Secangkir Kopi Jahe untuk Ibu
Sastra | 2023-04-25 12:11:21Ibu,
ini ananda buatkan
kopi jahe istimewa.
Kopinya tidak terlalu pahit,
pun tidak terlalu manis
karena ananda berikan
sesendok teh gula aren.
Jahenya tidak diparut, Ibu.
Ananda hanya mengiris
tipis-tipis.
Aroma jahe begitu terasa.
Namun,
menurut ananda,
jahe dalam kopi itu (sepertinya)
tak terasa pedas,
tetapi menambah kehangatan,
terutama untuk tubuh.
Ananda ingat perkataan Ibu.
"Nak, membuat kopi jahe itu
butuh latihan.
Kamu harus bisa membuatnya
dengan rasa
tak terlalu pahit,
tak terlalu manis,
dan
tak terlalu pedas.
Buatlah dengan penuh
perasaan,
keikhlasan.
Usahakan jangan terlalu
cair,
kental,
pekat."
Dulu, ananda kira
Ibu berkata itu
karena 'tuk mengantisipasi
timbulnya mag
atau
asam lambung yang tinggi.
Nyatanya...
"Hidup itu tak selalu manis,
pun tak selalu pahit
meski ada kalanya kita
tak jarang mendengar
hal-hal yang pedas,
tetapi
jika kita tanggapi
secara bijaksana
dan ikhlas,
semua itu terasa hangat,
terutama di tubuh,
pikiran,
dan perasaan."
Ya, mungkin seperti kopi jahe
ini, Bu.
Semoga Ibu menyukai
kopi jahe buatan ananda
seraya berkata,
"Kamu berhasil membuatnya, Nak!"
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
