Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fauzan Putra gani

Pengaruh Game online Terhadap Kaum Remaja

Teknologi | 2021-12-22 10:50:42

Pengaruh Game online Terhadap Kaum Remaja

Semakin naik level di game, semakin kuat juga kita menghadapi monster level kecil. Begitupun juga kehidupan. Jika kita naik level, maka akan mudah ketika kita menghadapi rintangan-rintangan kecil.

“Semua jenis kecanduan tentu bukan merupakan hal yang baik saat seseorang mengalami kecanduan, termasuk kecanduan bermain game online.” Ungkap dokter Hayatun Nufus dalam konten YouTube Dokterpedia.net pada 24 Agustus 2019. Berdasarkan pemaparan yang diberikan oleh dokter Hayatun Nufus, bahwa orang yang cenderung lebih mementingkan bermain game online dibandingkan kegiatan sehari-harinya misalkan, makan, tidur, bekerja, belajar, bersosialisasi dengan lingkungan, dan sebagai hal. Apabila kecanduan bermain game online tersebut tidak terpuaskan maka orang tersebut bisa menjadi gelisah, marah, depresi, dan tidak beraktivitas baik seperti semestinya.

Bagaimana Pandangan Psikolog terharadap Kaum Remaja ?

Bayangkan saat ini banyak sekali remaja yang kecanduan game online, mereka melakukan itu pasti terdapat beberapa faktor dibelakangnya, salah satu faktor yaitu kebutuhan psikologis dan motivasi. Kebutuhan psikologis dan motivasi dikategorikan menjadi tujuh tema permasalahan, yaitu sebagai hiburan dan rekreasi, sebagai coping emosi (pengalihan dari kesepian, isolasi, kebosanan, melepaskan stress, relaksasi, melampiaskan kemarahan dan frustasi), melarikan diri dari kenyataan, memenuhi kebutuhan interpersonal dan kebutuhan sosial (berteman, memperkuat persahabatan, menciptakan rasa memiliki dan pengakuan dari orang lain), kebutuhan untuk prestasi, memberikan kesenangan dan tantangan, kebutuhan untuk lebih kuat (bersifat superior, keinginan untuk kontrol, dan untuk menambah kepercayaan diri).

Seorang remaja yang bermain game online sebagai coping emosi, mengungkapkan bahwa remaja yang mengalami kesepian akan berusaha untuk mengatasi kesepian atau kesendirian itu dengan melampiaskannya dengan cara bermain game online. Kesepian merupakan suatu stigma sosial yang kurang baik, sehingga seseorang memiliki kekurangan dalam hubungan persahabatan atau pertemanan (Rokach, 2014).

Seseorang yang memiliki kesepian yang tinggi akan berusaha untuk menurunkan tingkat kesepiannya, salah satunya dengan bermain game online. Oleh karena itu, game online memberikan tawaran untuk dapat menurunkan tingkat kesepian, namun tawaran yang diberikan hanya bersifat sementara dan tidak mampu untuk menurunkan kesepian sampai ke tingkat yang paling rendah.

Secara psikologis, kecanduan game online seperti halnya kasus-kasus kecanduan lainnya yaitu, bisa memicu aktivitas dopamin yang berlebihan. Dopamin sendiri merupakan salah satu senyawa kimia di otak yang memiliki peran penting dalam regulasi proses reward dan motivation. Peningkatan aktivitas dopamin, jika masih dalam batas yang wajar maka bisa membantu meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati dan membuat seorang aktif dalam menjalankan aktivitas sosial lainnya. Namun, jika aktivitas dopamin ini meningkat secara berlebihan, maka penderita bisa mengalami agitasi, kecemasan berlebih, euforia, hedonisme, hiperaktif, insomnia, maniak, paranoid, stres dan tidak mampu mengontrol diri sendiri serta mengalami peningkatan energi dan libido yang sulit untuk dibendung lebih lanjut.

Dosen Psikolog Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh, Rahmia Dewi mengatakan, kecanduan bermain game online merupakan suatu perilaku yang dilakukan ketika gamer (pemain) mulai mengalami kepuasan, maka mereka akan terus mengulangnya sehingga mempengaruhi psikologisnya. “Jika permainan itu dilakukan terus dan terus diulang, efeknya akan mengalami kecanduan dan akan ketergantungan pada permainan tersebut. sehingga, mempengaruhi kehidupan sosial mereka,” katanya kepada AJNN, Kamis(17/1). Sambungnya, kecanduan game online tidak jauh berbeda dengan kecanduan narkoba, karena dampaknya, mereka yang sudah mulai kecanduan akan menarik diri dari sosialnya bahkan mereka cendrung kerap menyendiri.

Kurangnya Kesadaran Diri Jika kecanduan Game online

Pecandu game online sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kecanduan akan hal tersebut, sebab ia merasa sangat nyaman saat melakukan hal tersebut. Beberapa jenis game online juga dibuat dengan memiliki dunia fantasi mirip dengan dunia nyata. Namun, bisa dikontrol oleh pemainnya, akibatnya bermain game online seperti ini juga dijadikan cara bermain untuk lari dari masalah termasuk ketika apa yang dialami dalam kehidupan nyata tidak terlalu sesuai dengan harapannya. Bisanya orang tersebut bersifat introvert.

Banyak penelitian kualitatif berfokus pada faktor psikologis yang berkontribusi terhadap kecanduan game. Tidak banyak penelitian yang mengikat hubungan sosial online dan offline dengan kecanduan game digital online. Hanya penelitian Redmon (2010) dan Lai, dkk. (2016) yang mencoba mencari pengaruh antara kecanduan game online terhadap hubungan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak hubungan dan pembelajaran sosial pada kecanduan game digital online. Kami juga akan menganalisis bagaimana sikap positif individu terhadap game memengaruhi kecanduan game. Hubungan Digital Online Kecanduan Game Digital yang dibahas dalam artikel ini berfokus pada pembangunan hubungan di sekitar lingkungan MMORPGS di mana ia menyediakan peluang bagi banyak pemain untuk berinteraksi dan menyelesaikan tugas bersama.

Apakah Kecaduan Game online Sama Dengan Gangguan Mental?

Game online tak bisa lagi di bendung saat ini, Seperti bermain game online di laptop dan maupun di gawai dengan berbagai aplikasi mulai dari aplikasi media sosial aplikasi permainan atau games baru-baru ini badan kesehatan dunia atau who menyatakan kita game termasuk dalam salah satu jenis penyakit gangguan mental seperti apa efek kecanduan games tersebut berikut penelusuran dalam perangkat game online kemajuan teknologi saat ini perkembangan teknologi memudahkan manusia untuk dapat dengan mudah berkomunikasi seperti perangkat telepon pintar smartphone yang saat ini menjadi manusia sosial video seperti menjadi magnet penggunaan telepon genggam menunjukkan eksistensi di media sosial setelah sempat ditutup oleh pemerintah akses kembali dibuka sebelumnya melakukan pemblokiran terhadap aplikasi PUBG karena memiliki dampak bagi pengguna aplikasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan bahwa gaming disorder sebagai salah satu kategori dari masalah kesehatan mental. Dengan kata lain, game online bisa memicu kecanduan dan sebaiknya dibatasi agar terhindar dari gaming disorder. Penting untuk mengetahui dan mengenali beberapa gejala yang menandakan kecanduan game online dan mengarah pada masalah kesehatan mental. Melansir WHO, gaming disorder adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang tidak mampu mengontrol kegiatan bermain game. Pengidap gangguan ini menjadikan game sebagai prioritas yang paling tinggi dibandingkan dengan kegiatan yang lain. Kabar buruknya, kondisi ini bisa meningkatkan dampak negatif pada kehidupan seseorang akibat kecanduan bermain game. Ada beberapa gejala yang bisa dikenali sebagai tanda kecanduan game online atau gaming disorder. Seseorang yang sudah dikatakan mengalami gaming disorder cenderung sulit mengontrol rasa ingin bermain game dibandingkan dengan melakukan kegiatan lainnya. Pengidap gaming disorder bisa mengabaikan kegiatan penting lainnya saat sedang bermain game, misalnya makan atau beristirahat.

Game Online Membuatku Menjadi Individualis

Kecanduan game online dapat mempengaruhi aspek sosial dalam menjalani kehidupan sehari-hari mulai dari kualitas berinteraksi dengan orang terdekat, pencitraan diri hingga perubahan perilaku individunya. Karena banyaknya waktu yang dihabiskan di dunia maya menyebabkan kurang berinteraksi dan juga bersosialisasi dengan orang lain dalam dunia nyata. Hal ini terjadi dikarenakan hanya terbiasa melakukan interaksi satu arah dengan computer ataupun gadget, membuat perilaku remaja menjadi tertutup, sulit mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata. Dengan bermain game online secara terus-menerus dapat menyebabkan perubahan pola piker dan perilaku pada setiap individu.

Banyak gamer yang merasa menemukan jati dirinya ketika bermain game online melalui ketertarikan emosional dalam pembentukan kepribadian, yang menyebabkannya tenggelam dalam dunia fantasi yang diciptakannya sendiri. Hal ini tentu saja dapat membuat kehilangan kontak dengan dunia nyata sehingga menyebabkan berkurangnya interaksi. Meskipun ditemukan bahwa terjadi peningkatan sosialisasi secara online, namun di saat yang sama juga ditemukan penurunan sosialisasi di kehidupan nyata.

Seseorang yang bermain game online bukan hanya sebagai coping emosi, tetapi juga bermain game online dapat memenuhi kebutuhan berafiliasi (Yee,2010). Ketika ingin memenuhi kebutuhan afiliasi seseorang perlu merasakan keterlibatan dan memiliki kelompok sosial. Remaja yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi memerlukan hubungan interpersonal dengan orang lain, sehingga game online dijadikan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan afiliasi.

Maka dari itu perkembangan teknologi pada era digital tidak dapat disalahkan, dan sangat pesat jangkauannya. Salah satu produk perkembangan teknologi yang saat ini digemari remaja adalah game online. Semestinya game online dimanfaatkan untuk hiburan tetapi yang terjadi game online dimainkan secara berlebihan, digunakan sebagai tempat untuk melarikan diri dari realiatas kehidupan, sehingga yang terjadi adalah kecanduan game online. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap berbagai aspek kehidupan remaja.

Daftar Pustaka

David. (2016). Perancangan Game Online Android Bergenre Horror. Cogito Smart

Journal, 2(2), 167-179.

Rahma, A. (2018). Interaksi Sosial pada Remaja Kecanduan Game

Online.Skripsi:Surakarta.Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

https://www.youtube.com/watch?v=C4nOsRvO4zc

https://hellosehat.com/mental/introvert/

Psikolog: Kecanduan Game online Berpengaruh pada Perilaku Remaja (ajnn.net)

Kapan Kecanduan Game online Jadi Masalah Kesehatan Mental? (halodoc.com)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image