Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Meliana Aryuni

Berhati-hati Memilih Toko Online untuk Membeli Makanan

Lomba | Friday, 21 Apr 2023, 06:52 WIB
Es mutiara/Dokpri

Untuk mendapatkan makanan atau minuman untuk berbuka itu mudah banget. Kalau kita keluar rumah untuk ngabuburit, di sepanjang jalan kita akan menemukan pedagang musiman, yaitu penjual menu buka puasa. Menu ini terdiri dari lauk-pauk atau hanya menu pembuka.

Sajian yang serupa untuk berbuka pun tidak hanya ada di sepanjang jalan. Kita bisa melihat dan menemukan menu-menu itu di sebuah aplikasi hijau lewat layanan deliverynya. Akibatnya, tidak ada alasan bagi seseorang tidak menyiapkan menu berbuka. Asalkan dana yang dibutuhkan tersedia, kita pasti bisa mendapatkan makanan yang kita sukai.

Hati-Hati Memilih Toko Makanan

Menjamurnya toko online yang menjual makanan dan minuman pembuka puasa atau lauk untuk sahur, kita harus tetap menjunjung sikap kehati-hatian. Kehati-hatian dalam kehalalan pada makanan tersebut. Jadi, kita memang harus berhati-hati memilih toko yang memang selalu menjual produk halal.

Beberapa hal yang selalu saya pakai dalam memilih makanan di sebuah toko online. Pertama, saya harus memastikan nama tokonya terlebih dahulu meskipun tidak selamanya toko dengan nama China itu tidak halal. Namun, nama tersebut akan menyajikan makanan khasnya. Kita tidak tahu apa yang tersaji di sana. Oleh sebab itu, lebih baik mencari toko lain.

Kedua, memilih toko yang hanya menjual makanan-makanan biasa dikonsumi oleh orang muslim meskipun kita tidak tahu bahan apa yang dipakainya untuk memasak. Misalnya, ada juga toko yang masih menggunakan arak untuk campuran makanan. Oleh sebab itu, kita pun harus memastikan menu-menu yang toko itu biasa jual.

Ketiga, perhatikan ulasan pelanggan karena ulasan-ulasan itu dapat membantu kita dalam memutuskan membeli atau tidak di toko tersebut.

Ketiga hal itu sangat penting untuk diterapkan dalam membeli makanan online. Saya melakukannya bukan karena kebanyakan uang, tetapi kesempatan itu diberikan kepada saya secara gratis. Saya pun senang menerimanya meskipun sebenarnya makanan/minuman seperti itu bisa dibuat sendiri di rumah.

Berhati-hati terhadap hal yang haram atau syubhat terdapat dalam sebuah kisah yang dikutip dari khazanah.republika.co.id. Di sana ada seorang pemuda yang memakan sebuah apel yang mengalir dari sebuah sungai. Namun, dia ragu akan kehalalan apel itu hingga dia berusaha menemui pemilik apel. Kisah ini patut dibagikan kepada siapa saja

Jangan Mudah Tergiur

Biasanya dari toko-toko online tersebut akan memberikan promo berupa potongan harga alias diskon pada beberapa item makanan atau minuman. Namun, kita tidak harus tergiur dengan hal tersebut. Kita harus betul-betul tahu produk apa yang didiskon dan apakah produk itu halal?

Sebagai pembeli, jangan pula mudah tergiur dengan tampilan visual dari makanan yang dijual. Jika perlu, tanyakan bahan apa saja yang dimasukkan dalam makanan tadi. Sepintas, perbuatan itu agak ribet, tetapi itu lebih baik dilakukan untuk menjaga tubuh dari hal-hal yang haram.

Saya yakin toko-toko yang menjual makanan yang halal tidak hanya mendapatkan keuntungan material semata. Mereka juga akan mendapatkan keberkahan dari Allah swt. Mereka yakin bahwa dengan berjualan makanan yang halal akan mendapatkan keuntungan finansial dan ketenangan jiwa.

Dengan menjamurnya toko online yang menjual makanan halal, ini menunjukkan bahwa kebangkitan ekonomi di negeri ini terlihat makin baik. Persaingan antara satu toko dengan toko lain pun berjalan dengan baik. Tugas kita sebagai pembeli adalah ikut mendukung toko yang menjual makanan halal tersebut.

Referensi:

Sadongko, Agung. 27 Juni 2018. Pentingnya Sifat Kehati-hatian. Https://khazanah.republika.co.id.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image