Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Perbuatan Maksiat akan Mengundang Murka Allah SWT

Lentera | Monday, 03 Apr 2023, 17:45 WIB
Kitab Suci Al-Qur'an (Foto Net)

Ternyata kedatangan bulan ramadhan di tengah-tengah umat belum sepenuhnya dapat mengekang hawa nafsu manusia untuk berbuat dosa atau maksiat.

Dibeberapa tempat dapat kita dengan kasat mata bagaimana orang-orang yang mengaku dirinya muslim namun bebas makan minum di tempat umum padahal Allah SWT menyuruh nya melakukan ibadah puasa.

Bahkan perbuatan yang dilarang agar tidak dilakukan selama berpuasa karena dapat membatalkan puasa bahkan menimbulkan dosa seperti hubungan suami istri. Namun di tempat tertentu justru ada orang malah melakukan perbuatan zina. Na'uzubillah.

Sebuah media online lokal menurunkan berita tertangkapnya sepasang kekasih yang bukan mahram oleh warga. Mereka sedang asik berduaan di kamar. Padahal umat Islam saat ini sedang menjalani ibadah puasa.

Perbuatan seperti itu tergolong kedalam menodai kesucian bulan yang penuh berkah ini.

Apakah bulan ramadhan tidak lagi menjadi penghalang dosa bagi manusia? Hingga masih banyak yang berani melakukan maksiat dan tidak menghiraukan ancaman Allah SWT atas perbuatan yang mereka lakukan?

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan apabila dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah," bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya Neraka Jahanam, dan sungguh (Jahanam itu) tempat tinggal yang terburuk." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 206)

Orang yang sombong adalah mereka yang menolak kebenaran yang datang nya dari Allah SWT melalui rasul Nya. Sebagaimana Rasulullah Saw diutus untuk membawa risalah yang benar dan mengajak manusia kepada jalan yang lurus.

Allah SWT menurunkan bulan ramadhan dan memerintahkan hamba Nya yang beriman untuk berpuasa agar mereka menjadi orang-orang yang bertakwa. Dan balasan bagi mereka yang bertakwa adalah surga jannatun na'im.

Sedang jika mereka berbuat maksiat dan dosa, maka perbuatan itu juga akan kembali kepada mereka. Berarti mereka telah menzalimi diri mereka sendiri.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan barang siapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."(QS. An-Nisa' 4: Ayat 111)

Perbuatan maksiat yang dilakukan oleh sebagian orang yang tidak takut pada azab Allah SWT sebenarnya mereka juga telah mengundang murkanya Allah SWT dan dapat merugikan orang lain pula.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan ditimpa azab karena mereka selalu berbuat fasik (berbuat dosa)." (QS. Al-An'am 6: Ayat 49)

Mengutip Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Ad-Da' u wa ad- Dawa' (Terapi Penyakit Hati) sebagaimana dimuat oleh Republika co.id (Ahad, 11/11/2020), menuliskan, dalam dalam Musnad Imam Ahmad, disebutkan:

Dari Ummu Salamah, ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Jika tampak jelas berbagai kemaksiatan pada ummatku, maka Allah akan menyamaratakan azab dari sisi-Nya kepada mereka semua.' Kemudian, aku bertanya: 'Bukankah ada orang-orang shalih di antara mereka?' Beliau menjawab: 'Benar.' Aku melanjutkan: 'Apa yang terjadi pada mereka?' Beliau menjelaskan: 'Saat itu mereka juga ditimpa bencana seperti halnya yang lain, tetapi mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah."

Maka janganlah wahai saudaraku untuk terus menerus melakukan kemaksiatan di bumi Allah SWT.

Segeralah kepada ampunan Allah SWT yang maha rahman dan rahim dengan meninggalkan perbuatan keji menuju yang makruf.

Selagi kita masih diberikan kesempatan dan rahmat yang begitu besar, dipertemukan kembali dengan bulan ramadhan yang mulia marilah kita bertaubat dan memohon ampunan kepada Nya.

Tinggalkan semua perbuatan dosa yang menyebabkan kita mengalami kerugian. Tidak saja kerugian di dunia terlebih lagi kesengsaraan di hari akhirat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image