Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bilqisti Nur Masitoh

Kutitipkan Hikmah Penerus Umat

Alkisah | Sunday, 02 Apr 2023, 19:15 WIB

Kulirik arloji ditangan kiri waktu sudah mengakhiri pertemuan hari ini, suara deheman mereka menjadi isyarat untuk segera kuakhiri, segera kusampaikan kesimpulan dari yang baru saja kucoba jelaskan kepada mereka dan mengakhirinya dengan ikhtitam dan doa kafaratul majelis, dengan wajah sumringah mereka keluar dari ruangan, kuperhatikan mereka betapa bersyukurnya diriku bisa dipilih untuk berada ditengah-tengah mereka.

Kulangkahkan kaki menuju Halaqoh Qur'an di Masjid Akhowat kusimak dan benarkan bacaan hafalan Qur'an mereka, diantara puluhan santri yang menyetorkan hafalan Qur'annya, ada beberapa yang masih terbata-bata dalam melafalkannya, kuminta ia mundur untuk melancarkan lagi, setelah selesai semua kudekati mereka dan kurangkul mereka dalam ukhuwah islamiyah kujelasan betapa mulianya seorang muslim yang menyenandungkan Kalamullah,

Al Qur'an Al Kareem, Kalam Sang Maha Karim diwahyukan kepada nabi yang mulia diturunkan melalui malaikat yang mulia diturunkan pada bulan dan malam yang mulia pula,maka mulailah orang-orang yang memuliakannya, bahkan dikatakan oleh Rasulullah ﷺ "sebagai sebaik-baik manusia " manusia yang disibukkan harinya dengan Al-Qur'an dan menjadikannya pedoman hidup nya dijamin in syaa Allah pasti Allah muliakan dia di dunia dan akherat.

Kusemangati mereka untuk tidak putus asa,karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari Rahmat Allah, bahkan ada diantara mereka yang belum mampu untuk membaca Al Qur'an dengan lancar, kutuntun ia dari Yanbua jilid 1 hingga akhir memang untuk melafalkan huruf Hijaiyah sudah lancar hanya perlu pembenaran sedikit di makharijul huruf nya.bahagia rasanya bisa membersamai mereka dalam dalam ukhuwah quraniyah, aku teringat akan sabda Rasulullah ﷺ :"sebaik-baik dari kalian adalah yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya dan disabdanya yang lain dikatakan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya." Alhamdulillah aku diamanahi oleh yayasan untuk menjadi pendamping dan guru pengganti di Ma'had boarding school.

Dalam benak ku berdoa: "Ya Allah dengan ini kutitipkan sedikit ilmu yang kau titipkan dariku untuk mereka, semoga suatu saat nanti mereka menjadi muharik-muharik dakwah-Mu yang menjadikan Al Qur'an dan As Sunnah sebagai pedoman mereka, hamba sekarang memang bukan ahli bukan pakar tapi jadikan hamba sebagai seorang pembelajar yang selalu dahaga dengan segarnya ilmu-ilmu-Mu, kepahaman dan kelancaran adalah milikMu kami hanya belajar berusaha semampu kami,Ya Rabbana berkahilah kami dan Ridhailah kami dengan Al Qur'an"

Walau banyak dibelakang yang membicarakan keburukanku tentang aku yang dibilang sok alim sok baik sok bijak sok suci dan pokoknya yang sok-sokan, aku memang tak luput dari kesalahan dan keburukan tapi apakah salah jika aku memberikan sedikit ilmu yang aku pelajari, mungkin aku menyisakan kesan buruk dari mereka aku yang dikenal galak dan garang.kata salah satu dari mereka, memang diawal-awal pertemuan aku baik, pengertian dan penyayang bagi mereka, tapi semenjak aku dilantik menjadi pengurus serta anggota OSIS aku dikenal berubah, aku pun merasa akan perubahan sikapku dan aku sebenarnya tak tega dengan mereka tapi karena tanggung jawab dan tuntutan yang memaksaku untuk berubah. Dan semoga dengan perubahanku membawa perubahan yang baik pula, dan disela kegiatan-kegiatan lain aku menyempatkan diri untuk duduk bersama mereka bercanda dan makan satu nampan bersama, indah rasanya kebersamaan itu, aku belajar memberikan teladan yang terbaik bagi mereka ada kalanya aku harus tegas dan ada kalanya pula aku harus bersikap lembut dan halus.

Tidaklah aku bermaksud kecuali untuk mendatangkan perbaikan semampuku selama aku masih sanggup dan tidak ada Taufik bagiku melainkan dari Allah kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula aku kembali, selanjutnya biarlah Allah menjadi pusat tumpuan. Cibiran dan cacian memang menyisakan kesedihan namun kesedihan sering kali menjadi cara terbaik untuk mengingat Allah.

Perlu diketahui bahwa cara terbaik untuk membalas kejahatan adalah dengan Kebaikan dan prestasi, mundur dan mengalah bukan berarti kalah terkadang kita perlu mundur sedikit untuk melompat, melambung dan melejit tinggi perhatikanlah bahwa setiap dari kita adalah agen terbaiknya Islam yang membawa perdamaian dimana pun dan kapan pun, suri tauladan kita Nabi Muhammad ﷺ mencontohkan akhlak terpujinya, ingatkah cerita tentang nenek tua yang meludahi Rasulullah setiap kali melewati rumahnya dan ingatkah pula kisah pengemis buta di pasar yang kerap menghina dan mencaci Nabiyullah Muhammad ﷺ .

Sungguh benar, tidaklah rugi orang baik itu bahkan Allah sendiri yang menjamin muhsinin akan dianugerahi kebaikan tanpa batas di dunia dan akherat, bagi siapa yang mengajak yang ma'aruf dan mencegah dari yang mungkar.

Aku pernah membaca sebuah artikel dimana ada seorang ulama kibar yang ditanya muridnya mengenai Al firqoh najihah "ya Syaikh apakah benar bahwa Islam akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya 1 yang selamat, apakah itu dari golongan kita yang selamat ?" Tapi Syaikh itu dengan bijak mengatakan golongan yang selamat itu adalah mereka yang memikirkan 72 golongan yang lain bagaimana supaya selamat. Maka jadilah orang yang sukses dan selamat yang menyukseskan dan menyelamatkan orang lain, dan stop berlaku individualisme yang egoisme.

Syurga terlalu luas hanya untuk seorang diri, jadilah, tidak hanya menjadi manusia yang baik tapi sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya, bahagia itu cukup sederhana tergantung pada setiap insan yang memaknainya, bahagia itu di hati bukan materi, membantu orang lain menolong orang yang sedang membutuhkan melihat senyum simpul diwajah orang lain pun bahagia, maka ada sebuah riwayat yang menyatakan setiap dari anggota tubuh kita memiliki haknya masing-masing, Rabb kita pun punya hak atas diri kita, orang tua kita punya hak, keluarga kita, tetangga kita, guru kita, tamu kita, teman kita dan semua muslim mempunyai hak yang sama atas diri kita. Aku pernah mendengar siapa yang menginginkan bahagia dan sukses maka jalinlah hubungan horizontal dan vertikal, semakin kita kuatkan hubungan itu semakin kuat pula mereka akan membahagiakan kita, selalulah ingat akan rumus ikhlas lakukan dan lupakan janganlah kita merasa bahwa kita telah melakukan semua kebaikan dan seakan tak berbuat jahat sedikit pun, karena yang menghapuskan amal sholeh kita adalah takabur, Allah lebih menyukai pelaku maksiat yang menyegerakan bertaubat daripada orang yang salih yang tak merasa salah.

“Aku tidaklah bermaksud kecuali demi kebaikan semampuku, selanjutnya cukuplah Allah menjadi pusat tumpuan.” Al ustadz Adi Hidayat hafidzallah

Bionarasi:

Si ukhti introver ini kelahiran Grobogan yang bercita-cita menjadi Ahlullah sebagai bukti baktinya ingin memberikan kebermanfaatan bagi umat dan bangsa melalui berbagai media,salah satunya literasi. Alhamdulillah kini ia sedang berjuang dengan studi Dakwahnya di salah satu kota di Jawa.

Bilqisti Nur Masitoh

@bee.Abdillah_

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image