Pedagang Musiman Meraup Keuntungan pada Bulan Penuh Berkah
Agama | 2023-04-13 00:27:00Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang paling dinanti oleh masyarakat di Indonesia, lebih terkhususnya umat muslim, karena bulan Ramadan sebagai bulan beribu berkah dan kebaikan yang dilipat gandakan. Salah satu momen pada bulan Ramadan yang paling disukai masyarakat Indonesia ialah ngabuburit, Ngabuburit atau mengabuburit adalah kegiatan menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan. Kegiatan ngabuburit dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman. Selain berjalan-jalan, bermain, bercengkrama, mencari takjil, mendatangi pasar kuliner dan menghabiskan waktu ditaman. Bagi mahasiswa dapat mereview materi kuliah yang didapatkan saat jam perkuliahan yang telah dilaksanakan. Ketika mendekati waktu berbuka sekitar jam 16:30-17:00 mahahasiswa keluar dari kost untuk berburu dagangan takjil yang tersedia didekat mereka tinggal untuk berbuka puasa, dengan berbagai menu yang tersedia dan harga yang bervariatif serta relatif terjangkau dengan kantong mahasiswa.
Mahasiswa dapat membeli takjil dengan harga yang sedikit miring dan mendapat jumlah yang cukup untuk sebagai hidangan pembuka setelah azan magrib berkumandang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat dalam berbuka puasa. Mengutip muhammadiyah.or.id, istilah takjil diambil dari hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yang berbunyi, "Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (ajjalu) berbuka." Kita dapat menyimpulkan bahwa perintah untuk berbuka puasa dengan cepat adalah apa yang dimaksud dengan kata Arab takjil. Kata "takjil" pada awalnya dipahami oleh orang Indonesia berarti makanan untuk berbuka puasa. Banyak orang sekarang memahami takjil untuk merujuk pada makanan dan minuman berbuka puasa seperti hidangan gorengan, es melon, dan bahkan kurma.
Menu takjil berbagai macam varian, baik itu dalam bentuk cemilan maupun minuman yang dapat disantap saat waktu berbuka. Salah satu penjual mengungkap mengenai jenis makanan yang ia jual itu, karena ia menyukai bubur mutiara dan es buah kedua hal itu dapat dikonsumsi kapan saja dan tidak terikat oleh waktu baik cuaca panas maupun hujan. "Selama berdagang pada bulan Ramadan beliau ditemani oleh saudara untuk bermain sambil belajar mengenai berdagang dengan baik dan benar. Berbagai macam cara beliau untuk menarik pelanggan untuk datang ke stand jualan, salah satunya dengan cara menawarkan dengan suara untuk menarik minat konsumen baik yang berjalan kaki maupun sedang berkendara". Ujar pedagang. Cara mengetahui konsumen puas atau kurang puas terhadap produk yang dijual yaitu ketika konsumen melaukan pembelian ulang atau memberikan komentar mengenai rasa ketika telah dicicipi saat waktu berbuka puasa. Harga pokok yang kurang stabil beliau melakukan cara untuk harga takjil yang tetap sesuai dengan kantong mahasiswa, menggunakan cara pengurangan jumlah yang biasanya satu liter dikurangi menjadi setengah liter air untuk es buah. "Naik turunnya pengunjung yang datang kepada stand kami tergantung kondisi dan dengan tidak stabilnya pengunjung mempengaruhi pendapat yang kami peroleh, penghasilan terminim yang kami dapatkan ialah berkisar seratus lima puluh ribuan. Bila dagangan kami tersisa kami melakukan berbagi takjil ke pengendara yang melintas atau memberikan kepada musolla terdekat". Ungkapnya.
Untuk mahasiswa yang tinggal disekitaran kampus dapat dimanjakan dengan adanya bazar atau jajanan Ramadan, mahasiswa tidak perlu membeli takjil yang diinginkan dengan jarak yang jauh atau berbelanja melalui online. Jajanan yang tersedia berbagai macam varian serta harga yang dapat disesuaikan dengan kantong mamahasiswa. Teruntuk mahasiswa yang melaju atau pulang pergi dari rumah kekampus dapat membawa takjil yang tersedia di dekat kampus, apabila orang rumah menitip takjil untuk tambahan atau menu utama berbuka puasa dapat secara bersamaan membeli ketika pulang kuliah.
Perihal takjil yang saya gemari ialah bakso, bakso terlihat segar dan dijadikan hidangan pembuka setelah meminum air atau setelah shalat maghrib, mengenai harga juga tidak terlalu mahal untuk satu porsi bakso, ketika membeli juga dapat menyesuaikan dana yang tersedia, tidak perlu membeli satu porsi. Semisal membeli dengan harga lima ribu tetap dilayani dengan baik oleh penjual baso tersebut. "Mengenai kualitas dan kehigienisan takjil yang tersedia didaerah kampus dapat dipercaya, karena tidak mungkin penjual yang berdagang melakukan hal-hal atau mencampuri bahan yang tidak baik untuk kesehatan". Ujar mahasiswa. Mengenai jarak dari kampus kerumah berkisar tiga puluh menitan apabila tidak terjadi kemacetan dari daerah yang saya lalui. Kondisi ramai lancar lalu lintas di jalan yang saya lalui, apabila masuk waktu berbuka puasa serta kondisi cukup jauh dari rumah saya menepi sesaat untuk berbuka puasa, jika jarak dari rumah sudah dekat saya melanjutkan perjalanan dan berbuka bersama keluarga dirumah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.