Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad muttaqillah Muttaqillah

Mengapa Al-Qur'an tak Dapat Dipalsukan?

Agama | Sunday, 16 Apr 2023, 19:09 WIB

Al-Qur'an salah satu kitab suci yang diimani oleh kaum muslimin, setelah kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Keyakinan terhadap kitab-kitab tersebut adalah rukun iman dalam agama Islam. Diyakini kebenarannya pada kitab sebelumnya itu dilihat dari orisinalitasnya. Bahwa kitab asli terdahulu yang tersebut itu Taurat, Zabur, dan Injil adalah mengajarkan ketauhidan. Seiring dengan berlalunya waktu kitab-kitab yang sekarang yang dinisbatkan kepada 3 kitab tersebut telah mengalami perubahan, maka kitab yang terbaru yang mengajarkan ketauhidan adalah Al-Qur’an yang melingkupi seluruh isi dari ketiga kitab tadi.

Orang membaca dan menghafal Al-Qur'an

Dapat kita cermati mengenai orisinalitas Al-Qur'an terus terpelihara yaitu

1. Banyaknya masyarakat muslim yang menghafalkan Al-Qur'an sejak awal-awal Islam berkembang sampai dengan sekarang.

2. Adanya hadis-hadis Rasulullah Saw., yang memperkuat eksistensi Al-Qur'an. Di dalam hadis-hadis yang berupa perkataan (qaul) Rasulullah Saw., dan berupa persetujuan (takrir) yang telah dicatat oleh para sahabat Rasulullah Saw., tersebut. Hadis-hadis itu banyak sekali yang terkait sebagai penjelasan ayat-ayat Al-Qur'an

3. Lahirnya ahli-ahli hadis dan tafsir Al-Qur'an turut serta memperkuat eksistensi Al-Qur'an

4. Lahirnya para ahli bidang usul fiqih, fiqih, tasawuf, dan ilmu-ilmu lain yang merupakan bagian dari penjabaran Al-Qur'an seperti astronomi, matematika, kimia, fisika, kedokteran dan ilmu-ilmu sosial seperti hukum, politik, ekonomi, linguistik, sastra, dsb.

5. Lahirnya para ulama tajwid dan qira'ah. Tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur'an dengan tepat. Sedangkan qira'ah adalaha mempelajari seni membaca Al-Qur'an.

6. Penjelasan Allah Swt. di dalam Al-Qur'an Seperti tertera dalam surat Al-Hijr ayat 9:

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

Dalam kitab Aljalalain ayat tersebut ditafsirkan sbb.

“(Sesungguhnya Kamilah) lafal nahnu mentaukidkan atau mengukuhkan makna yang terdapat di dalam isimnya inna, atau sebagai fashl (yang menurunkan Adz-Dzikr) Al-Qur'an (dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) dari penggantian, perubahan, penambahan dan pengurangan.”

Dijelaskan pula bahwa Alqur’an diturunkan secara berangsur-angsur terdapat dalam surat Al-Insan ayat 23:

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ تَنزِيلٗا ٢٣

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.”

Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Allah Swt menyampaikan tantangan kepada kaum anti Al-Qur'an terdapat dalam surat Albaqarah ayat 23:

وَإِن كُنتُمۡ فِي رَيۡبٖ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُواْ بِسُورَةٖ مِّن مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٢٣

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

Dialnjutkan dalam ayat 24nya:

فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِي وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ ٢٤

“Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.”

Di sini Allah menantang mereka untuk mendatangkan para ahli dari kalangan mereka untuk membuat sebuah Al-Qur'an. Dijelaskan pula dalam tafsir ibnu kasir yang dimaksud dengan wad’u syuhadaakum artinya orang-orang yang akan menyaksikannya, mereka adalah juri-juri dari kalangan orang-orang yang fasih dalam berbahasa.

Dapat dikatakan ahli sastra, bahasa, dan berbagai ahli lainnya.

Seandainya bangsa jin dan manusia berkumpul untuk memalsukan Al-Qur'an tidak akan bisa sama sekali. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 88:

قُل لَّئِنِ ٱجۡتَمَعَتِ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأۡتُواْ بِمِثۡلِ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لَا يَأۡتُونَ بِمِثۡلِهِۦ وَلَوۡ كَانَ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٖ ظَهِيرٗا ٨٨

“Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qu'ran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."

Demikian juga dikatakan dalam surat Hud ayat 13:

أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ قُلۡ فَأۡتُواْ بِعَشۡرِ سُوَرٖ مِّثۡلِهِۦ مُفۡتَرَيَٰتٖ وَٱدۡعُواْ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ١٣

“Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar."

Selanjutnya dinyatakan oleh AlLah dalam surat Yunus ayat 37-38

وَمَا كَانَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ أَن يُفۡتَرَىٰ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن تَصۡدِيقَ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيلَ ٱلۡكِتَٰبِ لَا رَيۡبَ فِيهِ مِن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٣٧ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ قُلۡ فَأۡتُواْ بِسُورَةٖ مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٣٨

“37. Tidaklah mungkin Al-Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al-Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam

38. Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar."

Pernyataan Para Orientalis Mengenai Al-Qura'an

Keaslian Al-Qur'an itu juga diakui oleh para orientalis barat di antaranya ialah

Pertama, Satrawan Jerman Johann Wolfgang von Goethe (wafat 22 Maret 1832) mengatakan “Ketika saya membaca Al-Qur'an, saya merasa bahwa jiwa saya bergetar di dalam tubuh saya.” Dalam kesempatan lainnya, dia mengatakan, “Al-Qur'an bukanlah perkataan manusia. Jika kita menyangkal bahwa itu dari Tuhan, maka itu berarti kita menganggap Muhammad sebagai Tuhan.”

Kedua, Orientalis asal Inggris Arthur Arberry (wafat 2 Oktober 1969) berkata, “Ketika saya mendengarkan Al-Qur'an dibacakan dalam bahasa Arab, seolah-olah saya mendengarkan detak jantung saya.”

Ketiga, Orientalis Jerman, Annemarie Schimmel (wafat 2 Januari 2003) mengatakan, “Al-Qura'n adalah firman Tuhan, diilhami bahasa Arab yang jernih, dan terjemahannya tidak akan melampaui tingkat yang dangkal, jadi siapa yang bisa menggambarkan keindahan firman Tuhan dalam bahasa apapun?!”

Keempat, Penulis terkenal AS, Michael H Hart. Penulis terkemuka asal Amerika yang tersohor lewat karyanya “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia”, Michael H Hart berkata, “Kami memiliki di tangan kami sebuah buku yang unik dalam keaslian dan integritasnya. Keasliannya belum dipertanyakan saat diturunkan, dan buku ini adalah Al-Qur'an.”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image