Kecerdasan Seseorang Dipengaruhi oleh Keturunan, Mitos atau Fakta?
Eduaksi | 2021-12-19 13:18:28Kalian pasti pernah mendengar seseorang berkata seperti ini, "Kamu pintar sekali, pasti orang tua kamu juga pintar, kan?", atau mungkin kalian yang pernah mengatakan hal tersebut. Apakah benar kecerdasan seseorang menurun dari orang tuanya seperti perkataan tersebut? Atau hanya kebetulan saja? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Gen?
Gen atau gene adalah unit dasar dari hereditas yang letaknya berada di dalam kromosom. Setiap sel sperma dan sel telur menyatu pada saat terjadinya pembuahan, sel telur yang sudah dibuahi dan seluruh sel tubuh kecuali sel sperma dan sel telur yang akan berkembang kemudian mengandung 46 kromosom yang tersusun dari 23 pasang. Setiap kromosom manusia mengandung ribuan gen yang berisikan molekul-molekul DNA.
Karakteristik Bawaan Manusia
Akibat dari revolusi manusia, terdapat banyak kemampuan, kecenderungan, dan karakteristik yang sudah diturunkan sejak manusia lahir maupun berkembang secara cepat seiring dengan proses pendewasaan. Trait ini tidak hanya mencakup trait yang tampak jelas kita lihat, namun juga yang tidak bisa kita lihat langsung, berikut contohnya:
1. Refleks bayi
Ketika bayi baru lahir, ia dibekali dengan sejumlah refleks-respon yang sederhana dan otomatis terhadap suatu stimulus tertentu. Sebagai contoh, bayi bisa menghisap dot atau ASI yang diberikan ketika baru lahir.
2. Ketertarikan terhadap hal-hal baru
Seperti yang kita ketahui, manusia cenderung memiliki ketertarikan terhadap sesuatu yang baru. Seorang bayi yang baru lahir juga merasakan hal yang sama, ia otomatis mengamati dan mendengarkan berbagai hal yang tidak dikenalnya dalam situasi tertentu.
3. Hasrat untuk menjelajahi dan memanipulasi objek
Karakter bawaan ini cenderung dimiliki oleh semua burung dan manusia. Primata khususnya, mereka gemar memindah-mindahkan benda, memainkan benda, dan memeriksanya hanya untuk memperoleh kesenangan (Harlow & Meyer, 1950). Seperti halnya bayi, ia mengguncang-guncangkan mainan, memukul-mukul botol susu, dan menangkap apapun yang diletakkan di tangannya.
4. Impuls untuk bermain dan bersenda gurau
Hewan terkadang bermain hanya untuk mendapatkan hadiahnya (Held & Spinka, 2011). Artinya, bermain menjadi sarana bayi manusia untuk beradaptasi dan merespon lingkungannya.
5. Keterampilan kognitif dasar
Hampir semua ahli psikologi evolusi yakin bahwa ketika manusia lahir, ia dibekali dengan kemampuan untuk secara cepat dan mudah merespon lingkungannya. Sejak baru lahir, seorang bayi dapat mengenali ekspresi dan bahasa tubuh manusia lain, mengenali wajah, membedakan tumbuhan dan hewan, membedakan benda hidup dan benda mati, serta mencoba memahami bahasa.
Bagaimana Cara Gen Mempengaruhi Intelegensi Seseorang?
Salah satu kemungkinannya adalah melalui jumlah sel saraf otak atau jumlah hubungan di antara sel saraf tersebut sebagaimana yang tercermin dalam grey matter atau volume total dari substansi kelabu di otak. Para peneliti melakukan penelitian terhadap hubungan antara gen dan IQ namun mendapatkan hasil yang mengatakan bahwa pengaruh gen tidak begitu signifikan terhadap IQ. Setelah mempelajari DNA dari sekitar 10.000 orang dan melakukan 32 uji statistik berbeda, mereka hanya menemukan satu korelasi yang signifikan, meskipun mereka berharap hasil statistik tersebut adalah 10 hingga 15. Mereka menyimpulkan bahwa penemuan sebelumnya adalah salah, yaitu kaitan antara gen dan IQ hanya ilusi (Chabris et al., 2012).
Jadi, apakah benar Gen bisa mempengaruhi kecerdasan?
Jawabannya benar, namun terdapat faktor lain yang mempengaruhinya seperti faktor lingkungan. Gen hanya memberikan kesiapan terhadap manusia yang baru lahir namun tidak dengan intelegensinya. Faktor lingkungan menjadi penentu kecerdasan seseorang, selain itu pendidikan yang baik juga menjadi hal yang terpenting untuk meraih kecerdasan.
Jadi menurut saya, kunci menjadi cerdas itu hanyalah belajar. Kita tidak perlu menyalahkan orang tua kita atas apa yang diturunkan. Meski orang tuamu pintar, kalau kamu malas belajar, bagaimana mau menjadi pintar?
Referensi:
Wade, C., Travis, C., & Maryanne, G. (2014, 2011, 2008). PSYCHOLOGY, 11th Edition. Pearson Education, Inc.,.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.