Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Prof. Dr. Budiharjo, M.Si

Perjuangan Kartini Menyatukan Bangsa

Politik | Friday, 14 Apr 2023, 14:24 WIB

Perjuangan menyatukan seluruh komponen bangsa bukan pekerjaan mudah. Melainkan, suatu usaha berkesinambungan yang dikerjakan dengan penuh pengorbanan. 21 April adalah momentum penting menyatukan seluruh potensi bangsa melalui gagasan emansipasi wanita yang diusung RA KArtini. Tanpa spirit emansipasi, maka bisa saja Indonesia berada dalam kegelapan dan menjadi serpihan-serpihan kecil yang tak bermakna. Hari RA Kartini adalah momentum yang mengajarkan kita tentang arti bersatu dan bangkit melawan kezaliman, ketidakadilan dan keterpurukan.

Jika kita telaah pengalaman Kartini, spirit relijiusitas dan nasionalisme bersatu di saat yang bersamaan. Tentunya, ini menjadi berkah dari Allah SWT untuk rakyat Indonesia, sekaligus harapan akan semangat persatuan dan kebangkitan. Saat ini, di tengah polarisasi masyarakat atas sentimen politik, kita membutuhkan semangat Kartini. Sejarah mengajarkan banyak hal kepada kita, terutama dari para pendiri bangsa yang rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

Apa yang diajarkan RA Kartini akan memupuk semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta tanah air, memperkokoh integrasi bangsa dan memperkuat tali persaudaraan. Sejatinya tidak perlu ada dikotomi antara semangat keagamaan dan kebangsaan. Titik temu sudah dilakukan para pendahulu kita, bagaimana kelompok agama juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Dan, sebaliknya, bagaimana kelompok nasionalis juga telah menunjukkan peran mereka untuk menghapus sekat-sekat perbedaan dalam merebut kemerdekaan.

Di tengah berbagai ancaman bangsa dan negara saat ini, para pemuda Indonesia harus bangkit dan tercerahkan dengan momentum 21 April. Tidak mudah memang, namun upaya-upaya berkesinambungan harus terus dilakukan. Tentunya, ini menjadi wujud impian rakyat Indonesia agar menyatu dalam nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Pancasila adalah kalimatun sawa (titik temu) dan kesepakatan para pendiri bangsa. Oleh sebab itu, mempertahankan dan menjalankan Pancasila dan kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya adalah kewajiban tiap individu warga negara.

Terbentuknya Indonesia sebagai negara kesatuan merupakan kesadaran seluruh komponen bangsa tanpa mempersoalkan latar belakang agama, suku dan bahasa. Kesadaran itu lahir dari kehendak bersama untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan dan kolonialisme yang tidak sesuai dengan semangat dan nilai-nilai kemanusiaan universal. Semangat ini tentunya menjadi modal dasar dan landasan kuat menyatukan dan meleburkan diri dengan penuh kerelaan dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai titik temu, Pancasila mengandung semua komponen bangsa yakni Ketuhanan (reliji), Kemanusiaan (humanisme), Kebangsaan (nasionalisme), demokrasi dan keadilan. Prinsip yang lima itu hasil pengejawantahan pemikiran para pendiri bangsa yang memang berjuang untuk menerima semua kelompok dan golongan di bawah naungan NKRI. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image