekerja untuk meningkatkan representasi dan memusatkan suara mereka yang paling terpengaruh oleh isu-isu penting, membantu membangun empati dan pengertian di antara khalayak.

Terakhir, pemerintah, organisasi internasional, dan pemangku kepentingan lainnya perlu memainkan peran aktif dalam meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan terhadap isu-isu penting. Ini dapat melibatkan investasi dalam kampanye pendidikan publik, mensponsori penelitian dan pengumpulan data, dan mengesahkan undang-undang atau kebijakan yang menangani masalah kritis.

Dengan upaya dan fokus yang berkelanjutan, adalah mungkin untuk menciptakan dunia di mana isu-isu penting mendapatkan perhatian yang layak mereka dapatkan, dan kemajuan nyata dapat dicapai menuju masa depan yang lebih adil.

Oleh: Engeline Nauli Zefanya Siahaan Mahasiswi Kedokteran Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image