Kapan Puasa Ramadhan dan Zakat Fitrah Diwajibkan?
Agama | 2023-04-05 06:42:03Puasa pada bulan ramadhan dan zakat fitrah diwajibkan kepada kaum muslimin yang mampu untuk melakukannya baik pada zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat ini berlaku untuk umat Rasulullah SAW, kapan pertama kali diwajibkannya puasa di bulan Ramadhan dan zakat fitrah? Simak penjelasan dibawah ini.
Puasa ramadhan salah satu rukun islam yang keempat sementara zakat rukun islam yang ketiga. Puasa Ramadhan dan zakat adalah sebagai kewajiban yang harus dijalankan oleh kaum muslimin yang mampu untuk melakukannya.
Puasa ramadhan diwajibakan sesuai firman Allah SWT dalam surat albaqarah ayat 183:
Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa" Sementara dalil mengenai zakat fitrah dijelaskan dalam Alquran surat Attaubah ayat 103
"Ambilah dari harta-harta mereka untuk zakat yang akan membersihkan dan menyucikan mereka dengan zakat itu"
Dari kedua dalil tersebut baik dalam surat albaqarah 183 dan attaubah 103 mengandung arti perintah. Dalam kaidah ushul yang namanya perintah didalam hukumnya wajib. Sementara wajib dijalankan mendapat pahala sementara kalau ditinggalkan berdosa. Kedua kewajiban tersebut baik puasa atau zakat bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya.
Muhammad Ridho dalam bukunya yang. Berjudul Sirrah Nabawiyyah menjelaskan bahwa orang Arab pada zaman dahulu menamakan bulan sesuai dengan situasi dan kondisi pada waktu itu. Kenapa dinamakan bulan ramadhan karena kebetulan pada waktu keadaan situasi sinar matahari sangat panas menyengat sehingga dinamakan ramadhan.
Adapun kewajiban puasa pada bulan ramadhan setelah beralihnya kiblat yang asalnya dari baitul maqdis beralih ke ka'bah masjidil haram.
Pemindahan kiblat tersebut terjadi pada bulan sya'ban. Kewajiban puasa dibulan ramadhan setelah 18 bulan setelah Nabi Muhammad SAW melaksanakan hijrah.
Berdasarkan ayat Albaqarah 183 bahwa awal di perintahkannya puasa bagi orang yang tidak berpergian.
Berpergian pada waktu itu cukup melelahkan karena selain jauh perjalanan karena keadaan perjalanan dipadang pasir dibawah terik matahari sangat melelahkan.
Jadi bagi berpergian jauh, sakit dan orangtua yang jompo tidak wajib puasa boleh diberi makan.
Sebagaimana diriwayatkan dala hadits yang diriwayakan oleh Aisyah Ra:
Dahulu asyura adalah hari yang diwajibkan oleh orang-orang quraisy pada zaman jahiliyyah. Rasulullah juga berpuasa seperti yang mereka lakukan, tetapi Rasulullah tidak memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa. Namun ketika beliau tiba di madinah Beliau puasa Asyura dan menyuruh para sahabatnya untuk berpuasa. Akan tetapi setelah puasa ramadhan diwajibkan maka puasa Ramadhanlah yang diperintahkan sedang puasa asyura Beliau tinggalkan " barang siapa yang mau melakukan puasa asyura silahkan laksanakan dan barang siapa yang mau boleh tidak melakukannya"
Dikalangan Yahudi Madinah puasa asyura menjadi tradisi bahkan mereka mengagungkannya karena bertepatan dengan peristiwa Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya atas kejaran Fira'un kemudian Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan Kaumnya dan menenggelamkan Fira'un dengan bala tentaranya. Mereka berpuasa rasa syukur kepada Allah SWT dengan peristiwa tersebut.
Namun Rasulullah SAW menyuruh berpuasa asyura bukan meniru orang-orang yahudi dan Beliau bersabda:
" Kami lebih patut meniru Musa daripada kamu sekalian orang yahudi,"
Hari Asyura adalah puasa pada tanggal 10 bulan Muharram. Puasa menahan dari apa yang membatalkan puasa mulai terbit pajar sampai terbenam matahari.
Pada tahun itu juga diperintahkan zakat fitrah. Kewajiban zakat fitrah diwajibkan sebelum ada perintah zakat maal (harta).
Rasulullah SAW pernah berkhutbah dua hari sebelum datangnya 'Idul Fitri dalam khutbahnya tersebut menyuruh kaum muslimin mengeluarkan zakat fitrah sebelum pergi untuk melaksanakan shalat.
Demikian pemaparan mengenai sejarah kapan dilaksanakan puasa bulan ramadhan dan zakat fitrah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.