Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Beatrix Tiara Cahyaningtyas,

Pakaian Baru Saat Hari Raya Termasuk Impulsive Buying?

Gaya Hidup | Sunday, 16 Apr 2023, 14:36 WIB

Impulsive buying merujuk pada perilaku individu yang berbelanja tanpa perencanaan yang matang. Saat melakukan pembelian impulsif, konsumen tidak mempertimbangkan merek atau produk tertentu. Konsumen cenderung langsung membeli barang karena tertarik pada merek atau produk tersebut saat itu. Awalnya, aktivitas berbelanja dimulai dengan keinginan yang rasional, yaitu berkaitan dengan kegunaan atau kebutuhan produk (nilai utilitarian). Namun, terdapat nilai lain yang menjadi pengaruh perilaku belanja individu, yaitu nilai emosional atau hedonis. Pembelian impulsif merujuk pada kebahagiaan yang timbul dari pemenuhan keinginan yang bersifat hedonis. Saat seseorang berbelanja, aspek kesenangan dan kenikmatan menjadi perhatian utama, selain manfaat yang diperoleh dari produk tersebut.

Menurut penelitian impulsive buying di Indonesia memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di negara seperti India, di mana pasar modern terbatas, pembeli cenderung lebih ketat dalam berbelanja sesuai dengan tujuan awal mereka. Rata indeks pembeli di India mencapai 28%, dibandingkan dengan Indonesia yang hanya 15%. Namun, negara-negara lain di wilayah Asia Pasifik atau Asia Utara cenderung memiliki tingkat pembelian impulsif yang lebih tinggi.

Impulsive buying tidak hanya terjadi pada individu yang tunggal di kota besar. Individu yang tinggal di kota-kota kecil juga melakukannya dengan cara yang sama. Terdapat pusat perbelanjaan maupun toko kecil yang memudahkan akses untuk melakukan impulsive buying. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2017, mahasiswa Aceh memiliki tingkat pembelian impuls yang sedang. Selama tiga tahun terakhir, Aceh mengalami peningkatan pesat baik dari segi infrastruktur maupun ekonomi, yang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku impulsive buying.

Dalam waktu singkat, tindakan impulsive buying menghadirkan rasa senang yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan sementara. Namun, dalam jangka panjang, perilaku ini mengakibatkan seseorang terbiasa mengikuti dorongan tiba-tiba demi kesenangan dan berdampak pada keuangan karena pengeluaran yang tidak terduga dan intens.

Pakaian baru menjadi identik saat Hari Raya Idul Fitri, menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rasulullah SAW menganjurkan untuk menggunakan pakai terbaru yang dimilikinya. Sekretaris Jenderal (sekjen) MUI, Amirsyah Tambunan menjelaskan mengenakan baju baru untuk Idul Fitri tidak harus mahal dan bagus. Namun menurutnya pernyataan yang dimaksud adalah pakaian yang bersih dan indah sudah cukup. Pakaian merupakan simbol peradaban manusia. Tentunya jika pakaian yang dikenakan bersih dan indah maka dapat menyimpulkan bahwa peradaban manusia cukup baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image