Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M. Hasan

Nyesek! Sepak Bola Indonesia Dicoret FIFA Akibat Blunder Intervensi Politik Politisi

Olahraga | Sunday, 02 Apr 2023, 04:32 WIB
Foto: voanews.com

Pupus sudah mimpi Indonesia jadi tuan rumah FIFA World Cup U-20. Pupus sudah mimpi anak bangsa, timnas muda, untuk berlaga di dalam kompetisi bergengsi dunia.

Nyeseknya. Dicoretnya Indonesia dari tuan rumah FIFA World Cup U-20 bukan karena Indonesia tak siap, tapi lantaran intervensi sejumlah politisi menolak Israel yang berujung blunder fatal.

Tak heran, akun medsos para politisi blunder dipenuhi protes, kritik, dan pernyataan yang menyalahkan mereka. Mereka menghancurkan harapan talenta muda sepak bola Indonesia menghancurkan harapan seluruh Indonesia yang berharap ini jadi momen Indonesia bangkit.

Perjuangan PSSI

Padahal Erick Thohir, sejak awal sudah berjuang, demi menyukseskan FIFA World Cup U-20 ini. Bahkan sebelum jadi ketua PSSI, Erick melobi FIFA agar sepak bola Indonesia tidak dibanned, dan alhasil Indonesia tetap jadi tuan rumah FIFA WC U-20.

Erick juga bersama pemerintah fokus mengikuti seluruh rekomendasi FIFA, totalitas membenahi infrastruktur sepak bola, termasuk 6 stadion yang dipilih untuk FIFA WC U-20.

Tapi sekali lagi, blundernya intervensi para politisi menghancurkan segalanya. Wajar bila semua pemain, dan publik Indonesia protes dan mengecam keras para politisi blunder ini.

Dalam pernyataan FIFA, patut digarisbawahi "due to current circumstances" (sebab kondisi saat ini) yang jadi faktor keputusan federasi mencoret Indonesia. Apa saja?

Pertama, yang jelas ini akibat ulah intervensi para politisi yang mencampurkan politik dalam olahraga. Mereka menolak partisipasi Israel.

Para politisi yang menolak Israel ini, ada parpol, sejumlah nama politisi, ormas, dan totalnya ada 11. Di luar itu, mayoritas publik mendukung dan setuju dengan pemerintah untuk memisahkan politik dan olahraga.

Kedua, faktor inkonsistensi beberapa nama kepala daerah (politisi), yang sebelumnya telah menandatangani 'government guarantee' yang membuat Indonesia diterima jadi tuan rumah FIFA WC U-20.

Sebut saja Gubernur Bali dan Jawa Tengah yang menolak Israel, sebelumnya, mereka telah beri tanda tangan 'government guarantee'. Ini jelas sesuatu yg blunder. Inkonsisten.

Maka wajar, Wakil Ketua PSSI, Wali Kota Solo, dan publik mempertanyakan: mengapa mereka dadakan? Mengapa tidak sejak awal menolak? Mengapa menolak menjelang detik-detik akhir?

Blacklist oleh Publik

Blunder mereka, para politisi yang intervensi, sudah pasti dicatat publik. Blacklist oleh publik. Mereka menghancurkan reputasi sepak bola Indonesia, pemerintah, PSSI, timnas, dan publik Indonesia.

Dan kepada semua pemain, pihak yang berjuang keras, terutama Ketua PSSI, Erick Thohir, tetaplah tegakkan kepala, terus berjuang benahi sepak bola kita. Publik bersama kalian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image