Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kang Guru

Sebujur Bangkai (Seri #1)

Pendidikan dan Literasi | Monday, 30 Nov -1, 00:00 WIB
Seri Hikmah Lagu Rhoma Irama #1

Sebujur Bangkai

Pencipta dan Penyanyi Rhoma Irama
Ilustrasi dari Canva
Ilustrasi dari Canva

Badan pun tak berharga sesaat ditinggal nyawa
Anak isteri tercinta tak sudi lagi bersama
Secepatnya jasad dipendam
Secepatnya jasad dipendam
Karena tak lagi dibutuhkan
Diri yang semula dipuja
Kini bangkai tak berguna
Dari kamar yang indah kasur empuk tilam putih
Kini harus berpindah terkubur dalam perut bumi
Kalau selama ini diri berhiaskan
Emas intan permata bermandi cahaya
Tetapi kali ini di dalam kuburan
Gelap pekat mencekam tanpa seorang teman
Terputuslah pergaulan
Terbujurlah sendirian
Diri terbungkus kain kafan
Wajah dan tubuh indah yang dulu dipuja-puja
Kini tiada lagi orang sudi menyentuhnya
Jadi santapan cacing tanah
Jadi santapan cacing tanah
Sampai yang tersisa kerangka
Begitulah suratan badanKe bumi dikembalikan
Kebanyakan manusia terlena sehingga lupa
Bahwa maut kan datang menjelang

RETIZEN.REPUBLIKA.CO.ID. Lagu "Sebujur Bangkai" mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara dan kita semua akan mengalami kematian pada suatu saat nanti. Tak peduli seberapa berharganya harta benda dan keindahan fisik yang kita miliki, pada akhirnya semuanya akan menjadi tidak berguna saat kita telah meninggal dunia.

Kematian dapat terjadi kapan saja dan tak ada yang dapat menghindarinya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk hidup dengan bijak dan bertanggung jawab, menjalani hidup dengan cara yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Karena pada akhirnya amal baiklah yang akan membawa manfaat ke akhirat.

Lagu ini juga mengajarkan kita bahwa kematian adalah suatu proses yang "mengheningkan" dan "menyelesaikan" kita dari kehidupan dunia yang penuh keramaian. Tidak ada lagi teman atau kerabat yang menemani kita, hanya diri kita sendiri yang harus menghadapi realitas kematian. Oleh karena itu, marilah kita berlaku baik selama masih hidup agar kelak di akhirat kita tidak sendirian dan diliputi kesedihan dan kekecewaan.

Kita harus selalu ingat bahwa kematian merupakan panggilan Allah SWT yang nyata dan tidak dapat dihindari. Kita tidak tahu kapan dan dimana kita akan menghadapinya, "jatah" kematian itu pasti, maka dari itu berusaha untuk selalu baik dalam menjalani hidup ini. Masa depan kita di akhirat tergantung pada amal kita selama hidup di dunia ini. Mari menjalani hidup dengan bijak dan tidak lupa berdoa agar kita selalu memberikan jalan yang terbaik dalam hidup dan di akhirat, serta husnul khotimah, Aamiin.

Salam Literasi
Kota Hujan, 18 Ramadhan 1444H
Gerakan Guru Anti Korupsi (G-GrAK)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image