Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vita Indira Sari

Pengaruh dari Mengedarkan/Mencetak Uang yang Berlebihan

Ekonomi Syariah | Wednesday, 05 Apr 2023, 13:39 WIB

Uang merupakan alat transaksi sah yang sudah di sahkan oleh pemerintah untuk digunakan pada saat melalukan kegiatan jual beli. Uang sudah menjadi benda bernilai yang banyak digunakan di seluruh negara yang ada didunia. Setiap negara memiliki nama uang masing-masing seperti rupiah dari Indonesia, ringgit dari Malaysia, won dari korea dan masih banyak lagi.

Di Indonesia sendiri tempat untuk mencetak dan mengedarkan uang berada di bank sentral atau bank Indonesia. Bank sentral memiliki tugas mengelola dan mencetak uang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bank sentral juga selalu memastikan kebutuhan uang tunai masyarakat dapat tersedia dengan jumlah yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar.

Sekarang ini, uang merupakan benda yang sangat penting. Jika tidak ada uang maka masyarakat tidak bisa bahkan sulit untuk membeli suatu barang. Dibalik pentingnya sebuah uang, terdapat batasan dalam mencetak dan mengedarkan uang tersebut.

Bank Indonesia yang memiliki tugas mencetak uang, sangat dibatasi dalam mencetak dan mengedarkan uang tersebut. Jika suatu negara mencetak uang terlampau banyak, maka tidak menutup kemungkinan negara tersebut akan mengalami inflasi.

inflasi merupakan kecendrungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua kali lipat. Ketika tingkat inflasi tinggi, untuk mengendalikannya, bank sentral menaikkan tingkat suku bunga agar tingkat inflasi menurun. Ketika suku bunga naik, maka pinjaman menjadi mahal karena biayanya pun naik. Kondisi ini akan menekan permintaan masyarakat terhadap pinjaman, sehingga jumlah pinjaman menurun.

Jika suatu negara terjadi inflasi, maka dapat berpengaruh pada pendapatan masyarakat nya. Bahkan harga barang akan melonjak naik dari biasanya yang membuat masyarakat yang sudah tergolong miskin akan semakin miskin. Selain itu harga sebuah rumah dari tahun ke tahun akan berkali lipat lebih mahal yang membuat warga kesulitan untuk membeli rumah dan terpaksa hanya bisa menyewa atau mengontrak rumah. Dapat juga merusak struktur ekonomi suatu negara karena ketidakstabilan harga-harga barang di pasar. Selain itu juga dapat menyebabkan masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Contoh negara yang mengalami inflasi tinggi adalah negara Zimbabwe, yang menempati posisi pertama didunia. Yakni mencapai 244% (year-on-year/yoy) pada desember 2022. Selanjutnya diurutan berikutnya ada Venezuela, Lebanon, suriah, sudan, Argentina, turki, sri lanka, iran serta ghana.

Tak hanya negara diatas, bahkan negara maju pun juga mengalami inflasi seperti Amerika Serikat dan Inggris, akibat naiknya harga komoditas yang tinggi. Dalam beberapa dekade terakhir kedua negara tersebut sempat mengalami inflasi tertinggi.

Untuk indonesia sendiri, terjadi penurunan inflasi yaitu pada januari 2023 tercatat sebesar 5,28% (yoy) sedangkan pada desember 2022 yang sebesar 5,51% (yoy). Pemerintah menggunakan APBN dan instrument fiskal agar inflasi berada dalam batas yang moderat.

inflasi Indonesia masih terkendali dengan suku bunga acuan bank Indonesia cukup untuk memadai sebagai salah satu instrument pengendali inflasi. Bank Indonesia terus menjaga kondisi makro ekonomi agar tetap terkendali di tengah-tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, melalui kebijakan suku bunga nya.

Oleh : Vita Indira Sari (mahasiswa ekonomi islam)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image