Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sam Edy Yuswanto

Literasi Anak dan Pelatihan Cara Mengelola Buku

Edukasi | Monday, 20 Mar 2023, 15:20 WIB
dok pribadi

Literasi merupakan hal penting yang tak boleh diabaikan oleh dunia pendidikan di negeri ini. Alasannya karena literasi berkaitan erat dengan kegiatan membaca buku. Sementara kita tahu bahwa membaca buku menjadi sarana bagi setiap orang untuk mengeruk beragam informasi atau ilmu pengetahuan.

Literasi juga sangat berhubungan erat dengan kemampuan seseorang dalam menulis bahkan berbicara. Ketika seseorang akan menulis sebuah karya atau artikel, tentu dia membutuhkan beragam referensi dan juga kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kemampuan berbahasa tersebut tak akan bisa diperoleh bila tidak memiliki kebiasaan membaca.

Pendidikan dan kemampuan literasi adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan. Kemajuan suatu negara secara langsung tergantung pada tingkat melek huruf di negara tersebut. Orang berpendidikan diharapkan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Secara historis, menurut Tarwotjo dalam Wiyanto (2006) dalam pengantar bukunya yang berjudul Terampil Menulis Paragraf, produk dari aktivitas literasi berupa tulisan adalah sebuah warisan intelektual yang tidak akan kita temukan di zaman prasejarah (spendik.mojokertokab.go.id).

Merupakan kabar menyenangkan ketika saya membaca berita bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuat program Merdeka Belajar Episode yang ke-23: “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”. Kita sangat berharap, dengan program tersebut, para peserta didik dapat lebih mencintai dunia buku, sehingga budaya literasi akan terus berkembang dan mengalami kemajuan pesat. Agar program tersebut dapat berjalan lancar dan sukses, tentu butuh dukungan dari banyak pihak, mulai kepala sekolah, guru, pustakawan, orangtua wali murid, dan sebagainya.

Dalam program tersebut, Kemendikbudristek akan memberikan bantuan buku-buku bermutu yang dapat membuat anak-anak tertarik untuk membaca. Melansir kemdikbud.go.id, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muhammad Abdul Khak menjelaskan bahwa bantuan buku kali ini berbeda dengan program sebelumnya karena tidak hanya memberikan buku, tetapi juga memberikan pelatihan kepada sekolah, khususnya guru untuk memanfaatkan bantuan tersebut sebaik semaksimal mungkin.

Menanggapi kebijakan Merdeka Belajar ke-23, Konsultan atau Spesialis Literasi di Article 33, Sofie Dewayani mengatakan bahwa kebijakan ini merupakan terobosan yang sangat baik. Sebab, memungkinkan akses buku bermutu secara merata ke seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang paling membutuhkan (kemdikbud.go.id).

Kepala SDN Lirung, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, Pelma Petonengan, menuturkan dengan hadirnya buku-buku bacaan ini, para guru dan kepala sekolah termotivasi membuat Pojok Baca di setiap kelas dengan melibatkan orang tua siswa. “Bukan hanya anak-anak saja yang tertarik dan senang membaca di Pojok Baca yang kami buat, tetapi orang tua juga tertarik bahkan ingin meminjam buku untuk dibacakan kepada anaknya saat menjelang tidur,” ujar Pelma (kemdikbud.go.id).

Selanjutnya, perihal distribusi buku dan pelatihan tentang cara mengelola dan merawat buku oleh pihak Kemendikbudristek kepada para guru, kepala sekolah, dan juga pustakawan tentu sangat kita apresiasi. Pelatihan semacam ini tentu sangat urgen, agar mereka dapat memanfaatkan buku-buku bantuan tersebut dengan baik dan efisien.

Materi-materi pelatihan juga dapat diakses secara mandiri oleh kepala sekolah dan guru melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). Untuk sekolah-sekolah yang menerima bantuan buku, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya sekolah tersebut harus berupaya menyediakan lingkungan membaca yang ramah anak, para guru berusaha mendampingi anak-anak membaca atau bacakan buku bacaan untuk anak-anak (kemdikbud.go.id).

Kesimpulannya, budaya membaca buku memang sangat penting digalakkan sejak dini dan bisa dimulai dari sekolah (diajarkan oleh para guru) dan juga di rumah (diajarkan oleh para orang tua). Semoga upaya pemerintah memajukan budaya literasi anak dapat tercapai dengan gemilang sehingga bangsa ini akan menjadi bangsa yang semkain maju dan berkembang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image