Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Intan Nur Anggeraini

Say No To Baperan Banget!

Gaya Hidup | Monday, 24 Apr 2023, 11:15 WIB

Friend’s, sebagai manusia sudah pasti kita memerlukan interaksi dengan orang lain. Tentunya kehadiran seorang teman mempunyai arti tersendiri bagi setiap orang. Kita bisa berbagi suka-duka yang kita alami kepada mereka. Tertawa, menangis, dan saling menyemangati satu sama lain. Seorang support system yang keberadaannya begitu berarti. Iya, benar sekali. Itulah teman!

Tetapi my friend’s, ketika seorang teman merasa sudah mengenal dan akrab dengan temannya apalagi sudah berteman dalam waktu yang lama, mereka cenderung menjadi tidak sungkan dan peka terhadap satu sama lain. Tanpa sadar sering bertindak kelewatan terhadap satu sama lain yang ujungnya akan menyakiti salah satunya. Ini wajar terjadi di hubungan pertemanan yang akrab dikarenakan adanya sebuah perasaan bahwa kita sudah saling memahami dan mengerti satu sama lain. Perasaan tidak ada batasan lagi antara aku dan temanku sehingga tidak perlu membatasi diri dalam berkata dan bertindak.

ilustrasi diambil dari google https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/apa-itu-anxiety-disorder

“ Dia pasti mengerti maksudku begini,” pemikiran itulah yang membuat kita berpikir bahwa sudah pasti teman kita mengerti dan memahami diri kita sepenuhnya. Padahal tidak semua orang dapat memahami dan mengerti diri kita dengan benar, termasuk teman yang sudah bersama kita dalam waktu yang lama. Tentu bagus ketika hubungan pertemanan terjalin akrab satu sama lain. Yang menjadi masalah adalah bercanda dengan teman tanpa memikirkan apa yang kamu katakan dan lakukan. Ini termasuk dengan teman dekat sekalipun.

Teman dekat kita adalah manusia yang memiliki perasaaan dan bisa menangis serta tertawa ketika ada yang menyakiti hati mereka. Mungkin saja sesuatu yang sepele bagi kita adalah sesuatu yang berdampak besar bagi teman kita tersebut. Jangan sekali-kali merespon seseorang dengan kalimat jahat seperti baperan. Apalagi merespon teman kita yang mengeluarkan pendapat ketika merasa tersinggung dan tidak nyaman dengan kalimat “ah, baperan banget!” saat kalian sedang bercanda, efeknya sangat besar bagi yang menerima respon. Tanpa disadari kita telah menyepelekan pendapat dan perasaan teman yang kita respon tersebut.

Kata baperan adalah kata yang tidak baik. Dari kata ini kita bisa membuat teman yang menerima respon seperti itu menjadi tidak percaya diri dalam berpendapat lagi. Yang lebih parah adalah teman kita jadi sering meragukan diri mereka sendiri. Mereka jadi berpikir “ah, seharusnya aku nggak usah ngasih tau perasaaan aku, seharusnya aku nahan diri. Mungkin aku yang terlalu sensitif, nggak seharusnya aku tersinggung sama candaan temanku.’ Mereka jadi menyalahkan diri mereka sendiri dan penuh keraguan dalam mengeluarkan pendapat mereka. Jika begitu bisa saja akan terbawa sampai dewasa. Mereka akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak percaya diri dan takut dalam mengeluarkan pendapat serta perasaan mereka.

Padahal kalau dipikirkan lagi sebabnya adalah hal yang sangat sepele. Sebabnya hanya dari satu kata saja, tetapi dampak dari kata itu sangat berpengaruh besar dan bisa terus terbawa sampai seseorang itu tumbuh dewasa. Jika sudah seperti itu maka untuk sembuhpun akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Harus melewati proses yang lama dan melelahkan. Butuh tekad yang kuat untuk bertahan dan percaya bahwa kita bisa sembuh. Kita bisa melewatinya dan menemukan kembali diri kita yang terombang-ambing.

Nah, oleh karena itu mulai sekarang entah dengan teman dekat atau orang lain, my friend’s tetap harus memikirkan dulu perkataan dan tindakan yang akan my friend’s lakukan. Jangan suka merespon dengan kata baperan yang nantinya tanpa disadari, kita menjadi sebab dan alasan dari mimpi buruk orang lain! Mari kita saling menjaga perasaan satu sama lain! Dan terakhir, jangan lupa untuk berbahagia bersama teman-teman kita!

Ditulis oleh Intan Nur Anggeraini

Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image