Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thayandra Thayandra

Inilah Mengapa Musik dapat Memengaruhi Sisi Psikologis-mu!

Gaya Hidup | Sunday, 19 Dec 2021, 19:28 WIB
Ilustrasi seseorang yang sedang mendengarkan musik. Sumber: Shutterstock

Pernahkah kalian merasa ketika mendengarkan musik, emosi menjadi lebih tenang, bersemangat, hingga merasa mendapatkan motivasi untuk menjalankan aktivitas pada hari ini?

Kita pasti pernah, setidaknya sekali dalam hidup merasa musik dapat memengaruhi sisi psikologis kita. Sebagai contoh ketika sedang mengendarai mobil dalam keadaan macet, musik dapat digunakan sebagai suatu cara untuk meringankan perasaan bosan. Musik adalah suatu kebutuhan pokok untuk setiap individu, sebab musik dapat menjadikan individu merasa bahagia, gembira, dan tenang (dalam Virgandiri, S., Lestari, D. R., & Zwagery, R. V. 2020:2014).

Sebenarnya apa sih musik itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan; nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

Musik memiliki berbagai genre yang menarik, dari genre dengan alunan yang lemah hingga genre dengan alunan yang kuat. Berikut adalah berbagai macam genre musik yang paling memengaruhi sisi psikologis:

1. Musik Klasik:

Musik klasik/classical adalah kumpulan dari genre musik pada era Mozart dengan bentuk seperti symphony, string quartet, sonata, concerto, dan opera. Musik klasik biasa dimainkan dengan alat-alat musik tertentu seperti biola. Menurut Merrit (2003), musik dengan kandungan efek Mozart dapat meningkatkan intelegensi seseorang. Sebanding dengan penelitian lain yang mengemukakan bahwa musik klasik dapat mempengaruhi tubuh, pikiran, dan emosi, sehingga mampu memberi rasa tenang dan damai hingga mengurangi stres (Trappe, 2012). Dari fakta tersebut dapat menjelaskan bahwa musik klasik sangat bermanfaat bagi sisi psikologis kita.

2. Musik Pop

Genre pop adalah jenis musik yang mudah untuk didengarkan (easy listening). Nada-nada dan melodi dalam musik pop mudah untuk diikuti, mudah diterapkan, mudah disenandungkan, dan mudah dipahami dengan harmoni yang tidak rumit dan tempo yang bervariasi. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di suatu klinik, musik pop dapat memengaruhi pasien menjadi lebih tenang dan rileks (Niswati Khoiriyah, 2017). Fakta tersebut dapat menjelaskan bahwa musik pop dapat meringankan emosi negatif menjadi emosi positif.

3. Musik Metal

Genre metal adalah musik dengan tempo yang sangat cepat. Musik metal biasa dimainkan dengan alat-alat tertentu seperti gitar khusus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh John F. Mast dan Francis T. McAndrew (2011), didapatkan bahwa laki-laki yang menyukai musik metal dengan lirik kekerasan menambahkan lebih banyak saus panas ke air daripada subjek lainnya. Fakta tersebut dapat menjelaskan bahwa musik metal dapat mempengaruhi sifat agresif pada individu.

Menurut penelitian dari Virgandiri, dkk., karena selalu berdampingan, musik sangat memengaruhi kondisi psikologis. Maka, berikut beberapa faktor yang melatarbelakanginya:

1. Faktor Internal

Faktor internal yang melatarbelakangi musik dapat memengaruhi sisi psikologis, yaitu kondisi mental dan selera individu itu sendiri. Individu cenderung menyukai musik yang sesuai dengan kondisinya saat ini, sehingga ia merasa bahwa tidak sendirian dan lebih bersemangat menjalani kehidupan. Selera dari individu sendiri mampu membuat dirinya memilih genre, penyanyi, lirik yang sangat disukai dan sangat melambangkan dirinya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang melatarbelakangi musik dapat memengaruhi sisi psikologis, yaitu lingkungan sosial. Pada suatu lingkungan tertentu memiliki kebudayaan musik yang turun temurun. Hal itu, mendorong lahirnya suatu perilaku dan identitas yang khas dari suatu lingkungan sosial tertentu. Soley & Spelke (2016), mengemukakan bahwa seseorang cenderung untuk memilih teman karena memiliki kesamaan selera musik dari budaya yang sama. Dari penjelasan tersebut, musik dapat menciptakan perilaku dan cara tertentu dari individu untuk bersosialisasi di lingkungan luar.

Dari fakta dan informasi di atas, didapatkan bahwa musik dapat memengaruhi sisi psikologis kita. Walaupun begitu, terdapat beberapa dampak positif dan negatif yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Dampak Positif

Musik memiliki dampak positif terhadap sisi psikologis kita, yakni dapat membuat kita lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas, termotivasi melalui lirik lagu yang menginspirasi, membantu mengendalikan suasana hati (mood) dan emosi, menenangkan pikiran, serta meningkatkan kreativitas. Misalnya, pada salah satu lagu yang dibawakan oleh BTS dengan judul “Answer : Love Myself” membuat banyak orang lebih mencintai dirinya sendiri karena lirik yang terkandung dalam lagu tersebut.

2. Dampak Negatif

Tidak hanya dampak positif, tetapi dampak negatif musik terhadap sisi psikologis kita juga perlu diperhatikan, yakni dapat membuat kita masuk secara berlebihan dalam suasana musik dan kandungan lirik di dalamnya, dan masih banyak dari kita yang tidak paham benar tentang arti lirik dalam sebuah lagu, sehingga dapat medorong seseorang untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, pada salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Luis Fonsi dan Daddy Yankee dengan judul “Despacito” membuat banyak orang menikmati lagu tersebut tanpa mengetahui arti lirik yang sebenarnya dalam lagu itu.

Akhirnya, kita lebih mengetahui mengapa musik dapat memengaruhi sisi psikologis kita. Berbagai macam genre musik bisa dinikmati semua orang. Namun, dampak negatif dari musik ini juga perlu diperhatikan. Maka dari itu, gunakanlah musik untuk tujuan yang baik agar manfaatnya dapat kita rasakan dalam kehidupan maupun aktivitas sehari-hari.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image