Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trimanto B. Ngaderi

Kita Semua Adalah Kurir Rejeki

Khazanah | Friday, 17 Mar 2023, 17:21 WIB

KITA SEMUA ADALAH KURIR REJEKI

“Kalau mendengar kata KURIR, yang terbersit di pikiran kita adalah paket barang. Atau kita mengasosiasikannya dengan berbagai marketplace seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, dll. Padahal, tidak hanya barang lho, rejeki juga ada kurirnya. Kok bisa?”

*****

sumber gambar: https://kabarmakkah.com

Sekalipun uang itu berwujud kertas atau koin logam, pada dasarnya uang adalah sebuah ENERGI. Untuk memahami esensi dari uang, uang bisa diibaratkan dengan kegiatan bernapas, yaitu menarik dan mengeluarkan napas. Sedangkan napas sendiri adalah sebuah energi, dalam hal ini adalah Oksigen (O2) yang diperlukan oleh tubuh dalam proses metabolisme.

Kegiatan menarik dan mengeluarkan napas harus dilakukan secara bergantian dan berimbang. Tidak mungkin orang hanya menarik napas, tanpa menghembuskannya kembali, tentu orang tersebut akan mati. Demikian sebaliknya. Termasuk menarik napas, kemudian menahannya, tentu tidak akan bertahan lama. Kalau dipaksakan untuk menahan napas dalam waktu lama, tentu orang tersebut akan pingsan, bahkan bisa mati.

Aktivitas menarik napas bisa dianalogikan dengan orang yang mencari uang. Sebaliknya, kegiatan mengeluarkan napas ibarat orang membelanjakan uang. Kita mencari uang kemudian membelanjakannya. Begitu seterusnya.

Adalah sangat keliru jika kita hanya terus-menerus mencari uang tanpa pernah membelajakannya, tanpa pernah ada yang disedekahkannya. Menumpuk uang dan menumpuk uang. Tentu hal ini tidaklah sehat. Sebaliknya, jika seseorang lebih banyak mengeluarkan uang (boros) tanpa diimbangi dengan penghasilan yang memadai, tentu dia akan terjebak kepada hutang atau masalah keuangan lainnya. Idealnya, pengeluaran sebanding dengan pemasukan.

Sama halnya dengan bernapas, uang juga bekerja menurut hukum alam semesta. Ketika kita mendapatkan uang, tak lama setelah itu kita pun membelanjakannya. Lalu ketika kita sudah membelanjakan uang kita, dan uang kita habis, kita akan segera mendapatkannya kembali sesuai dengan kebutuhan kita. Begitu seterusnya.

Sebaiknya kita tidak terlalu menarik napas terlalu kuat atau menahan napas. Sebaiknya kita tidak terlalu mengumpulkan banyak uang atau menyimpannya terlalu lama. Belanjakanlah sesuai kebutuhan, sebagian disedekahkan, sebagian ditabung, atau uang diputar untuk usaha yang produktif. Berbeda halnya orang yang menabung di bank atau lembaga keuangan lainnya. Ini tidak termasuk menumpuk uang atau menahan uang, karena uang tersebut akan diputar oleh bank untuk dipinjamkan kepada pengusaha maupun perorangan yang membutuhkan.

Sebaiknya pula jangan menghembuskan napas kuat-kuat alias bersikap terlalu boros. Hal ini akan mengakibatkan besar pasak daripada tiang, besar pengeluaran daripada pendapatan. Keadaan demikian bisa membuat seseorang terlilit hutang atau terpaksa menjual beberapa aset yang dimilikinya.

Kurir Rejeki

Tugas utama seorang kurir sebuah perusahaan ekspedisi adalah mengantarkan barang yang diamanahkan kepadanya. Ia bukan pemilik sebenarnya dari barang yang berada di tangannya. Ia sekedar perpanjangan tangan dari si pemilik barang untuk menyampaikannya kepada yang berhak menerimanya. Ia tidak boleh menahan atau menunda-nunda dalam mengantarkan barang.

Demikian halnya dengan kita. Setiap manusia adalah kurir, dalam hal ini kurir rejeki. Kita dititipi rejeki oleh Tuhan untuk kemudian mengantarkan rejeki itu kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Kita mengantarkan rejeki kepada warung makan atau restoran ketika kita membeli makanan. Kita mengantarkan rejeki kepada konter pulsa ketika kita membutuhkan kartu perdana atau paket data. Kita mengantarkan rejeki kepada tukang pijat ketika tubuh kita terasa sakit dan pegal-pegal. Demikian seterusnya.

Ketika semua rejeki yang ada dalam genggaman sudah kita bagikan, saatnya untuk menarik rejeki kembali. Kemudian dikeluarkan lagi, mengambil lagi, lalu dikeluarkan lagi. Sebuah siklus yang terus berulang. Laksana sebuah siklus energi di dalam tubuh kita maupun di alam semesta.

Sebutan “uang hanyalah sebuah energi” di era digital ini pun menjadi kenyataan. Bukankah uang hanya sebuah tampilan angka-angka yang bisa dipindahkan ke perangkat manapun di seluruh dunia. Proses berpindahnya pun seketika (real time) dan tak terlihat (via gelombang elektromagnetik), sebagaimana perpindahan sebuah energi.

Bahkan, menurut Yuval Noah Harari dalam bukunya “Money, Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan” menyatakan bahwa uang tak lebih dari sebuah ilusi dalam pikiran manusia.

Referensi:

Buku kitab Ilmu Vibrasi: Manusia, Tuhan, dan Alam Semesta karya Arif Rahutomo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image