Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Irfan Marsha

Bipolar disorder dan bagaimana masyarakat menyikapinya

Eduaksi | Monday, 20 Dec 2021, 09:58 WIB
illustrasi bipolar. sumber: freepik.com

Kita semua pasti pernah merasakan sedih, marah, senang, dan emosi lainnya yang dirasakan secara normal sebagai manusia. Namun, bagaimana jika perasaan itu tidak dapat dikontrol? Misalnya seseorang sedang bersedih namun tiba tiba dia menjadi senang secara mendadak di tengah tengah kesedihannya tanpa ada alasan yang jelas. Perubahan emosi yang drastis ini bisa saja menunjukkan gejala mengidap bipolar disorder atau gangguan bipolar.

Gangguan bipolar adalah salah satu dari beberapa kelainan mental yang umum terjadi. Menurut data dari WHO, sebanyak 45 juta orang di dunia menderita gangguan bipolar ini. Menurut data dari WHO ini pula, gangguan bipolar menjadi salah satu penyakit kelainan mental dengan penderita tertinggi setelah depresi yang berada pada sekitar 264 juta pengidap di dunia. Tingginya angka penderita bipolar ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua agar kita dapat memahami tentang gangguan bipolar tersebut.

Apa itu bipolar?

Bipolar merupakan sebuah gangguan mental yang dapat dialami oleh manusia. Seorang yang mengidap gangguan bipolar akan mengalami perubahan emosional yang drastis dari suasana dan perilaku yang biasa dimiliki oleh pengidap bipolar. Terdapat dua fase dalam gangguan bipolar yang menyebabkan sifat dan perilaku berubah ubah, yakni fase mania dan fase depresi. Pada fase mania atau perasaan naik, pengidap akan merasa senang, bersemangat, dan energik. Sedangkan pada fase depresi atau perasaan turun, seorang akan merasa lesu, lemas, dan sedih. Kedua fase ini normal terjadi kepada manusia. Namun, apabila kedua fase mania dan depresi ini berubah dengan cepat dan tanpa ada alasan jelas, maka seseorang dapat dikatakan memiliki gangguan bipolar.

Alasan dan faktor yang pasti mengenai mengapa seseorang dapat mengidap bipolar ini belum ditemukan oleh ahli. Namun, beberapa faktor kemungkinan dapat mempengaruhi seseorang mengidap bipolar diantaranya: stress tinggi, pengalaman traumatik, faktor keturunan, serta penyalahgunaan alkohol, dan obat obatan terlarang.

Bagaimana cara mengetahui seseorang mengidap bipolar atau tidak?

Apabila seseorang merasa mengalami hal yang menjadi gejala bipolar, cara terbaik baginya adalah dengan berkonsultasi kepada ahli. Konsultasi kepada ahli merupakan satu satunya cara yang bisa dilakukan. Seseorang tidak bisa hanya melihat gejala bipolar di internet atau media lainnya dan menyamakan gejala tersebut dengan dirinya dan apabila terdapat kesamaan maka dia akan menilai dirinya mengidap bipolar. Perbuatan ini disebut sebagai self-diagnose dan dilarang untuk dilakuklan karena belum tentu suatu kesamaan itu menjadikan seseorang menderita bipolar.

Bagaimana cara kita menyikapi penderita bipolar?

Rendahnya pemahaman dan perhatian masyarakat mengenai pentingnya Kesehatan menjadi tantangan dalam sikap masyarakat Indonesia terhadap penyakit mental. Bagi orang awam, penderita bipolar yang memiliki sikap dan perasaan yang sering berubah mendadak mungkin akan mengira penderita bipolar itu tidak waras. Dengan demikian, perlunya ada sosialisi yang mendalam mengenai kesehatan mental terhadap masyarakat luas sangatlah dibutuhkan. Sikap masyarakat yang suportif kepada penderita sangat diperlukan agar penderita dapat terbuka kepada masyarakat mengenai keadaannya.

Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian khusus adalah menjaga perkataan terhadap seorang pendertita. Permasalahan kata kata yang diucapkan seseorang yang bersifat merendahkan dan mengganggap sepele seorang penderita dapat mengganggu dan bisa jadi dapat memperburuk kondisi Kesehatan mental nya. Seringkali terjadi dimana seseorang sedang menceritakan kondisinya kemudian menganggap sepele permasalahan itu atau membanding bandingkan permasalahan sang pencerita dengan penderitaannya. Menghargai dan menghormati kondisi seorang bagaimanapun kondisinya adalah suatu hal yang penting terlepas dari dia mengidap penyakit mental atau tidak.

Referensi :

World Health Organization. (2019). Mental disorders. Diambil dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders

National Institute of Mental Health. (2020). Bipolar disorder. Diambil dari https://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image