Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafira Dara Nurhaliza Prihantira

Wisata Jembatan Rawayan Sangat Unik dan Menjadi Daya Tarik Wisatawan

Wisata | Sunday, 12 Mar 2023, 13:01 WIB

BOGOR BARAT - Wisata Jembatan Rawayan Rancabungur menjadi salah satu destinasi wisata baru yang berada di TPU Rancabungur RT.02 / RW.07 Desa Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wisata ini dapat menarik perhatian wisatawan, pasalnya sudah menjadi jembatan unik dengan hiasan cat yang warna-warni serta memiliki panjang jembatan dengan 126 meter dan menjadi jembatan terpanjang antara jembatan rawayan lainnya. Sehingga menjadi salah satu destinasi wisata milik Kecamatan Rancabungur. Jembatan Rawayan Rancabungur memiliki konstruksi yang kokoh dan aman sehingga pengunjung tidak perlu khawatir saat berjalan di atasnya. Saat ingin menaiki atau melewati jembatan pun, pengunjung dibatasi maksimal 20 orang.

Selain menikmati keindahan alam yang cukup hijau, wisatawan juga dapat berfoto-foto di beberapa spot yang telah disediakan. Terdapat juga area bermain anak-anak, warung makan, tempat karaoke dan tempat parkir untuk menambah keseruan liburan bersama keluarga. Menurut Mas Dondi sebagai warga sekitar “Selain Wisata Jembatan Rawayan ini, juga ada Prasasti Ciaruteun Punawarma yang merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara”ujarnya Senin (06/03/2023). Hal ini dapat menarik wisatawan karena dengan adanya wisata edukasi seperti Peninggalan Prasasti Ciaruteun Punawarma tersebut. Prasasti tersebut patut kita lestarikan dan kita dapat mengenalkan sejarah nya kepada wisatawan yang berkunjung.

Selain menjadi tempat wisata lokal, jembatan tersebut menjadi akses warga dari ke dua desa yang sangat vital. Yaitu Desa Rancabungur Kecamatan Rancabungur dengan Desa Ciarunten Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Karena dapat lebih cepat dan mempermudah aksesibilitas kegiatan masyarakat serta dapat meningkatkan perekonomian khususnya bagi masyarakat desa. Jembatan ini juga dapat mempercepat akses pergerakan masyarakat baik pendidikan, kesehatan, maupun perekonomian nya.

Jika ingin berwisata sambil edukasi bisa banget dateng ke Jembatan Rawayan Rancabungur. Disana tidak ada tarif masuk dengan arti gratis dan terbuka untuk umum. “Buka setiap hari hingga magrib dikarenakan rawan dan penerangan lampu pun juga kurang.” Ujar Mas Dondi. Disana terdapat wisata anak-anak yang akan dikenakan biaya tarif sebesar Rp. 15.000 saja. Dan untuk biaya tarif parkir sebesar Rp.5.000 saja.

Di dalam Wisata Jembatan Rawayan Rancabungur juga memiliki aturan dan informasi. Pertama dilarang berlari, melompat diatas jembatan dan tidak bersandar di pagar. Kedua kendaraan roda dua yang melintas berlawanan agar bergantian. Ketiga anak-anak harus dalam pengawasan orang dewasa. Keempat dilarang melintas jembatan apabila cuaca sedang buruk. Kelima tata karma seperti sopan santun atau beretika yang baik dan tutur kata yang baik juga. Yang terakhir keenam jaga kebersihan karena kebersihan itu sebagian dari iman maka dari itu buanglah sampah pada tempatnya.

Cara meningkatkan kualitas tempat wisata tersebut juga harus terus dikembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat luas demi mendongkrak pendapat warganya, sekaligus juga memperkenalkan daerah setempat. Namun menurut Mas Dondi “tergantung jika memang ada subsidi dari pemerintah atau dukungan dari aparat mungkin bisa aja, karena ini lokasinya bukan untuk wisata tapi lebih mengedukasi. Mungkin juga kedepannya bisa ada bayangan dari pemerintah atau daerah untuk melestarikan menjadi pariwisata lebih baik lagi” ujarnya.

Selain itu juga ada hambatan perkembangan destinasi Wisata Jembatan Rawayan ini seperti halnya “yang pertama adalah tempatnya dan kedua adalah dukungan dari pemerintah. Jadi warga sekitar ini pun juga dapat melestarikan atau menjaga, dan jika untuk kemajuan nya tergantung dari dukungan pihak pemerintah” ujar Mas Dondi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image