Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amelia Arum Ramadhani

Takhta Rendang Saat Hari Lebaran

Edukasi | Sunday, 23 Apr 2023, 06:37 WIB

Momen lebaran menjadi hal yang paling dinanti kedatangannya, terutama oleh umat muslim di Indonesia. Lebaran memiliki kesan "kemenangan" atas perjuangan satu bulan melawan sajian nafsu dunia. Kemenangan ini terasa lengkap rasanya ketika dirayakan dengan berbagai hidangan khas lebaran, rendang salah satu primadonanya. Rendang merupakan makanan khas Indonesia yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Selain menjadi mahkota di daerahnya sendiri, rendang juga merambah peran menjadi bintang utama saat hari lebaran.

Ilustrasi rendang. Sumber: astronauts.id

Rendang terbuat dari irisan daging yang dimasak dengan santan kelapa serta kombinasi berbagai rempah. Berdasarkan namanya, kata "rendang" ternyata diambil dari teknik memasak (merandang)─yang berarti “pelan-pelan” karena butuh waktu lama untuk menyelesaikan proses memasaknya. Dibutuhkan waktu 6-7 jam dengan suhu 80-95 °C hingga rendang mengering dan berwarna cokelat kehitaman.

Proses merandang melalui tiga tahapan. Tahap pertama (A) mirip seperti gulai dengan banyak cairan (campuran santan dan rempah); (B) Ketika cairannya bekurang disebut sebagai kalio; (C) Potret cairannya hampir habis; (D) Tampilannya kering dan tidak terdapat cairan (dikenal dengan rendang). Rendahnya kandungan air pada rendang membuat makanan ini memiliki umur simpan yang lama dan sering dijadikan bekal saat berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain. Kebiasaan menempuh perjalanan jauh dan perkembangan media massa yang maju turut andil dalam penyebaran makanan Minang ke luar Minangkabau.

Ilustrasi proses pembuatan rendang. Sumber: Nurmufida (Rendang: The treasure of Minangkabau)

Masyarakat Minang beranggapan bahwa rendang mewakili simbol pemersatu dan keutuhan. Selain itu rendang merupakan makanan berharga dan juga dimuliakan. Jika dibandingkan dengan masakan sehari-hari, rendang menempati hirarki tertinggi diantara makanan lainnya, orang Minang menyebut rendang sebagai "kapalo samba" (kepala masakan) dalam upacara adat dan perayaaan-perayaan penting, salah satunya disajikan saat hari raya lebaran. Pemaknaan luar biasa inilah yang pada akhirnya dibawakan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk dijadikan sajian utama saat menyambut hari lebaran. Tradisi ini kemudian menyebar dan merambah ke seluruh negeri. Sehingga tak ayal dengan mudahnya kita menemukan rendang terpampang memolekkan lekuk dagingnya untuk disantap dihari lebaran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image