Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Efendi

Bukber Seafood Khas Pantura Lamongan

Kuliner | Sunday, 09 Apr 2023, 12:08 WIB
Bukber Seafood di Rumah Warga Nelayan Kampung Sukunan Paciran, Lamongan, Jatim setelah Tausiyah sebelum Maghrib di Masjid Nadwatul Islam (Dokumen Pribadi)

Nabi Muhammad SAW bersabda sebuah hadits yang artinya; “Bagi orang yang puasa, ada dua kebahagiaan yang dia rasakan kegembiraannya. Pertama, kebahagiaan ketika berbuka puasa. Kedua, kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya” (HR. Muslim).

Dua kebahagiaan yang diraih bagi orang berpuasa diartikan kenikmatan di dunia saat berbuka puasa dan anugrah di akhirat berjumpa dengan Allah SWT. Dalam aspek kebahagiaan dunia terkait dengan kenikmatan makan dan minum setelah sehari tidak dibolehkan sesuai dengan hukum fiqh.

Kebahagian berbuka terasa istimewa bagi orang yang berpuasa sehingga disiapkan menu makanan dan minuman yang spesial. Bahkan selama sebulan menu yang disuguhkan selalu berganti-gangi sesuai dengan jadwal yang direncanakan dan selera lidah.

Keragaman menu makanan dan minuman bagi masyarakat Indonesia merupakan kenikmatan tersendiri bagi orang yang berpuasa. Keanekaragaman tersebut merupakan hasil kebudayaan dari etnis, ras, agama, dan suku bangsa yang mendiami pulau di Indonesia dari Aceh sampai Papua.

Indonesia sebagai negara “surga kuliner”, artinya kaya berbagai jenis makanan dan minuman olahan hasil karya suku bangsa. Di bulan Ramadhan ragam kuliner dimasak, disuguhkan, dan dijual spesial bagi orang yang berpuasa, apalagi dikaitkan dengan tradisi Buka Bersama (Bukber).

Bukber merupakan salah satu tradisi di Indonesia yang diselenggarakan oleh komunitas atau lembaga tertentu. Kegiatan Bukber biasanya dikemas dengan acara pengajian diisi dengan tausiyah singkat atau rapat sambil menunggu adzan maghrib. Kemudian dilanjutkan makan dan minum bersama dengan menu khas masing-masing daerah.

Lamongan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang kaya hasil karya masakan khas di nusantara. Hasil budaya masyarakat, kuliner Lamongan telah dikenal oleh masyarakat luas, seperti; Pecel Lele, Soto Lamongan, Nasi Boranan, Garang Asem Manyung, Kare Rajungan, dan beragam jenis masakan laut (seafood).

Keragaman menu kuliner Lamongan mudah ditemukan khususnya di wilayah Pantai Utara (Pantura). Rumah makan dan resto di Pantura yang membentang dari perbatasan Tuban bagian barat dan Gresik bagian timur senantiasa menyediakan menu masakan khas berbasis kelautan (seafood).

Dalam setiap gelaran acara formal dan nor formal di Pantura, seafood menjadi suguhan wajib bagi tamu dan peserta. Termasuk acara Bukber yang diselenggarakan komunitas Pantura menyuguhkan kepada tamu dan peserta dengan aneka ragam olahan dan masakan seafood.

Bukber merupakan salah satu tradisi istimewa di Pantura Lamongan, biasanya diadakan di mushalla, masjid, lembaga pendidikan, atau komunitas lainnya. Jika kagiatan Bukber di masjid dan mushalla, maka mengahadirkan penceramah dan mengundang jamaah untuk mendengarkan tausiyah Ramadhan.

Sebagai bentuk penghormatan bagi tamu khusus (penceramah), maka panitia menyiapkan suguhan Bukber berupa masakan seafood. Jenis kuliner yang disuguhkan seperti; Kare Rajungan, Cumi-cumi Goreng, Udang Laut Bumbu Bali, Udang Goreng, Ikan Panggang, Ikan Tengiri Goreng, Asem-asem Mayung, Oseng-oseng Sumpying, dan sebagainya.

Tidak lupa sambal terasi khas Paciran dan sambal kecap sebagai pendamping ikan panggang. Benar-benar nikmat dunia setelah sehari lapar dan saat adzan maghrib disuguhi aneka kuliner yang menggoda selera lidah. Lebih dari itu, guyub rukun dan solidaritas warga pesisir Pantura Lamongan benar-benar terjaga sampai sekarang.

Beragam masakan seafood yang disuguhkan saat Bukber di masjid dan mushalla biasaya diberi cuma-cuma alias gratis dari dermawan. Pengusaha perikanan di Pantura Lamongan terkenal dengan sifat kederwamanannya, terutama untuk kegiatan sosial dan keagamaan.

Kontroversi larangan Bukber dari pemerintah beberapa waktu yang tidak berlaku di kalangan masyarakat Pantura Lamongan. Warga Pantura Lamongan tetap mengadakan Bukber, karena dana yang digunakan benar-benar suadaya dari masyarakat dan sumbangan dari pengusaha perikanan yang dermawan.

Semoga tradisi Bukber di Pantura Lamongan tetap terjaga dengan baik, karena mengandung pesan-pesan kebersamaan dan identitas sosial. Di samping itu, sebagai bentuk kebahagiaan orang yang menjalan puasa untuk berbuka dengan bersama-sama. Amin. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image