Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafira Adlina

Persiapan Ramadan bersama Anak Usia Dini

Agama | Wednesday, 15 Mar 2023, 08:04 WIB
Ilustrasi Persiapan Ramadan Anak Usia Dini (dokpri)

Dalam hitungan hari, kita akan bertemu dengan bulan yang paling dinanti kaum muslim. Bulan Ramadan. Bulan ini pun terasa spesial sebab anak kedua saya menginjak hampir usia 4 tahun.

Setiap anak pasti berbeda. Meskipun anak kembar pun, pasti memiliki perbedaan. Tidak hanya fisik, juga kepribadian. Dan ini yang saya rasakan pada anak pertama dan kedua.

Semenjak bisa berkomunikasi, bahkan saat di kandungan kami juga memperkenalkan puasa pada anak. Tujuannya adalah untuk membiasakan dengan suasana Ramadan.

Bukan berarti kami mempercepat anak itu untuk bisa berpuasa sejak dini.

Ustadz Harry Santosa rahimahullah pernah berkata bahwa Anak Usia Dini (0-7 tahun) secara fitrah perkembangannya berada masa imajinasi dan abstraksi berada pada puncaknya. Dengan kata lain alam bawah sadar masih terbuka sangat lebar sehingga imaji imaji tentang Allah, tentang Rasulullah, tentang kebaikan mudah dibangkitkan pada usia ini.

Jadi, bukan mempercepat kelihatan sholehnya anak yang selama ini disalah persepsikan kebanyakan orang.

Kita sibuk menggegas anak cepat bisa sholat, ngaji, puasa tapi lupa menciptakan pondasinya.

Orang tua dan guru sibuk menakut-nakuti anak dengan dosa dan neraka. Bagaimana mungkin kita menakuti anak yang sejatinya belum dihisab dengan tindakannya. Lebih bijak dengan menumbuhkan cintanya pada agama islam yang Rahmatan Lil Alamin “rahmat bagi seluruh makhluk”.

Maka, di usia dini ini kita dapat mengenalkan ibadah puasa Ramadan ini kita akan menciptakan atmosfir keshalihan, kebaikan, kecintaan dan keridhaan terhadap perintah Allah di rumah.

Anak yang alam bawah sadarnya terbuka ini harus kita sering tanamkan betapa Allah cinta kepada makhluknya, bangun cinta kepada Allah dan agamanya. Niscaya kalau sudah cinta, gunung tinggi pun akan di daki.

Sebagai Madrasah pertama dalam kehidupan anak, Kita perlu untuk memahami cara mengajarkan puasa pada anak usia dini. Lalu, bagaimana cara mengajarkan puasa pada anak yang tepat agar menjadi hal yang biasa untuk anak?

#1. Ceritakan Tentang Ibadah Puasa dan Keutamaan Bulan Ramadan

Tak kenal maka tak sayang. Beberapa kali puasa sunnah, Hafsah, anak kedua kami selalu bertanya. “Mamah kenapa ga makan?”

Tentu yang pertama kita jelaskan apa itu definisi puasa. Ibadah menahan makan, minum dan hawa nafsu lainnya dari terbitnya hingga terbenamnya matahari. Lalu fungsi dan tujuan puasa itu sendiri.

Bagaimana cara menjelaskan tentang puasa ini?

Tersambung dengan Wifi Rumah, saya bisa menjelaskan dengan ragam metode. Salah satunya membaca buku di handphone, alias dengan ebook. Aktivitas ini jadi bagian screen time Hafsah. Daripada membiarkannya menikmati video-video yang belum bisa disaring. Kami lebih setuju untuk memberikan waktu membaca buku atau aplikasi yang berhubungan dengan cerita atau sejarah islam.

Adapun buku fisik yang tetap tidak kami tinggalkan untuk menjelaskan keutamaan bulan Ramadan. Selain itu kita bisa menceritakan kisah-kisah Rasul di bulan Ramadan, apa janji Allah terhadap hamba-Nya yang beribadah puasa dan sebagainya.

#2. Selalu semangat bergegas setiap sahur dan berbuka

Terlihat sepele, tapi percayalah Bunda dan Ayah bahwa ekspresi dan respon kita terhadap sesuatu akan selalu diingat anak. Sebagai orang tua kita adalah kamus pertama bagi anak-anak. Sebagai orang tua kita sebagai keteladanan atau role model bagi mereka. Sederhananya jika melihat anak kita bertingkah coba tengok tingkah kedua orang tuanya dulu, jangan-jangan mereka meniru kita.

Setelah menjelaskan konsep berpuasa, Kita bisa juga mengajarkan anak untuk ikut puasa yang dimulai dengan memberikan teladan atau contoh. Hal ini akan membuat anak-anak lebih mudah mempraktikkannya.

Kalian pasti pernah mendengar dong pepatah children see children do.

Benar ROLE MODEL (Keteladanan) menjadi metode untuk ibadah ini karena dari keteladanan sederhana akan menguatkan fitrah keimanan anak. Dengan langsung mempraktikannya anak pasti akan muncul rasa penasarannya sehingga anak ingin mencobanya sendiri.

Keteladanan ini yang harus kita bawa saat melakukan ibadah sahur dan berbuka, lakukan dengan semangat dan mimic wajah yang bahagia. Anak akan belajr dari atmosfer keshalihan yang kita berikan kepadanya. Serta jelaskan apa fungsi sahur dan berbuka puasa juga doa-doa nya ya.

#3. Memulainya Secara Bertahap

Siapa yang di sini waktu masa kecilnya pernah puasa setengah hari? Pasti pada ngacung. Yap apapun lakukan secara bertahap, ibarat belajar berjalan sewaktu kecil, kita lakukan dengan bertahap mulai dari berdiri, merambat baru melangkah. Ibadah puasa pun sama, kita ajarkan mereka secara bertahap sesuai kemampuan fisik.

Seperti kakaknya, Hafsah juga akan dimulai dari usia 3 tahun untuk mengikuti kegiatan sahur dan berbuka, walaupun seringnya hanya berbuka. Di usia 4 tahun ini juga dia akan terlibat banyak dalam sahur dan berbuka. Meskipun dia selalu bilang mau ikut berpuasa, tetapi kami tidak pernah memaksa. Hanya saja membuatnya terlibat dengan menanyakan atau berdiskusi tentang menu apa untuk sahur dan berbuka.

Di usia TK, anak dapat diawali berpuasa yang hanya dilakukan sampai waktu Zuhur terlebih dahulu. Kemudian bertahap bisa melanjutkan berpuasa hingga waktu Asar.

Bisa juga dilatih untuk berpuasa hingga Zuhur, makan siang terlebih dahulu, lalu melanjutkan puasanya hingga Maghrib.

#4. Ciptakan aktivitas seru mengenal Ramadan

Selain membangun atmosfir keshalihan di rumah, mengenalkan dengan bulan puasa pada anak adalah dengan menciptakan aktivitas seru mengenai Ramadan. Seperti saat kakaknya di usia 3 tahun, saya pun mencari ragam aktivitas untuk mengenalkan Ramadan. Lewat wifi rumah IndiHome dari Telkom Indonesia, saya menemukan ragam aktivitas seru.

Mulai dari kelas mengaji online bareng, kelas Ramadan seperti berkisah serta crafting online. Berkaca dari pengalaman kakaknya yang beberapa kali ikut kelas online, Hafsah juga menantikan untuk bagiannya kelas online mengajinya. “Mamah, Hafsah kapan zoom?”

selain kelas tatap muka online seperti mengaji online, Hafsah juga saya daftarkan di kelas stimulasi anak usia dini. Kelasnya lebih flexible, sebab di sana lebih kepada panduan orang tua untuk mendampingi kegiatan stimulasi anak usia dini di rumah. Namun, temanya berkaitan dengan Ramadan. Saya rasa ini win-win solution untuk tetap dekat dengan anak tanpa terganggu gawai dan kita bisa terbantu dari praktisi pendidikan.

Penutup

Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kita persiapkan sebagai orang tua untuk memperkenalkan bulan Ramadan untuk usia dini. Semoga kita tidak pantang menyerah untuk mengenalkan kebaikan Ramadan kepada mereka. Tetap semangat, rileks dan optimis dalam membersamai mereka yuk!

Shafira Adlina.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image