Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siska Dwyta

Orang Tua Wajib Tahu! Begini Cara Membandingkan Anak yang Tepat

Edukasi | Friday, 03 Mar 2023, 05:36 WIB
Foto : freepik.com

"Tuhan menitipkan anak yang sempurna pada kita, kita lah yang lalu melabeli anak dengan sebutan bodoh, kita lah yang lalu melabeli mereka dengan sebutan nakal. Percayalah tidak ada produk Tuhan yang gagal. Kitalah yang perlu berusaha memahami mereka. Bukan anak kita yang harus diganti cara-cara kita memperlakukan anak lah yang perlu diperbaiki. @anakjugamanusia"

Banyak orang tua yang tanpa sadar memiliki kebiasaan sering membandingkan anak, baik dengan saudaranya sendiri maupun anak tetangga atau teman sebayanya.

Padahal kebiasaan membandingkan anak dapat memberikan dampak buruk. Diantaranya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang minder (kurang percaya diri), merasa cemburu dan iri terhadap saudara yang sering dibandingkan dengan dirinya bahkan bisa menimbulkan kebencian dan persaingan.

Akibat sering dibandingkan, anak juga akan mulai menghakimi dirinya sendiri.

Contoh, "Kenapa kakak nilainya selalu jelek sih, coba lihat temanmu Tomi, selalu dapat rangking 1 karena rajin belajar di rumah"

Atau "Kakak kok nakal sekali, susah dibilangin, adekmu saja kalau ditegur langsung diam, menurut"

Padahal mungkin maksud kita baik, membandingkan agar anak dapat meniru perilaku positif saudara atau kawan sebayanya.

Namun alih-alih mengubah perilakunya, anak justru akan merasa dirinya memang tidak sebaik seperti teman atau saudaranya. Dia akan mengakui atau menghakimi bahwa dirinya malas, bodoh, nakal dan lain sebagainya.

Sebaliknya, bagaimana jika kita membandingkan anak dengan teman atau saudara yang perilaku maupun prestasinya berada di bawah anak kita?

"Nah, begitu dong anak rajinnya Bunda. Setelah makan langsung cuci piring. Jangan seperti kakakmu, malas sekali"

"Wah anak pinter dapat nilai 100, jangan seperti si Boy tetangga sebelah ya. Dia bodoh karena malas belajar"

Membandingkan seperti itu juga tidak baik karena akan membuat anak merasa sombong dan suka merendahkan orang lain yang berada di bawahnya.

Lalu bagaimana cara membandingkan anak yang tepat? Ini yang akan kita bahas.

Jadi sebenarnya ada cara membandingkan yang baik, yang tidak berdampak buruk pada anak. Yaitu membandingkan anak dengan dirinya sendiri, bukan dengan orang lain.

Cara membandingkan anak yang tepat ini saya ketahui dari buku #AnakJugaManusia yang ditulis oleh Angga Setyawan.

Berikut cara membandingkan anak yang disampaikan Angga melalui bukunya :

 

  1. Saat anak melakukan hal yang baik dan positif sekecil apapun itu harus kita apresiasi, meskipun hanya dengan pujian sederhana.
  2. Saat anak mau tidur di malam hari ulangi dengan jelas dan detail perbuatan baik yang telah ia lakukan seharian disertai dengan ucapan terima kasih. Akan lebih baik lagi jika pujian tersebut kita sertai dengan pelukan atau sentuhan kasih sayang
  3. Lakukan langkah pertama dan kedua secara rutin. Jika rutin dilakukan radar kita akan menjadi kuat sehingga dengan begitu kita bisa memasukkan memori ke anak tentang file berjudul berbuat baik.
  4. Pastikan anak memiliki banyak memori dengan judul file-file positif seperti berbuat baik pada saudara, rajin belajar, rajin membantu orang tua, tidak pelit, belajar mandiri dan lain sebagainya. Fungsinya adalah saat anak kita melakukan hal buruk kita tidak perlu lagi marah-marah atau membanding-bandingkannya dengan anak lain karena kita sudah mempunyai senjata atau alat bantu yang berupa file-file positif di memori anak. Dengan begitu kita tinggal memanggil memori yang pernah kita tanam sebagai perilaku-perilaku baik saat anak berperilaku tidak baik.

Contoh, si kakak kemarin-kemarin mau meminjamkan mainannya ke adek. Kita pun sudah memasukkan folder "senang berbagi" tersebut dalam memori anak.

Ketika hari ini kakak tiba-tiba tidak mau berbagi mainannya kita tinggal memanggil memori tersebut.

"Kakak kemarin pinjamin adek mainannya, kan? Kenapa sekarang tidak mau? Masih ingat pesan bunda kan, kalau mau jadi anak yang baik, harus senang berbagi tidak boleh pelit"

Jadi ketika anak berperilaku negatif atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita tinggal ingatkan ia pada perilaku baik yang pernah ia lakukan sebelumnya.

Begitulah teknik membandingkan anak yang efektif yaitu dengan dirinya sendiri saat pernah berperilaku baik.

Memang, dilihat dari sisi manapun, tidak ada manfaatnya sama sekali membandingkan anak dengan orang lain.

Namun setidaknya masih ada cara membandingkan anak yang berdampak positif yaitu dengan dirinya sendiri saat melalukan perbuatan baik.

Teknik yang saya ulas di atas bisa menjadi solusi bagi orang tua yang suka membanding-bandingkan anak. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Referensi : Buku Anak Juga Manusia (Angga Setyawan)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image