Yuk, Kenali Hipotiroidisme Sedini Mungkin!
Eduaksi | 2023-05-01 15:15:48Hipotiroid adalah kelainan fungsi kelenjar tiroid yang ditandai dengan kurangnya produksi hormone tiroid yaitu triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) yang diproduksi kelenjar tiroid. Kekurangan hormon tiroid ini menyebabkan penurunan proses metabolisme Karbohidrat, protein dan lemak, sehingga cenderung menyebabkan kegemukan (Hidayat, 2018).
Biasanya hipotiroidisme disebabkan penyakit autoimun, pola makan rendah yodium, ataupun penyakit bawaan. Untuk mengatasi hipotiroidisme kita harus atur pola makan dengan memperbanyak makan sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, omega-3, serta rajin berolahraga.
Agar bisa mewaspadai hipotiroidisme, ketahui dulu gejalanya. Pada dewasa biasanya mudah lelah dan pusing, Sensitif cuaca dingin, juga rambut rontok. Gejala pada bayi hingga balita biasanya tidur lebih terlalu lama, pertumbuhan terhambat, hingga penyakit kuning.
Anak-anak yang lahir dari ibu hipotiroid akan mengalami hipotiroid kongenital atau kelainan akibat kekurangan hormon tiroid yang terjadi sejak dalam kandungan. Kekurangan maupun kelebihan hormone tiroid akan mengganggu berbagai proses metabolisme serta aktivitas pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan termasuk system saraf dan otak.
Jika pada janin dan bayi kekurangan hormone tiroid, dapat meni,bulkan cacat fisik, cacst mental, kelainan saraf, hingga munculnya kretin. Kretin sendiri merupakan kondisi keterbelakangan mental yang disertai dengan bisu, tuli, serta pertumbuhan terhambat.
Hipotiroid kongenital dapat terjadi karena kelainan anatomi kelenjar tiroid, gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid, atau kekurangan iodium. Hipotiroid kongenital dapat terjadi permanen seumur hidup atau hanya sementara (transien), tetapi karena terjadi pada masa perkembangan pesat otak dapat berdampak besar pada perkembangan anak. Pada bayi hipotirod kongenital dari ibu yang menderita kekurangan iodium gejalanya lebih berat.
Tahun 2012-2013 di RSCM dan RSHS menunjukkan bahwa kejadian hipotiroid kongenital pada tahun 2000-2014 dari 213.669 bayi baru lahir yang di skrining hipotiroid kongenital, didapatkan hasil positif sejumlah 85 bayi atau 1:2513. Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut lebih tinggi dari rasio global yaitu 1:3000. Lebih dari 70% penderita hipotiroid kongenital didiagnosis setelah umur 1 tahun, hanya 2,3% yang didiagnosis kurang dari 3 bulan (kemenkes 2015).
Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotiroidisme kongenital atau hipotiroidisme bawaan berdampak lebih berat pada anak. Namun bila hipotiroid kongetinal ini bisa diketahui sedini mungkin, pemberian terapi pengganti hormone dapat segera diberikan.
Pemeriksaan hormone tiroid ini dapat dilakukan sejak anak berusia 2 hari dengan pemeriksaan kadar TSH neonatus melalui progam Skrining Hipotiroid Kongetinal (SHK). Selain terapi, Adapun hormone tiroksin dalam bentuk tablet yang bisa digerus dengan ASI.
Walaupun melakukan terapi dan pengobatan, sayangnya pasien penyakit hipotiroidisme ini tidak bisa sembuh total dan hanya bisa dicegah sebelum menimbulkan kerusakan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.