Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syifa Billah Ar Robbani

Childfree, Apakah Solusi Untuk Dunia?

Politik | 2023-03-09 09:37:29

Setelah YouTuber Gita Savitri mengungkapkan melalui instastorynya bahwa ia memilih childfree, tanggapan pro maupun kontra berdatangan. Sebenarnya apa itu childfree? Childfree ialah kondisi dimana sepasang suami istri memutuskan untuk tidak memiliki anak secara biologis. Istilah childfree ini baru muncul di akhir abad 20 ini. Orang yang mengambil keputusan ini kebanyakan juga merupakan pendukung feminism yang jelas bertentangan dengan ajaran islam.

Alasan Gita Savitri mengambil keputusan untuk childfree yaitu faktor finansial dan kesiapan mental orang tua untuk memiliki dan mendidik anak. Padahal dalam ajaran islam Allah akan menjamin rezeki atau finansial setiap hambanya. Kesiapan mental orang tua seharusnya sudah disiapkan sebelum melewati masa pernikahan karena jika siap menikah berarti siap pula untuk melahirkan dan mendidik generasi baru. Bagaimana dengan melatih mental orang tua? Jawabannya dengan banyak mencari ilmu tentang keluarga atau yang kerap dikenal dengan parenting. Hal itu sangat perlu dipelajari oleh para pemuda dan pemudi muslim untuk menyiapkan generasi-generasi pejuang syariat dan agama yang akan membawa kita menuju peradaban hakiki.

Beberapa hari setelah Gita Savitri mengemukakan pendapatnya, kini Artis papan atas Indonesia, Cinta Laura, juga memutuskan untuk childfree bahkan belum ada untuk memikirkan hal-hal yang berbau rumah tangga dalam waktu dekat ini. Hal ini diungkapkannya saat berkolaborasi membuat konten YouTube bersama Ashanty. Ia memutuskan untuk mengadopsi anak-anak terlantar yang kurang beruntung di luar sana. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa dunia sudah over populasi dan salah satu untuk mengatasi hal itu yaitu mengambil keputusan untuk childfree.

Alasan yang diungkapkannya sebetulnya memiliki niat yang amat baik yaitu untuk menjaga dan merawat anak yang terlantar di luar sana dan memilih untuk tidak menikah dalam waktu dekat. Namun dengan melihat survey tahun 2020, sebanyak 14 persen remaja Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Di tahun 2021 ini tentu persenan tersebut bertambah apalagi saat ini remaja Indonesia tidak lagi malu mengungkapkannya dan membeberkan di sosial media mereka. Sebagian remaja yang berhasil menciptakan generasi melalui hubungan haramnya, tak segan-segan membuang bahkan membunuh anak yang dikandungnya. Sebagian lagi yang membiarkan anaknya hidup, tak jarang ditelantarkan kecuali hanya sebagian kecil dari mereka yang merawat anaknya. Sangat memprihatinkan. Inilah salah satu akibat jika menyalurkan naluri kasih sayang tidak berdasarkan syariat islam. Keadaan remaja yang merupakan kunci peradaban bangsa di tahun 2045 kelak, sudah sangat bertentangan dari norma agama.

Apakah keputusan childfree menjadi solusi untuk dunia? Tidak. Lalu keputusan yang terbaik untuk dunia? Tidak lain tidak bukan yaitu melahirkan generasi bangsa yang nantinya menegakkan syariah dan khilafah di muka bumi ini. Hanya dengan syariah dan khilafahlah, dunia akan kembali membaik karena akan dipimpin oleh satu pemimpin yang disebut khalifah dan akan menerapkan syariat islam secara keseluruhan tidak setengah-setengah.

Maka dari itu, biarkan perempuan yang mempunyai pemikiran feminis, liberalis, dan lgbties memilih untuk childfree karena jika ia memiliki keturunan, pemahaman yang dimiliki orang tuanya akan menjadi pemahaman pula untuk anaknya yang jelas-jelas pemahaman itu tidak sesuai syariat islam. Tugas kita sekarang yaitu dengan menghadirkan generasi yang taat dan bertaqwa untuk membangun dunia 20 tahun kemudian.

Wallahu’alam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image