Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M. Iqbal Revilliano

Sebenarnya Yang Salah Aku Atau Waktuku?

Eduaksi | Monday, 20 Dec 2021, 21:52 WIB

Muhammad Iqbal Revilliano Trisandri-Manajemen 2021

“Pokoknya aku harus bisa melakukan ini!”

“Kok aku merasa capek ya?”

“Apakah ini batas kemampuanku?”

Coba beritahu kepadaku selama pandemi ini berlangsung, berapa banyak aktivitas yang sudah kalian lakukan? Pasti banyak kan? Yang pastinya dengan kegiatan yang membuat kalian merasa kelelahan dan harus menghabiskan waktu berjam-jam dengan waktu istirahat yang sedikit. Terlebih lagi untuk orang yang tidak terbiasa berdiam diri di rumah, pasti membutuhkan banyak komunikasi dan kegiatan. Tentu kalian tidak sendiri karena aku juga merasakan hal yang sama dengan kalian, bahwa dalam kondisi ini memiliki banyak tekanan yang diberikan, tapi kalian tidak perlu khawatir karena hal itu sangat wajar dialami oleh manusia, sudah banyak orang yang menyempatkan segala waktunya untuk melakukan aktivitas lain dan sudah banyak orang melakukan kegiatan aktivitasnya untuk mengisi waktu yang kosong.

Ada Apa Dengan Waktu ?

Kesalahan akan selalu datang kapan saja termasuk kesalahan diri dalam mengatur waktu. Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Berdasarkan kutipan langsung dari The Stress Management Society, bahwa manajemen waktu membantu seseorang mengurangi stress jangka panjang dengan memberikan arahan ketika seseorang memiliki banyak pekerjaan. Tentu untuk mewujudkan semua kegiatan yang sudah direncanakan balik lagi ke diri masing-masing karena mempunyai banyak rencana atau kegiatan juga akan mempersulit setiap kegiatan untuk diraih.

Pertama Overplanning, menurut M. Christian dalam bukunya “Time Management, Mengatur Waktu itu Mudah” mengatakan bahwa terlalu sibuk berkutat dengan rencana dan gagal mengeksekusi rencana yang sudah dibuat hanya akan membuat rencana nihil. Lalu yang kedua Misplanning, yaitu kesalahan dalam menerima informasi. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya mengumpulkan segala informasi dengan lengkap, sehingga membuat rencana kegiatan menjadi salah sasaran.

Yang ketiga Overscheduling, yaitu terlalu banyak waktu yang diambil untuk melakukan segala aktivitas kesibukan yang belum tentu maksimal dalam pengerjaannya, sehingga tidak ada waktu me time karena terlalu dikejar oleh waktu. Yang keempat overdetail, tidak salah untuk melakukan ini karena masih bersinggungan dengan Misplanning, namun harus diingat bahwa terlalu berlebihan dalam memerhatikan detil akan membuat kegiatan yang seharusnya mudah menjadi sulit. Yang kelima Delaying, dengan banyaknya aktivitas akan membuat semua rencana tidak berjalan dengan komitmen atau visi misi nya. Hal ini sangat berpengaruh dengan kedisiplinan diri yang dapat mengganggu waktu sehingga menjadi tidak efektif.

Pentingnya Mengetahui Keterbatasan Diri

Sebagai manusia sudah pasti memiliki tingkat nafsu yang tinggi, sehingga semua ingin dilakukan tanpa melihat kondisi dan kemampuan yang dimiliki. Memang benar bahwa setiap manusia mempunya batasan dalam dirinya, maka dari itu yang paham dengan keterbatasan diri adalah diri kita masing-masing. Lalu dengan apa kita mengenal diri sendiri? Tentu dengan melakukan kegiatan sesuai potensi kita terlebih dahulu, lalu apabila sudah cukup menguasai silahkan terjun langsung ke sesuatu hal yang baru. Saya sendiri menerapkan 3 kalimat motivasi untuk diri sendiri, yaitu “Push Your Limit”, “Be Brave But Don’t Be Stupid”, dan “Be The Best Don’t Feel The Best”.

Dari 3 motivasi tersebut memiliki arti yang sangat penting untuk mengetahui keterbatasan diri, seperti yang pertama yaitu Push Your Limit memberikan kita kebebasan untuk memilih dan melakukan segala aktivitas yang kita suka, dengan ini kita menjadi tahu sampai mana tubuh kita kuat menerima hantaman segala aktivitas yang kita miliki. Yang kedua yaitu Be Brave But Don’t Be Stupid, berarti kita harus berani untuk mengambil suatu keputusan, berani untuk speak up apabila menurut kalian salah, dan berani untuk selalu melakukan hal-hal baru. Tentu tidak perlu takut salah dalam melakukan sesuatu hal karena kita semua akan belajar dari kesalahan menuju kebenaran.

Yang ketiga yaitu Be The Best Don’t Feel The Best memiliki makna yang sama dengan “di atas langit masih ada langit”, maka dari itu mau sebaik apapun kita, sepintar apapun kita, bahkan merasa hampir sempurna pun harus tetap rendah hati dan tidak sombong karena sudah disinggung bahwa baik di mata kita belum tentu baik di mata orang lain, bisa saja ada orang yang bisa mengalahkan segala kemampuan yang di punya. Apabila sudah menerapkan 3 motivasi itu, tapi merasa masih kurang mengetahui keterbatasan diri, maka harus ada yang kamu lakukan seperti yang tertera dalam buku Adolescence Perkembangan Remaja (2003) oleh John Santrock mengenai cara mengetahui keterbatasan pada diri sendiri, seperti intropeksi diri terhadap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki untuk mengenali diri. Sehingga sikap mengenali diri sendiri dapat membantu kita dalam mencari solusi terbaik ketika terdapat kesulitan dalam menjalankan kegiatan.

Jadi Yang Salah Siapa ? Aku Atau Waktuku?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa masing-masing mempunyai kesalahan atau kelebihan dan kekurangannya. Dari segi waktu kita harus bisa mengatur sedemikian baik untuk mencapai segala aktivitas yang kita punya, jangan sampai waktu yang sudah kita korbankan berujung nihil dan tidak membuahkan hasil apa-apa karena salahnya kita dalam mengambil sebuah keputusan.

Maka dari itu, pentingnya memilih sebuah prioritas dalam hidup untuk mengetahui seberapa bisa kita dalam mengatur keseluruhan rencana kegiatan, harus ingat bahwa setiap apa yang kita kerjakan pasti ada saja godaan dari luar yang membuat kita malas dalam melakukan kegiatan, sehingga kegiatan tersebut membuat waktu semakin tertunda. Seperti yang dikatakan oleh seorang pakar bernama Patrick Ness, bahwa kita tidak menulis kehidupan kita dengan kata-kata, melainkan kita akan mengukirnya dengan tindakan yang menurut kita penting untuk dilakukan.

Dengan melakukan tindakan-tindakan yang menurut kita penting, maka kita sedang berjalan menuju tujuan hidup yang kita harapkan. Begitu pula dengan diri sendiri bahwa terlalu memaksakan juga tidak baik, sehingga perlunya mengenali diri sendiri termasuk hal yang perlu kita perlu ketahui untuk bisa melakukan segala aktivitas. Apabila kita tidak mengenal siapa diri kita, hal yang terjadi adalah menyalahkan diri sendiri berupa siksaan emosional yang dilakukannya secara refleks, sehingga akan membuat kita terhambat dalam mengembangkan potensi diri yang kita punya.

Dalam mengambil sebuah keputusan baik melihat dari segi waktu maupun keterbatasan diri menyadarkan kita bahwa kedua hal tersebut adalah satu kesatuan yang utuh, apabila digabungkan dapat membuat segala aktivitas kita lebih terstruktur. Maka marilah kita lebih bijak dalam memilih aktivitas dengan skala prioritas.

Referensi

Christian, Muhammad. 2014. Time Management, Mengatur Waktu itu Mudah: Jakarta: Nexxmedia

Santrock, John. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja: Jakarta: Erlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image