Angpao, Uang Tunai dan Nontunai: Tradisi Sambut Idul Fitri )
Bisnis | 2023-04-19 15:57:32Berbagi kebahagiaan dengan memberikan ‘angpao’ kepada kerabat, umumnya kepada yang berusia lebih muda, saat perayaan keagamaan tampaknya sudah menjadi budaya. Bagong (2023) menyebut angpao adalah suatu bentuk kedermawanan yang kemudian berkembang menjadi bagian dari tradisi. Kemiripan tradisi angpao saat Imlek maupun Idul Fitri ditemui dari wujudnya yang umumnya angpao berbentuk amplop kecil berisikan uang pecahan baru. Disini, uang dalam angpao menjadi bahasa yang universal sebagai perwujudan hubungan sosial, emosional, serta kedekatan antarpersonal. Muncul kebahagiaan bagi pihak pemberi, terlebih penerima angpao, apabila angpao tersebut berisikan uang pecahan baru, berjejer rapi, berwarna-warni, dengan disertai aroma khas uang baru.
Dibalik tradisi angpao yang melengkapi kemeriahan hari besar keagamaan, tidak dipungkiri terdapat fungsi penting Bank Indonesia sebagai bank sentral yang dikaitkan perannya sebagai otoritas pengatur pengelolaan uang, baik uang tunai maupun nontunai. Untuk Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, Bank Indonesia telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp195 Triliun, naik sebanyak 8,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp180 Triliun. Kenaikan tersebut mempertimbangkan beberapa alasan, diantaranya pencabutan status PPKM oleh Pemerintah sejak akhir tahun lalu. Faktor selanjutnya yakni prediksi tingginya mobilitas arus mudik dimana diproyeksikan sebanyak 123,8 juta penduduk atau separuh jumlah penduduk Indonesia mengikuti arus mudik. Terakhir, faktor membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional sejak akhir tahun lalu sebesar 5,31 persen dan diprediksikan semakin membaik pada tahun ini.
Ketiga faktor tersebut membuat bank sentral menyiapkan beberapa langkah strategis untuk memastikan kebutuhan uang di masyarakat tercukupi. Pertama, pemenuhan kebutuhan uang dalam jumlah yang cukup, pecahannya yang sesuai serta kondisi uang yang layak edar. Pemenuhan tersebut dilakukan melalui proyeksi kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri, selanjutnya dilakukan monitoring posisi kas nasional selama periode tersebut, dengan disertai strategi distribusi uang untuk mengantisipasi kebutuhan uang pecahan baru. Kedua, khusus untuk strategi distribusinya, Bank Indonesia selain menyediakan layanan kas reguler turut pula menggandeng perbankan serta mitra strategis lainnya. Terhitung sebanyak 5.066 kantor atau titik layanan perbankan tersebar di seluruh Indonesia yang siap melayani penukaran uang. Masyarakat juga diharapkan memanfaatkan laman Pintar.bi.go.id untuk mempercepat proses penukaran sebelum mendatangi layanan kas tersebut.
Bank Indonesia juga turut jemput bola mempermudah masyarakat dalam melakukan penukaran uang dengan hadir di titik-titik keramaian publik seperti terminal, pasar, dan stasiun. Tidak hanya itu, beberapa jalur mudik turut menjadi perhatian bank sentral. Penukaran di jalur mudik seperti rest area di jalan tol Jawa, Lampung dan Palembang juga turut dipersiapkan. Jalur penyeberangan kapal seperti di Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, serta Gilimanuk, yang dipastikan tahun ini penuh dengan pemudik, diberikan kemudahan melalui kehadiran layanan penukaran uang Bank Indonesia di titik tersebut. Menariknya, masyarakat kita yang sebagian besar aktivitas perekonomiannya berada di sungai, misalnya di sungai wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, serta Kalimantan Tengah, turut dimudahkan oleh Bank Indonesia melalui penukaran uang dengan fasilitas layanan kas keliling susur sungai.
Animo masyarakat atas penukaran uang pecahan baru ini menjadi momentum yang tepat bagi bank sentral untuk selalu memberikan edukasi pentingnya sikap Cinta, Bangga, serta Paham (CBP) atas uang Rupiah kita. Sikap Cinta diwujudkan melalui mengenali, merawat, serta menjaga uang kita. Selanjutnya sikap Bangga kita atas Rupiah sebagai identitas, simbol bangsa, kedaulatan, serta pemersatu bangsa. Terakhir, sikap Paham atas fungsi Rupiah dalam perekonomian melalui bertransaksi, berbelanja dan berhemat atas uang yang kita dapatkan. Untuk CBP tematik Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, bank sentral mendorong agar masyarakat dapat berbelanja secara bijak dengan cara berbelanja sesuai kebutuhan, belanja produksi dalam negeri, serta dapat mengalokasikan tambahan pendapatan dengan berhemat serta menabung untuk kebutuhan kelak.
Angpao Nontunai
Masih terkait angpao, semenjak pandemi terdapat pergeseran memberikan angpao secara nontunai guna mengurangi kontak fisik secara langsung. Walaupun sosiolog menyebut angpao nontunai berpotensi dapat mengikis ikatan emosional, namun esensinya untuk menyebarkan kebahagiaan di hari raya masih terpenuhi. Penggunaan uang nontunai, pembayaran, dan transaksi nontunai juga menjadi perhatian bank sentral menjelang Idul Fitri tahun ini. Bank Indonesia terus mendorong penggunaan nontunai melalui pembayaran QRIS dan pengiriman uang melalui BI-FAST. Untuk mengantisipasi kenaikan volume transaksi tersebut, Bank Indonesia bersama dengan industri dan asosiasi sistem pembayaran terus memastikan kesiapan dan kehandalan sistem untuk menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran.
Tentunya sangat disayangkan kejadian mengenai penyalahgunaan pembayaran QRIS di beberapa tempat ibadah, baru-baru ini. Namun selayaknya kita sebagai konsumen tidak perlu ragu terhadap penggunaan QRIS sebagai pembayaran yang dikenal cepat, mudah, murah, aman, dan handal. Bank Indonesia terus bersinergi dengan industri diantaranya Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), Asosiasi Sistem Pembayaran (ASPI), Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP), PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN) serta pihak terkait lainnya dimana terus meningkatkan edukasi dan literasi terkait keamanan transaksi QRIS. Selain itu, terus memperkuat pengawasan penyelenggaraan QRIS, khususnya pemenuhan aspek Know Your Merchant dan monitoring transaksi, serta memperkuat infrastruktur pendukung ekosistem QRIS untuk memitigasi risiko penyalahgunaan QRIS atau fraud. Bagi konsumen, dihimbau untuk selalu memperhatikan informasi di dalam aplikasi pada saat memindai QRIS, mengikuti petunjuk pembayaran yang diinformasikan oleh merchant, serta tidak melakukan transaksi apabila menemukan kejanggalan atau informasi yang tidak sesuai dengan profil merchant.
Menutup tulisan ini, ketika uang tunai pecahan baru sudah berjejer rapi di dompet dan layanan nontunai QRIS dan BI-FAST sudah terpasang di ponsel kita, tibalah saatnya bagi kita melakukan tradisi tahunan asli Indonesia, yakni mudik. Selamat bermudik dan semoga sampai di rumah tujuan dengan aman.
*) Opini pribadi, bukan pendapat institusi
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.