Meraih Berkah Melalui Bumi Raflesia Mengaji
Agama | 2023-03-02 18:12:26Fitrahnya umat Islam selalu cenderung untuk menuju kebaikan. Pantaslah jika Allah menganugerahkan umat Islam dengan predikat umat terbaik. Apalagi yang menjadi pelopor kebaikan bagi rakyatnya adalah penguasanya sendiri. Sebab penguasa memang selayaknya menjadi pelindung dan pemelihara rakyatnya. Penguasa yang baik selalu menjaga kualitas keIslaman warganya. Demikian juga halnya penguasa Bumi Raflesia terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Setelah sukses melaksanakan program Bengkulu kota hadits yang dipelopori walikota Bengkulu Helmi Hassan, gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menargetkan hingga akhir 2023 seluruh Aparatus Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu bebas buta huruf al Qur'an. Beliau menyebutkan bahwa untuk melaksanakan program tersebut, dirinya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) agar seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaksanakan tes mengaji untuk seluruh ASN. Saat ini seluruh ASN menjalani uji tes membaca Al-Qur'an oleh OPD masing-masing dan nantinya OPD tersebut melaporkan berapa jumlah ASN yang buta huruf pada 7 Januari 2023. Untuk ASN yang buta huruf nantinya akan disediakan kelas khusus mengaji di Mesjid Alif Lam Mim di lingkungan Pemrov Bengkulu, sehingga akhir 2023 tidak ada lagi ASN yang buta huruf Al-Qur'an.
Meskipun mayoritas rakyat Bengkulu Bengkulu, ternyata masih banyak masyarakat di sana yang belum bisa membaca Al-Qur’an atau buta huruf Al-Qur’an. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya mendapatkan Al-Qur’an khususnya bagi masyarakat di daerah pedalaman, seperti yang ada di Kabupaten Seluma dan juga pulau terluar yang ada di provinsi Bengkulu yaitu Pulau Enggano.
Dengan kondisi demikian, bagaimana mungkin masyarakat Bumi Raflesia dapat memahami isi kandungan Al Quran. Padahal mahir membaca Al Quran merupakan modal dasar untuk menuju langkah selanjutnya yaitu memahami Al Quran.
Apalagi jika dikaitkan dengan penerapan Al Quran di Bumi Raflesia. Ternyata Al Quran belum membumi di wilayah ini. Terbukti banyak sekali pelanggaran hukum-hukum Al Quran yang dilakukan oleh warganya. Banyaknya kasus incest, LGBT, kekerasan terhadap perempuan, narkoba, miras, tingginya perceraian juga eksploitasi SDA oleh oligarki serta sederet panjang kemaksiyatan yang terjadi di Bumi Raflesia. Sesungguhnya ini semua menunjukkan Al Quran belum diterapkan sepenuhnya di provinsi Bengkulu.
Untuk mendapatkan berkah Al Quran, tentu saja tidak cukup hanya dengan memperlancar bacaan Al Quran. Walaupun Allah memberikan banyak pahala kepada para pembacanya. Dijelaskan bahwa setiap huruf yang dibaca akan diganjar dengan sepuluh ganjaran. Tentu sangat banyak pahala yang akan diterima jika satu kali bacaan saja kita membacanya satu halaman.
Rasulullah Saw pernah bersabda "Barangsiapa membaca satu huruf dari kita Allah SWT (Al-Quran) maka akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan di balas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf." (HR. At Tirmidzi)
Namun semua itu terasa lebih sempurna jika Al Quran dipahami bahkan diterapkan secara keseluruhan dalam semua aspek kehidupan mulai level individu hingga negara. Penerapan al Quran secara utuh atau kaaffah adalah ciri dari ketaqwaan paripurna. Mereka yang bertakwa tentu tidak akan senang jika Al-Qur’an sekadar dibaca dan dikhatamkan. Mereka akan berjuang agar Al-Qur’an bisa benar-benar diterapkan dalam kehidupan.
Allah Ta'ala berfirman,
“Alif Laam Miim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 1—2)
Bengkulu dengan segala potensi SDA dan keindahan alamnya merupakan karunia Allah Yang Maha Kuasa. Apalagi rakyat Bengkulu mayoritas beragama Islam. Semua itu berkat dakwah Islam yang masuk ke Bengkulu sekitar pada tahun 1500 an dan mulai berkembang pesat pada sekitar tahun 1600 an. Dakwah Islam masuk ke Bengkulu melalui beberapa jalur, di antaranya melalui Sumatera Barat, Sumatera Selatan (Palembang), dan interaksi Bengkulu dengan kerajaan Banten Islam di tanah Jawa. Artinya rakyat Bengkulu telah tercelup dengan penerapan Al Qur'an lewat dakwah Islam sejak dahulu kala. Tentu bukan hal yang aneh jika penguasa Bengkulu menginginkan Bengkulu dan rakyatnya hidup dalam keberkahan Al Qur’an dengan mengaji Al Quran, mengkajinya serta menerapkannya di setiap sendi-sendi kehidupan.
Bahan bacaan :
https://wakafquran.org/memberantas-buta-huruf-al-quran-di-bumi-raflesia-bengkulu
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.