Relevansi Pendidikan di Finlandia dan Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan dan Literasi | 2023-03-09 11:34:40Reformasi pendidikan dimulai sejak akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, melalui tiga fase:
- 1980-an : berpikir ulang mengenai dasar teoritis dan metodologis sekolah.
- 1990-an : meningkatkan kualitas melalui platform berjejaring secara mandiri oleh lembaga pendidikan
- 2000-an : efisiensi administrasi dan struktur pendidikan
Reformasi pendidikan di Finlandia ini dilepaskan dari kepentingan politik, artinya sekalipun jajaran pemerintah berganti-ganti tidak membatalkan arah reformasi. Ada beberapa poin dalam pendidikan di Finlandia yang menjadikan pendidikan di Findlandia menjadi pendidikan terbaik :
- Guru adalah sebuah pekerjaan yang sangat terhormat dan memiliki kendali penuh atas model, media, dan arah pembelajaran
- Pemerintah memiliki paradigma “setiap sekolah adalah sekolah baik”
- Sistem pendidikan mengejar kesetaraan bukan kesempurnaan, berusaha mendorong siswa untuk saling kooperasi, bukan kompetisi
- Pendidikan di Finlandia menggunakan closed loop
Jadi reformasi pendidikan di Finlandia adalah wujud nyata implementasi prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Mengapa demikian?
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi. Ini sejalan dengan system pendidikan di Finlandia dengan menempatkan standarisasi pendidikan secara proporsional, yakni pendidikan bukan sekedar transfer pengetahuan, tapi juga menamkan nilai-nilai adab. Ada tujuan yang lebih besar daripada hitungan angka dalam selembar ijazah. Pendidikan jelas tidak hanya melahirkan indivisu yang cedas secara intelektual, namun juga individu yang beradab dan berbudi luhur.
Jika pendidikan di Finlandia menerapkan system kesetaraan berpengaruh besar pada kinerja pendidikan, ini adalah wujud nyata rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan berkualitas sesuai kepentingan hidup kebudayaan dan kepentingan hidup masyarakatnya, hal ini pernah diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Satu lagi yang menjadikan pendidikan di Finlandia menjadi kiblat pendidikan dalam decade terakhir ini adalah bahwa system pendidikan di Finlandia menggunakan system standarisasi yang kaku dan tidak perlu akan menjadi musuh kreativitas, dan anak harus bermain. Hal ini relevan dengan prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahwa anak-anak tumbuh berdasarkan kodratnya yang unik, sehingga tidak mungkin guru bisa merubah seekor ikan untuk manjat atau seekor monyet untuk berenang. Begitu juga bermain adalah suatu kemajuan hidup dalam jiwa seorang anak.
Finlandia telah mempraktikkan prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara sejak tahun 80-an dan kini sistem pendidikan Finlandia menjadi acuan bagi semua negara di dunia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.