Pemudik dan Destinasi Wisata
Wisata | 2023-04-04 04:01:00Pemudik lebaran 2023 diprediksi melonjak dibandingkan tahun lalu. Para pemudik tentunya akan berkunjung ke obyek wisata. Pemerintah daerah perlu antisipasi terkait dengan potensi atau ancaman bencana alam dan kondisi darurat infrastruktur. kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berharap kunjungan wisatawan ke desa wisata akan meningkat hingga 25 persen selama masa mudik Lebaran 2023. Beberapa jalur, seperti jalur lintas selatan maupun Pantura yang dilewati pemudik punya potensi desa-desa wisata yang bisa dikunjungi dan bisa memecah tumpukan kendaraan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Selain mengurangi kemacetan, kunjungan para pemudik ke desa wisata diharapkan menjadi zona beristirahat sementara sehingga mengurangi potensi kecelakaan di perjalanan darat akibat kelelahan.Guna mendorong pemudik berlibur ke pelbagai desa wisata, Kemenparekraf memberikan informasi terkait hal tersebut di posko-posko mudik di sejumlah daerah, termasuk melalui aplikasi digital. Posko-posko juga menjadi layanan pariwisata dan ekonomi kreatif, menampilkan musik-musik tradisional untuk para pemudik yang mungkin kelelahan, butuh refreshing. Karena kalau terlalu lelah bisa berbahaya.
Jumlah pengunjung destinasi pariwisata yang biasanya membludak saat libur lebaran harus disertai dengan persiapan dan antisipasi oleh pengelola destinasi agar tidak terjadi kecelakaan dan hal-hal buruk lainnya. Biasanya setelah melakukan sholat Idul Fitri dan melakukan silaturahmi dengan kerabat di kampung halaman, para pemudik mengunjungi obyek wisata. Para pemudik yang kebanyakan berasal dari kota besar cenderung mencari obyek wisata yang lebih bernuansa alami.
Pola kunjungan para wisatawan pemudik akan menuju ke obyek ekowisata yang ada di daerah. Saat para pemudik berkunjung sebaiknya disertai dengan antisipasi sistemik untuk penanggulangan bencana. Mengingat banyak destinasi pariwisata secara geografis terletak pada kawasan yang rentan bencana alam. Selain itu infrastruktur jalan menuju destinasi juga masih banyak yang kurang layak.
Selama bulan Ramadhan terjadi penurunan kunjungan wisatawan. Menurut data yang dilansir oleh Kementerian Pariwisata, terlihat dari tahun ke tahun selama bulan Ramadhan jumlah kunjungan wisatawan menurun. Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara mengalami penurunan hingga 50 persen. Namun, jumlahnya akan naik setelah hari raya Idul Fitri.
Dengan kondisi seperti itu perlunya promosi yang lebih efektif oleh pengelola obyek ekowisata di daerah agar momentum liburan hari raya Idul Fitri bisa memberikan hasil yang baik. Strategi untuk menarik wisatawan ke obyek ekowisata sebaiknya dikaji dengan baik. Para pengelola obyek ekowisata harus semakin kreatif dan inovatif dalam menarik para pemudik lebaran. Perlu fokus untuk membenahi ekowisata berbasis masyarakat yang merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja lewat jasa pemandu, penyedia transportasi, homestay, menjual kerajinan, dan sebagainya.
Para pengelola obyek ekowisata sebaiknya memperluas basis pramuwisata. Untuk itulah seluruh elemen masyarakat diarahkan agar mampu berperan sebagai pramuwisata secara baik yang berwawasan kelestarian lingkungan. Seperti mengarahkan para wisatawan untuk bijak dalam memilih suvenir. Perlu diperhatikan material apa yang digunakan untuk suvenir itu. Karena tidak sedikit suvenir yang mengambil bagian tubuh hewan untuk dijadikan cinderamata, seperti misalnya kura-kura atau penyu yang diawetkan. Hal itulah yang bisa mencederai hakekat ekowisata.
Pemasaran destinasi ekowisata perlu informasi dan jaminan terkait dengan mitigasi destinasi pariwisata. Mengingat banyak destinasi yang secara geografis terletak pada kawasan yang rentan bencana alam. Bencana alam bisa melumpuhkan industri wisata.
Mitigasi destinasi pariwisata bagi pemudik lebaran juga membutuhkan peran kedokteran wisata. Pemerintah daerah perlu menyiapkan aspek kedokteran wisata sebaik-baiknya. Penataan kedokteran wisata di daerah sangat terkait dengan pemahaman dan kemampuan para pemangku kepentingan pariwisata dalam penanggulangan bencana. Dengan demikian diperlukan persiapan mitigasi yang lebih detail, seperti latihan dan simulasi skala penuh jika terjadi bencana alam yang memerlukan aktivitas koordinasi, evakuasi dan identifikasi, distribusi logistik dan kesiapan lokasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.