Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nathasya Arthatia Putri

Yuk, Mengenal Lebih Dekat Prokrastinasi!

Eduaksi | 2021-12-20 12:54:05
Sumber gambar: Instagram.com/ https://www.instagram.com/analisa.widnyaningrum.id/

Pernahkah kalian mendengar istilah prokrastinasi? Hmm, mungkin masih terdengar asing ya ditelinga kita? Nah, istilah tersebut ditujukan bagi orang yang suka menunda-nunda suatu pekerjaan atau tugas. Apakah kalian termasuk orang yang suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas?

 

Ternyata nggak sedikit orang lho teman-teman yang terjebak dalam fenomena prokrastinasi. Rasanya fenomena prokrastinasi ini sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging bagi sebagian orang ya teman-teman. Tahu nggak sih? Hal ini jangan dianggap wajar atau sepele ya! Karena kalau keseringan kita anggap wajar itu bisa jadi bahaya lho.

Lalu sebenarnya apa sih prokrastinasi ini? Yuk kita bahas, disimak ya!

Prokrastinasi?

Sumber gambar : Instagram.com/ https://www.instagram.com/get.kalm.id/

Dalam keseharian kita, pasti kita sering banget nih dihadapi sama pekerjaan atau tugas yang harus diselesaikan. Tapi nggak jarang lho, sebagian orang atau mungkin kalian suka menundanya dengan pemikiran “Nanti aja deh” “Masih ada waktu kok”, “Santai dulu lah”, “Masih belum mood”, “Ngerjainnya nanti aja deh mepet deadline biar dapat banyak ide”, atau mungkin kalian malah melakukan hal lain yang bukan menjadi prioritas? Seperti rebahan, nonton film, atau bahkan scroll instagram,tiktok maupun media sosial lainnya?

Nah, hal seperti diatas termasuk penundaan yang disebut dengan prokrastinasi. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare (DeSimone, disitat dalam Ferrari, Johnson, & McGown, 1995). Istilah ini terdiri dari kata pro yang berarti “bergerak maju” dan kata crastinus yang berarti “menjadi esok hari”. Secara umum didefinisikan bahwa prokrastinasi adalah kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa konsekuensi yang buruk bagi “penderita”nya (De Witte & Schouwenburg, 2002). Jadi, singkatnya sih prokrastinasi itu kegiatan seseorang yang menunda-nunda sesuatu meskipun dia tau hal yang dilakukannya itu berdampak buruk. Orang yang melakukan prokrastinasi ini disebut dengan prokrastinator.

Tipe Prokrastinator

Sumber gambar: slideplayer.info https://images.app.goo.gl/aWmDhNpgSveqciWT9

Menurut Linda Sapadin dan Jack Maguire dalam buku It’s About Time! ada enam tipe prokrastinator, yaitu:

1. The Perfectionist. Tipe ini memiliki rasa khawatir tidak bisa mencapai ekspektasinya yang tinggi.

2. The Dreamer. Tipe ini memiliki banyak rencana atau impian tetapi hanya melakukan sedikit hal untuk mewujudkannya.

3. The Worrier. Orang yang memiliki tipe ini lebih cenderung untuk menghindarinya karena merasa tidak mampu mengerjakannya dan takut gagal.

4. The Crisis-Maker. Nah, tipe ini merupakan orang yang termotivasi atau merasa tertantang untuk mengerjakan di menit-menit akhir.

5. The Defier. Pada tipe ini seseorang akan melakukan penentangan karena merasa seharusnya bukan dirinya yang mengerjakan hal tersebut. Namun, pada akhirnya tetap dikerjakan juga.

6. The Over-Doer. Pada tipe terakhir ini mereka mengerjakan semuanya melebihi kapasitasnya karena ia tidak bisa mengatakan “tidak”.

Dari keenam tipe tersebut, kalian termasuk tipe yang mana nih teman-teman?

Kenapa Melakukan Prokrastinasi?

Sumber gambar: alinea.mmtc.ac.id https://images.app.goo.gl/hb6GF4mQsDXDs9di9

Ada banyak alasan mengapa orang melakukan prokrastinasi, dan pastinya setiap orang memiliki alasan yang berbeda. Beberapa alasan diantaranya adalah:

1. Lebih memprioritaskan hal lain.

2. Menganggap masih banyak waktu untuk mengerjakan tugasnya, sehingga merasa tidak perlu dikerjakan secepatnya.

3. Menganggap bahwa pekerjaan yang dilakukannya membutuhkan waktu yang cukup sebentar.

4. Merasa memiliki motivasi untuk mengerjakan di waktu-waktu tertentu. Misalnya, bagi sebagian orang terkadang mengerjakan tugas di malam hari karena merasa lebih banyak mendapatkan ide.

Itulah beberapa alasan mengapa orang melakukan prokrastinasi. Sebenarnya tidak hanya itu saja ya teman-teman alasannya, mungkin masih banyak alasan lainnya juga.

Bagaimana Mengubahnya?

Sumber gambar: dictio.id https://images.app.goo.gl/hT7w1izhFaHw1aUB6

Ternyata ada beberapa cara untuk mengubah kebiasaan prokrastinasi lho teman-teman, yaitu:

1. Membuat to do list

Dengan membuat to do list harian lengkap beserta dengan jamnya, akan menjadikan hari-hari kita lebih produktif. Dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, kita juga bisa membuat to do list melalui berbagai aplikasi lho teman-teman.

2. Membuat skala prioritas

Dengan membuat skala prioritas, kita bisa mengetahui mana yang prioritas atau bukan. Sehingga kita bisa mendahulukan hal yang termasuk prioritas kita.

3.Tingkatkan motivasi

Ketika kita memiliki motivasi yang tinggi, kebiasaan prokrastinasi akan berkurang sehingga kita tidak lagi menunda suatu pekerjaan atau tugas. Kita juga bisa melakukan self reward ketika telah berhasil mengerjakan pekerjaan yang sulit.

Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengubah kebiasaan prokrastinasi.

Nah, siapa nih yang masih mempunyai kebiasaan prokrastinasi? Jangan sampai kebiasaan ini melekat terus-menerus pada diri kita ya teman-teman! Kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya kok. Sayang banget kan kalau waktunya dibuang-buang begitu saja? Yuk, mulai sekarang dicoba untuk nggak nunda-nunda pekerjaan atau tugas lagi ya teman-teman! Jadikan hari-hari kita lebih produktif yuk!

Referensi:

Surijah, E. A., & Tjundjing, S. (2007). Mahasiswa versus tugas: prokrastinasi akademik dan conscientiousness. Anima, Indonesian Psychological Journal, 22(4), 352-374.

Fauziah, H. H. (2015). Fakor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi uin sunan gunung djati bandung. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2), 123-132.

Sapadin, L., & Maguire, J. (1999). Beat procrastination and make the grade: The six styles of procrastination and how students can overcome them. Peguin Books.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image