Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arie Riandry Ardiansyah

Harmonisasi Agama: Menjembatani Perbedaan dalam Kesatuan Manusia

Agama | Thursday, 27 Apr 2023, 16:20 WIB
Ilustrasi Harmoni Beragama : Oleh Urbanasia

Pada era globalisasi seperti saat ini, perbedaan agama menjadi salah satu hal yang seringkali menjadi sumber konflik dan perpecahan antara manusia. Padahal, dalam prinsipnya agama seharusnya dapat menjadi jembatan untuk menyatukan manusia dalam keberagaman. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya untuk menciptakan harmonisasi antara perbedaan agama agar manusia dapat hidup berdampingan dalam kesatuan.

Teori yang dapat digunakan dalam mengatasi perbedaan agama adalah teori pluralisme. Pluralisme dalam agama menekankan pada pentingnya menerima perbedaan dan memperlakukan setiap agama secara sama dan setara. Dalam teori ini, agama dipandang sebagai bagian dari keberagaman yang harus diterima dan dihargai.

Salah satu tokoh yang mengembangkan teori pluralisme dalam agama adalah Gus Dur. Beliau mengajarkan konsep "Islam Nusantara" yang memandang Islam sebagai agama yang bersifat inklusif dan dapat merangkul keberagaman budaya dan agama. Menurut Gus Dur, Islam harus melampaui batas-batas keagamaan dan melibatkan seluruh elemen kehidupan dalam bingkai pluralisme.

Gus Dur juga menekankan pentingnya dialog antaragama dalam menciptakan harmonisasi. Melalui dialog, manusia dapat saling memahami dan menghargai perbedaan agama yang ada. Dalam dialog ini, setiap pihak harus berbicara dengan terbuka dan tidak berusaha untuk memaksakan pandangan mereka kepada pihak lain. Melalui dialog yang baik, manusia dapat mencapai kesepakatan dan membangun kerjasama dalam berbagai bidang.

Selain itu, Gus Dur juga menekankan pentingnya pendidikan agama yang inklusif. Pendidikan agama yang inklusif harus mampu memberikan pemahaman tentang keberagaman agama dan mengajarkan bahwa semua agama harus dihargai dan diperlakukan dengan sama. Pendidikan agama yang inklusif juga harus mampu memperkuat toleransi dan mengurangi sikap diskriminasi terhadap agama lain.

Dalam konteks Indonesia, konsep "Bhinneka Tunggal Ika" juga menjadi konsep yang sangat penting dalam menciptakan harmonisasi agama. Konsep ini menekankan bahwa meskipun Indonesia memiliki keberagaman agama dan budaya yang sangat kompleks, namun tetap dapat hidup bersama dalam satu kesatuan. Konsep ini juga menegaskan pentingnya menghargai perbedaan dan menerima keberagaman sebagai kekuatan.

Dalam praktiknya, harmonisasi agama bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesadaran dan tekad yang kuat dari seluruh pihak untuk menghargai perbedaan dan membangun dialog yang baik. Selain itu, pendidikan agama yang inklusif juga harus menjadi fokus utama dalam upaya menciptakan harmonisasi agama.

Dalam kesimpulannya, harmonisasi agama dapat dicapai melalui konsep pluralisme, dialog antaragama, pendidikan agama yang inklusif, dan konsep "Bhinneka Tunggal Ika" agar terciptanya ruang-ruang toleransi antar umat beragama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image